Camping

737 76 2
                                    

Hari Jum'at. Hari yang sudah di tentukan oleh sekolah untuk melaksanakan camping. Aku sudah siap. Dengan tas ransel setinggi bahuku. Mama juga sedang memanaskan mobil. Setelah menenggak segelas susu. Aku berjalan menuju keluar rumah. Menemui Mama yang sedang berada di dalam mobil.

"Nay? Udah siap semua? Obat-obatan, makanan, selimut, jaket?" tanya Mama mengabsen semua barang-barang yang ku perlukan.

"Udah semua Ma."

"Syukur deh kalau gitu. Ayo berangkat," ucap Mama membukakan pintu mobil.

Kami masuk kedalam mobil. Mama mulai menjalankan mobilnya. "Entah kenapa, dari sebelum kamu berangkat. Mama ada firasat buruk deh," ucap Mama menatap jalanan di depan.

Aku masih diam, menyimak perkataan Mama. "Mama tuh gak tenang. Kamu tinggal di hutan gitu, gak ada apa-apa."

"Ma, ' kan rame-rame. Gak Nayang sendiri," ucapku akhirnya.

"Nak Angga ikut 'kan?"

"Ikut Ma. Ada Angga, Nayang gak akan kenapa-napa." Aku mencoba menyakinkan Mama.

"Ah syukur deh, kalau dia ikut." Mama dan Papa memang sudah menyetujui hubungan kami. Bahkan Papa sangat suka dengan sosok Angga. Begitu juga dengan Mama yang selalu kepo dengan hubunganku.

Tidak terasa. Kami sudah sampai di sekolah. Ada sekitar 5 Bus, dan juga jalanan yang begitu ramai karena banyak orang tua yang mengantarkan anaknya. "Keknya kita parkir di sana aja deh. Soalnya di sini rame," ucap Mama memutar balikkan mobilnya.

Aku hanya menurut. Toh juga gak berpengaruh bagiku mau parkir di mana juga. Setelah beberapa menit, Mama sudah berhasil memarkirkan mobilnya. Kami pun turun dari mobil. Dan berjalan sedikit jauh dari parkiran.

Aku dapat melihat, Angga dan teman-temannya di sana sedang berbincang. Lalu detik itu juga pandangan kami bertemu. Saling lempar senyum, itu yang kami lakukan. Angga malah berjalan ke arah kami, aku dan Mama.

"Selamat pagi tante," ucap Angga sopan mencium  tangan Mama.

"Eh nak Angga. Selamat pagi," balas Mama. Mama dan Angga malah asyik berbincang. Aku hanya dia dengan tangan yang melipat di depan dada.

"Jadi Mama aja yang di sapa?"

Keduanya, Mama dan Angga menengok kearah ku. "Ternyata sedari tadi ada lo, Nay, " ucap Angga pura-pura tidak melihatku.

"Dih, ngeselin!"

Angga tertawa, begitu juga dengan Mama. "Nayang ini cemburuan 'ya Ngga?" tanya Mama.

"Iya tante, banget." Angga tertawa hal itu membuat pipi ku memerah karena malu.

"Nayang itu persisi seperti Papanya. Suka cemburuan," ucap Mama. Aku semakin mengerucut bibirku.

"Oh iya nak Angga. Tante titip Nayang yah, jagain dia... " ucap Mama kepada Angga.

"Iya tante. Tanpa tante minta juga saya bakalan jagain Nayang," balas Angga. Mama tersenyum mengangguk.

"Nay, kalau gitu Mama pulang 'ya. Ada beberapa pekerjaan yang harus Mama kerjakan." Aku menganggukkan kepala. Mama mencium keningku.

Me and Mr. XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang