Angga benar-benar melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Aku semakin mengeratkan pelukan pada tubuhnya, ku pejamkan mata menikmati semilir angin yang menerbangkan rambutku. Sampai akhrinya, aku merasakan motor Angga berhenti.
Ku tatap sekeliling tempat yang sungguh sangat asing di depan ku. "Gue mau pulang." kata ku begitu melihat tempat yang sangat asing ini.
"Kita harus bicara," ucap Angga. Aku diam, "Dengerin gue." kata Angga memengang bahu ku untuk menghadap kearahnya.
"Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo Nay." ujar Angga membuat ku menatap lelaki itu.
"Tap--"
Belum sempat aku menruskan apa yang akan ku katakan, Angga sudah memeluk tubuhku erat. "Maafin gue, bukan maksud gue buat begitu." Angga berbisik. "Gue serius, gue nggk ada hubungan apa pun sama Cantika." lanjutnya, aku masih diam.
"Buat apa Nay, kalau gue cuma mainin lo, gue enggk akan senakat itu untuk jadi orang yang selalu ngawasi lo. Kalau gue cuma jadiin lo mainan, gue enggk akan melakukan semua ini sama lo." jelas Angga, aku terdiam.
"Oke emang bener, lo liat gue jalan sama Cantika, tapi bukan berarti gue lupa sama lo Nay, gue suka sama lo udah sedari dulu. Dari pertama kita jadi murid baru di sekolah." tambah Angga menatap mata ku.
Aku membalas tatapan mata Angga, lalu memeluk lelaki yang berdiri di depanku itu. "Gue...gue kangen sama lo." lirih ku memeluk Angga, tak berapa lama, Angga membalas pelukanku.
"Gue lebih, lebih kangen sama lo." balas Angga.
Angga mengeratkan pelukannya. Kami berpelukan cukup lama. Hingga kami saling melepaskan satu sama lain. Angga menatapku, tangannya terulur untuk menghapus jejak airmata ku.
Lalu ia mencium kening ku, "gue cinta sama lo Nay, jangan pergi lagi dari hidup gue." lirih Angga.
"Will you be my girl friend?" kata Angga menatap ku, ku balas tatapan mata Angga.
Semakin dalam aku menyelami iris mata hitam itu membuat ku tahu bahwa tidak ada kebohongan di sana. "Yes I Do." lirih ku, memalingkan wajah agar Angga tidak mengetahui betapa meronanya pipi ku.
Angga mengambil tangan ku yang berada di pangkuanku. Lalu lelaki itu mencium beberapa kali tangan ku. "Gue enggk akan kecewain lo Nay, gimana pun." kata Angga lalu memeluk ku lagi.
Apa yang di jelaskan oleh Angga dapat ku terima dengan nalar. Benar, jika Angga tidak benar-benar mencintai ku, tidak mungkin jika lelaki itu akan melakukan berbagai cara agar dia dekat dengan ku.
Angga adalah sosok Mr. X yang selama ini selalu memberi ku kejutan serta melindungi ku. Angga tidak mungkin melakukan itu jika dirinya tidak benar-benar mencintai ku.
Aku mendongak, menatap kearah Angga. Angga tersenyum, lelaki itu mengelus kening ku lembut. "Kenapa, hm?" tanya Angga.
"Gue juga cinta sama lo." lirih ku, menatap Angga.
"Lo tahu perasaan gue Nay, dan perasaan gue ke lo lebih dari yang lo tahu." balas Angga, tangannya memengang kedua pipi ku. Lalu mencium kening ku.
"Maaf, pernah buat lo kecewa." kata Angga menatap ku.
"Maaf karna gue juga keras kepala." kata ku menunduk.
Angga tersenyum, lalu membelai wajahku. "Gue sayang sama lo." ucap Angga sebelum akhirnya mencium kening ku.
"Gue juga sayang sama lo." lirih ku, lalu memeluk Angga.
***
Aku dan Angga masih duduk, di rumput hijau dengan semilir angin yang menerbangkan rambutku, kepala ku bersandar pada bahu Angga. Sementara Angga memeluk pinggang ku posesif.
"Kenapa hm?" tanya Angga.
"Gue nggk suka, liat lo deket Cantika." kata ku jujur. Angga mengulas senyum.
"Apa yang membuat lo nggk suka gue deket-deket sama Cantika?" tanya Angga menatap kedua mata ku.
Aku mengalihkan pandangan ku. "Nggk pa-pa nggk suka aja." kilah ku.
"Nay, tatap mata gue." ujar Angga mengangkat dagu ku. Dengan terpaksa aku menatap mata Angga.
"Kenapa?" ulang Angga.
"Karna...?"
"Cemburu Hm?" Angga terkekeh, mengejek ku. Aku mengelembungkan pipi, menahan kesal.
"Dia cuma mantan gue Nay." ucap Angga menyandarkan kepalanya pada bahuku.
"Mantan terindah." cibir ku, membuat Angga tertawa.
"Siapa bilang? Hm?" tanya Angga.
"Banyak yang bilang, teman-teman gue misalnya." jawab ku.
"Lo tahu kenapa gue putus sama Cantika?" tanya Angga, aku mengelengkan kepala ku tidan tahu.
"Cantika selingkuh, dan dia ninggalin gue. Jadi dimana mantan terindahnya?" tutur Angga, membuatku diam.
"Kalau ada mantan terindah, nantinya mantan terindah gue itu lo Nay." ujar Angga tanpa melihat ku.
"Kok gue?" tanya ku bingung.
"Kan kalau nanti kita nikah, lo jadi mantan pacar gue. Nah itu baru mantan terindah." ujar Angga membuat pipi ku merah.
"Ihhh, gue kira kita mau putus." kesal ku membuang wajah, agar Angga tidak melihatnya.
"Hahahaha, gue enggk mau putus dari lo Nay." kata Angga, siang itu kita. Aku dan Angga bersama menikmati pemandangan.
Dengan status baru tentunya, semoga. Apa yang aku doakan dan apa yang di doakan oleh Angga menjadi kenyataan. I love you Mr. X
●●●●
VOTE + COMMENT
SEMAKIN BANYAK COMMENT
SEMAKIN CEPAT UPDATE.FOLLOW IG AKU
@mya.ng04FOLLOW AKUN
WATTPAD KU JUGA.MAAF KUEN TYPO!
MAYANG😎
8 DESEMBER 2019
❤❤❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Mr. X
Teen FictionBerawal dari sebuah surat dari seseorang yang menamai dirinya sebagai Mr. X Nayang Kartika, siswi di SMK Lampung. Pandai, dan memiliki beberapa sahabat yang selalu menemaninya. Nayang selalu mendapatkan sepucuk surat, berserta boneka dan beberapa b...