Hujan rintik rintik membuat kami, Aku dan Angga berhenti di sebuah halte. Baju Angga sedikit basah begitu juga dengan baju ku. Semilir angin menerpa tubuh kami. Angga melirik ku, "dingin?" tanya Angga menatap ku.
Aku mengangguk, memang benar hawanya sangat dingin. Angga merapatkan tubuhnya pada tubuhku. Lelaki itu melepas jaketnya, lalu di letakan di paha ku yang terlihat.
Kami saling berpandangan, "besok besok jangan pakek celana kayak gini. Gue nggk suka." kata Angga, seperti terhipnotis aku hanya mengangguk.
Hujan semakin deras, kami kedinginan. Aku memejamkan mata ku, mata ku terbuka ketika Angga memeluk tubuh ku. Kami saling melempar pandangan. "Masih dingin?" tanya Angga.
Aku mengelengkan kepala ku. Angga tersenyum, lelaki itu memeluk tubuh ku erat. Aku menyandarkan kepala ku pada bahu Angga. Menikmati rintik hujan yang semakin deras menguyur bumi.
Hari mulai petang, hujan belum juga reda. Kami masih berpelukan. "Lo laper nggk?" tanya Angga.
"Laper sih tapi kan masih hujan." jawab ku.
Angga melirik kanan kiri, melihat di seberang jalan ada kedai makanan. "Itu ada kedai makanan. Mau makan di sana?" tanya Angga Lagi sembari menunjuk sebuah kedai di sana.
"Eum, boleh deh. Tapi hujan nya gimana?" tanya ku, menatap Angga.
"Gampang." kata Angga berdiri aku ikut berdiri.
Jaket yang tadi berada di paha ku, kini di gunakan sebagai payung oleh kami. Angga memayungi tubuh ku dan tubuh Angga. Kami berjalan menuju kedai secara pelan pelan.
Tangan ku melingkar pada pinggang Angga. Agar tak tertinggal langkah panjangnya. Setelah berjalan menuju kedai dengan penuh perjuangan. Kami pun sampai pada kedai itu.
"Bu soto nya dua, minumnya teh manis dua yang anget." kata Angga. Kami duduk berdampingan.
"Lo pakek jaket gue." ujar Angga memakai kan jaket Angga pada tubuh ku.
"Makasih." jawab ku, Angga tersenyum. Aku pun memeluk tubuh Angga.
"Nggk adil kan kalau gue anget, tapi lo yang punya jaket kedinginan." Kata ku memeluk erat Angga.
Angga tersenyum lelaki itu mengusap rambut ku yang basah. "Makasih, untuk hari ini. Dan untuk semuanya." ucap Angga.
"Boleh gue cium kening lo?" tanya Angga. Kami saling menatap, aku pun mengangguk.
Angga mencium kening ku, rasanya hangat. Dan jantung ku berdetak lebih kencang. "Gue sayang sama lo Nay." kata Angga ketika melepas ciuman nya.
Tak berapa lama pesanan kami datang. Kami pun mulai menyatap makanan yang sudah kami pesan.
****
Angga menurunkan ku di depan rumah ku. Walau pun hujan hanya rintik rintik tapi kami tatap nekat untuk pulang. "Langsung mandi, gue takut lo sakit." ujar Angga.
"Iya, lo juga." balas ku.
"Gue pukang dulu, terimakash untuk hari ini. Selamat malam." ucap Angga tersenyum. Aku mengangguk.
"Selamat malam kembali." balas ku. Angga pun pergi dari hadapan ku.
Aku masuk kedalam rumah, di ruang keluarga sangat ramai. Ternyata ada tante Yana dan Om Hutomo dan si kecil Dania. "Assalamulaikum." aku memberi salam ketika masuk kedalam rumah.
"Walaikumsalam." jawab mereka semua.
"Baru pulang Nay." tanya Mama.
"Iya Ma, tadi kejebak hujan." jawab ku mencium tangan mereka satu persatu.
"Habis minguan ya, sama pacarnya?" goda Om Hutomo.
Aku hanya tersenyum malu. "Jadi kamu pacaran sama Lelaki tadi Nay?" tanya Mama.
"Bukan Ma, Angga cuma teman Nay." jawab ku.
"Muhamad Ar-rangga Nay?" tanya tante Yana.
"Iya, tan."
"Wah tante setuju kalau Nayang sama dia. Anak nya itu sopan lo Nav, ganteng, pinter lagi, yang bikin salut itu, sholat nya rajin." kata Tante Yana kepada Mama.
Mama hanya menganggukan kepala nya mendengar perkataan tante Yana. "Danisa, sama tante yuk." ajak ku kepada Danisa.
"Kamu udah makan Nay?" tanya Bang Juan aku mengangguk.
"Kamu jagain Danisa dulu ya. Kami mau makan. Danisa tadi juga udah makan kok." sambung Mama, aku mengangguk lagi.
Mereka semua makan, aku membawa Danisa kedalam kamar ku. Ku dudukan Danisa di karpet berbulu. "Danisa duduk di sini dulu ya, tante mau mandi. Oke cantik." kata Ku mengusap kepala Danisa.
"Babababa..."
Aku pun masuk kedalam kamar mandi, namun tidak mengunci pintu nya. Setelah mandi aku sudah mengenakan piyama, rambut ku masih basah. Danisa senang jika memberantaki kamar ku.
Lihat lah anak kecil itu, sekarang dia memainkan boneka-boneka ku. Aku berjalan menuju Danisa, mendudukan Danisa di pangkuan ku.
"Main apa sih sayang." kata ku mengelus kepalanya
"Babababababa......" jawab Danisa menunjukan boneka yang ia pengang.
"Cium tante." perintah ku, Danisa mencium pipi ku.
Tangan kecil Danisa memencet bagian perut boneka itu.
"I love you."
Aku terdiam mendengar kalimat itu terdengar dari boneka tersebut. Aku pun mengambil boneka lainnya. Lalu memencet bagian perut nya.
"I love you."
Lagi suara itu kembali terdengar. Aku mendekatkan perut boneka menekan nya lalu menempelkan pada telinga ku.
Tunggu dulu, suaranya seperti suara seorang yang ku kenal?
●●●●●
VOTE + COMMENT
FOLLOW IG AKU
@mya.ng04FOLLOW AKUN WATTPAD KU JUGA.
MAAF KUEN TYPO!
MAYANG😎
06 NOVEMBER 2019
❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Mr. X
Teen FictionBerawal dari sebuah surat dari seseorang yang menamai dirinya sebagai Mr. X Nayang Kartika, siswi di SMK Lampung. Pandai, dan memiliki beberapa sahabat yang selalu menemaninya. Nayang selalu mendapatkan sepucuk surat, berserta boneka dan beberapa b...