Pantai

1.3K 117 0
                                    

Kami sampai di sebuah pantai, aku turun dari motor Angga. Menghirup segar udara di sini. Aku melebarkan tangan, ketika angin menyambut kami. Aku menatap sekeliling pantai yang memang ramai.

Ku lirik Angga di samping ku, lelaki itu tersenyum kearah ku. Tangan nya mengenggam tangan ku, lalu membawa ku pergi kearah pantai.

"Lo suka?" tanya Angga, aku tersenyum.

"Iya gue suka." jawab ku, Angga pun tersenyum senyum nya sangat manis.

Kita berhenti di sebuah kedai es kelapa muda. "Pak kelapa muda nya 2." kata Angga memesan Kepala muda.

"Aduh maaf mas, kelapanya tinggal 1." ujar penjual kepala muda. Angga menatap ku.

"Ya udah pak satu aja." balas Angga, aku mengedarkan pandangan ke seliling pantai. Penjual kepala muda di sini tidak banyak hanya ada 3 kedai.

Yang satu tidak berjualan, dan yang satu ada di ujung sana. "Ini mas pesanannya." ucap Penjual Kelapa muda memberikan sebuah kelapa muda berwarna hijau.

Angga menyerahkan uang kepada penjual itu. Kami berjalan untuk mencari tempat strategis, untuk menikmati pemandangan pantai ini.

"Nih lo yang minum." kata Angga memberikan kelapamuda itu kepada ku.

"Ah nggk usah, lo kan yang beli." ujar ku sembari tersenyum.

"Nggk mau, kalau lo nggk minum. Gue juga nggk minum." jawab Angga meletakan kelapa muda itu di samping ku.

"Tapi, kalau gue minum. Lo juga harus minum ya!" kata ku, sembari memengang kelapa muda tersebut.

Aku meminumnya sedikit, setelah itu ku berikan kepada Angga. "Nih minum." perintah ku. Angga menerima nya dengan sepenuh hati. Lelaki itu lalu meminum kelapa muda yang ku berikan.

Aku membulatkan mata ku, ketika melihat Angga meminum kelapa muda itu dengan pipet yang tadi ku gunakan. "Lo minum bekas gue?" tanya Ku menatap Angga. Lelaki itu sedikit melirik ku, Angga melepas bibir nya pada pipet.

"Iya, emang kenapa?" tanya Angga santai.

"Lo tahu? Itu tandanya, secara nggk langsung kita ciuman." kata ku menatap Angga yang sekarang tersenyum.

"Terus kenapa?" ujar Angga menatap ku, Aku terdiam. Iris mata hitam nya menghipnotis ku.

"Eum, itu tanda nya lo ngambil firts kiss gue." kata ku gugup.

Angga menyibakan anak rambutku, lelaki itu mendekatkan wajah nya dengan wajah ku, tatapan matanya mengunci tatapan mataku. Aku hanya membulatkan mataku, dangan tangan yang memengang dada Angga.

"Om, tante ngapaian!" suara itu, membuat Angga menjauhkan wajah nya dari wajah ku yang hanya tinggal sejengkal.

Aku bernafas lega, melihat anak lelaki kecil mengambil bola di depan kami. "Hay adek, nama adek siapa?" sapa ki ramah.

"Aku Haikal." kata anak kecil itu.

"Haikal." panggil  dari arah sana, perempuan itu berjalan kearah kami.

"Maaf ya nak, Haikal menganggu kalian." ujar perempuan itu ketika sampai si depan kami.

"Eum, tidak apa apa bu." jawab ku seadanya, perempuan itu tersenyum. Lalu membawa Haikal pergi. Aku menatap kepergian nya, ternyata Haikal kesini bersama Ayah dan Ibunya.

Aku melirik sekilas Angga, lelaki itu tangah tersenyum dengan tatapan sama. Menatap kearah keluarga kecil Haikal.

