Hari Minggu, aku sedang merapihkan kamar ku. Kamar ku baru saja di renovasi, aku juga merubah design kamar ku. Saat ini aku sedang menata lemari keca di kamar ku. Di sana terdapat sekitar 100 lebih boneka yang beberapa bulan ini ku temukan di depan pintu.
Boneka itu dari Mr. X seorang yang entah siapa itu. Lelaki itu, sering memberi ku coklat dan juga Boneka. Secarik kertas pun ku tempel pada satu persatu bonekanya. Boneka nya memang tidak terlalu besar, hanya berukuran bola kaki, itu pun bola kaki plastik yang paling kecil.
Ku lihat, kamar ku tampak frash. Saat sedang asyik merapihkan sapu, alat pel serta beberapa peralatan lainnya. Mama masuk kedalam kamar ku. "Udah selsai Nay?" tanya Mama duduk di ranjang kamar ku.
"Udah Ma, gimana kamar Nay?" tanya ku kepada Mama. Mama tampak berpikir.
"Udah bagus kok. Oh iya Mama kesini mau bilang, di bawa ada teman mu." kata Mama, membuat ku menatap kearahnya.
"Teman? Anna? Elsa? Atu Gina? Kenapa nggk di suruh masuk kamar Nay aja." ucap ku.
"Bukan mereka sayang, tapi cowok yang sering nganterin kamu!" kata Mama menjawil hidung ku.
Cowok yang sering mengantar ku? Bukan kah itu Angga? "Maksud Mama Angga? Dia kesini Ma?" tanya ku. Mama mengangguk.
"Gih temuin dulu." saran Mama, Aku pun mengangguk dan berjalan menuju ruang tamu.
Dan benar saja, Lelaki itu sedang duduk di ruang tamu. Bersama Bang Juan, kakak kedua ku. "Angga?" sapa ku, Angga yang sedang tertawa pun melirik kearah ku.
"Hay Nay, " ujar Angga mengulas senyum.
"Ngapain? Kok nggk ngomong dulu?" tanya ku sembari duduk di samping Banh Juan.
"Hehehe, maaf nih ngengaggu lo ya?" tanya Angga sembari tertawa kecil.
"Enggk kok, cuma kaget aja." jawab ku jujur.
"Jadi Gimana?" tanya ku menatap kearah nya.
"Gue cuma mau ngajak lo jalan, lo ada waktu." ujar Angga sembari tersenyum.
"Udah sono jalan. Lo kan jomlo," kata Bang Juan sedikit mendoro bahu ku.
"Ah Abang diem deh." sergah ku. Membuat Bang Juan tertawa.
"Ya udah, tapi gue mandi dulu. Tadi sih udah mandi cuma nggk enak aja." kata ku, Angga mengangguk.
Aku pun pergi dari hadapan Angga untuk bersiap siap. Setelah setengah jam, aku sudah memakai baju. Rambut ku sedikit basah. Aku pun mengeringkan nya. Aku menggunakan kaos oblong pelangi, dengan celana jens setengah paha berwarna hitam.
Setelah rambut ku kering, ku cepol ke atas. Aku juga menjuntaikan poni ku. Setelah memakai sedikit liptint dan juga bedak tipis. Aku pun bersiap untuk keluar dari kamar. Tak lupa aku juga menyambar slingbag. Sampai di bawah, Angga hanya sendiri.
"Udah yuk." ajak ku, Angga menatap ku.
"Nggk izin dulu?" tanya Angga.
"Emang ada orang di rumah?" tanya ku, Angga mengelengkan kepalanya.
"Bang Juan emang keman?" tanya ku, Angga menatap ku, lelaki dengan hoodie hitam itu masih menatap ku.
"Ngga." panggil ku mengoyangkan lengannya.
"Ah Bang Juan keluar sama Istrinya." ujar Angga. Aku hanya mengangguk.
"Ya udah yuk." ajak ku, Angga beranjak lelaki itu menganggam tangan ku.
Setelah mengunci rumah, dan meletakan nya di temat biasa. Aku memakai helem dan duduk di jog belakang motor Angga. Sebelum Angga menjalankan motornya, lelaki itu menarik tangan ku, hingga melingkar di pinggang nya.
"Penganggan tangan bu boss, nggk mau jatuh kan?" ujar Angga mengulas senyum, aku tahu Angga tersenyum dari kaca spion.
"Oke pak Boss." jawab ku memeluk Angga. Angga melajukan motornya. Semilir angin siang ini cukup kencang. Matahari pun sama, sama sama unjuk gigi untuk memperlihatkan cahayannya.
"Makan siang dulu yuk Nay? Lo mau di mana?" tanya Angga sedikit keras.
"Di pojok indoapril ada tukang bakso enak. Situ aja." jawab ku dengan nada yamg sama.
Angga pun mengengas motornya untuk sampai di kedai Bakso. Mesin motor Angga di matikan. Angga sudah turun sementar aku masih duduk di atas motornya, karna ke susahan melepas helem.
Angga tersenyum, lelaki itu membantu ku melepes helem. Setelah berhasil, lelaki itu merapihkan poni ku. Tapi setelah ia rapih kan ia acak acak kembali poni ku.
Ku tiup poni ku, dengan bibir mengerucut. Angga tertawa, aku turun dari motor dan kami, masuk kedalam kedai Bakso. Kedai Bakso siang ini cukup ramai. Aku menghampiri pak Mamat, penjual Bakso.
"Pak, Nay mau pesen Bakso spesial nya dua." kata ku kepada pria paruh baya itu.
"Aduh neng, maaf nih yang spesial habis. Tinggal yang Jumbo." ujar Pak Mamat.
Kalau aku makan yang jumbo satu nggk habis. Karna porsi nya untuk dua sampai tiga orang. Tapi bukan kah aku kesini bersama Angga?
"Eh kalau gitu yang jumbo satu pak, minum nya jus jeruk 2." kata ku.
"Siap neng." ucap pak Mamat langsung membuatkan pesanan ku.
Aku menghampiri Angga yang masih sibuk dengan ponselnya. "Ngga yang special habis, gue beli yang Jumbo." kata ku
"Iya nggk pa pa, barengan kan?" tanya Angga, aku mengangguk.
Tak berapa lama, Pesanan kami datang. Sebelum mulai makan kami berdoa dulu. Kita makan dengan satu mangkok berdua. Angga sesekali menyuapi ku, dengan potongan bakso. Aku pun menerimanya, terkadang aku juga menyuapinya.
Siang itu, kami makan bakso bersama. Salaing suap layak nya sepasang kekasih.
●●●●●
VOTE + COMMENT.
SEMAKIN BANYAK COMMENT
SEMAKIN CEPET UPDATE.FOLLOW IG KU
@mya.ng04FOLLOW AKUN WATTPAD
KU JUGA.MAAF KUEN TYPO!
MAYANG😎
27 OKTOBER 2019
❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Mr. X
Teen FictionBerawal dari sebuah surat dari seseorang yang menamai dirinya sebagai Mr. X Nayang Kartika, siswi di SMK Lampung. Pandai, dan memiliki beberapa sahabat yang selalu menemaninya. Nayang selalu mendapatkan sepucuk surat, berserta boneka dan beberapa b...