"Lo kenapa sih?" tanya ku menyenggol lengannya.

"Gue lagi bayangin, Haikal itu anak gue. Terus mereka yang disana, gue, istri gue, dan anak gue." kata Angga, sontak aku tertawa.

"Kenapa ketawa?" tanya Angga heran.

"Lucu aja. Lo udah bayangin mereka itu keluarga kecil lo kelak. Tapi lo kan nggk punya pacar." ledek ku kepada Angga, sembari tertawa.

"Lo ngejek gue?" kata Angga, aku masih tertawa. Angga mendekat kearah ku, sembari mengelitiki perut ku.

Geli, sangat geli. Aku terjatuh di pasir, Angga sedikit meninpah ku, dengan tangan yang masih mengelitiki perut ku. "Angga, ampun..." kata ku di sela sela suara tawa ku.

Angga mengentikan aksi mengelitiki nya lelaki itu menjatuhkan tubuhnya di samping ku. Kini giliran aku yang mengelitikinya. Entah bagaimana, aku jatuh di dada Angga. Bola mata ku menatap matanya. Angga juga menatap ku.

"Nay, jadian yuk." kata Angga, aku mencerna setiap kata yang di ucapkan oleh Angga.

"Ja...jadian?" beo ku, Angga mengangguk, tangan nya mengelus puncak kepala ku.

Lelaki itu sedikit menundukan wajahnya, untuk mencium keningku. Posisi kita masih sama, Angga di bawah, dengan aku yang terjatuh di atasnya.

"Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo Nay. Jadi bagian dari hidup gue ya?" pinta Angga menatap kedua mata ku. Aku dapat melihat ketulusan dalam matanya, aku dulu juga sempat merasakan. Ternyara benar Angga memiliki perasaan lebih kepada ku.

Aku bingung, bingung dengan perasan ku. Aku tidak mau, menjalin hubungan jika salah satu di antara kita tidak memiliki perasaan. Dan untuk sekarang, aku masih bingung dengan perasaan ku terhadap Angga.

Aku bangkit dan menududukan tubuh ku, begitu juga dengan Angga. Kita duduk dengan posisi berhadapan. "Maaf Ngga, gue masih bingung. Bingung dengan perasaan gue." ujar Ku menatap Angga, Angga tersenyum lelaki itu mengelus pipi ku.

"Gue ngerti, mungkin gue juga terlalu cepat buat bilang nya." ucap Angga.

"Yang penting lo udah tahu, gimana perasaan gue Nay. Gue cinta sama lo." lanjut Angga memeluk ku. Aku membalas pelukannya. Lelaki itu mencium pelipisku, sembari megelus bahu ku sayang. Aku dapat merasakn kasih sayang yang di berikan oleh Angga.

"Tapi Ngga," kata ku terpotong karna Angga yang melepaskan pelukan kami. Angga memandang ku lekat. "Buat gue yakin, yakin sama perasaan lo. Buat gue cinta sama lo." lanjut ku, sembari tersenyum.

Tanpa menjawab, Angga memeluk ku lagi. Kali ini, lelaki itu menjatuhkan kepalanya di bahu ku. Beberapa detik kemudan dia menatap ku, "Gue bakal bikin lo cinta sama gue Nay." ucap Angga.

"Gue yakin, bisa buat lo cinta sama gue." lanjut Angga masih menatap ku.

"Buktikam semua itu," kata ku sembari tersenyum. Sore itu, kami aku dan Angga memang tak saling mengikat diri. Tapi kami salin membuka hati, agar lebih meresapi perasaaan.

●●●●

VOTE + COMMENT.
SEMAKIN BANYAK COMMENT
SEMAKIN CEPET UPDATE

FOLLOW IG AKU
@mya.ng04

FOLLOW AKUN
WATTPAD KU JUGA!

MAAF KUEN TYPO!



MAYANG😎
01 NOVEMBER 2019
❤❤❤❤

Me and Mr. XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang