10 - my heart

1.7K 272 55
                                    

Entah berapa kali Kyuhyun sudah menghela nafas dan mendengus tidak sabar. Dia bahkan berputar untuk membunuh waktu selama menunggu Kibum.

Kyuhyun sudah seperti anak hilang arah saja di perempatan itu.

Sudah hampir jam masuk kelas. Kyuhyun jadi semakin tidak sabar dan gelisah.

Bagus kalau Kibum bisa dihubungi. Tapi bahkan sms nya tidak dibalas.

Untuk yang terakhir kali Kyuhyun mencoba menghubungi Kibum. Sudah diputuskan jika tidak diangkat Kyuhyun akan berangkat sendiri.

Tapi keberuntungan itu datang diujung waktu. Kibum mengangkat panggilannya.

"Oi, Kibum! Kapan kau berniat berangkat? Aku sudah menunggu sampai kakiku hampir patah sebab berdiri lama!" Kyuhyun sudah mengomel. Dia bukannya takut terlambat hanya saja tidak suka dengan hukumannya. Andai keterlambatan tidak ada hukumannya.

Hening. Cerocosan Kyuhyun hanya disambut diam. Membuat Kyuhyun kikuk dan memeriksa ponselnya apakah benar tersambung atau tidak.

"Kibum? Kau berangkat, tidak?" Setelah memastikan sambungan, Kyuhyun merubah nadanya lebih wajar. Mungkin saja Kibum ini berhalangan.

"Kau belum sampai sekolah?"

Dari nada saja Kyuhyun sudah tahu Kibum berbeda. Membuat Kyuhyun jadi tidak enak hati.

"Ada apa? Kau sakit?" Kyuhyun mendadak perhatian.

"Kau masih di perempatan? Kau bisa terlambat. Cepat pergi."

Kyuhyun memutar mata. "Kau dimana? Aku berangkat kalau kau juga." Putus Kyuhyun. Firasatnya tidak enak saja.

"Kau mencemaskanku? Setan sepertimu bisa juga perduli pada orang lain?"

"Mulutmu Kibum. Katakan dimana kau sekarang?"

Hening cukup lama. Kyuhyun melihat ponselnya, masih terhubung, dan jam menunjukkan dia sudah telat.

"Kibum, aku sudah telat. Kau bolos, ya? Beri tahu aku dimana kau. Aku tidak mau bolos sendirian."

"Hn."

#

Setelah menulis alamat tempatnya berada, Kibum kembali termenung.

Pagi ini rumahnya kacau. Tidak ada ayahnya. Tidak ada ibunya. Hanya ada Donghae menduduki kursi makan. Diam dan kosong.

Kibum tentu bertanya pada kakaknya. Tapi hanya mendapati senyuman lirih. Tidak lama setelah itu ibunya berteriak dari kamar orang tuanya lalu disusul barang pecah.

Kibum keluar rumah dengan perasaan berantakan. Rupanya ayahnya tidak pulang semalam. Kedua orang tuanya kembali bertengkar.

Mereka pikir Kibum tidak tahu. Bagaimana dan seperti apa keluarganya.

Mereka bukan sekumpulan yang harmonis. Tidak berbagi tawa tapi menjaga keluarga demi anak-anak. Itu poin baiknya.

Berlangsung bertahun-tahun seperti itu sampai Kibum yang awalnya tidak tahu menjadi tahu.

Kibum tidak mengerti bagaimana keduanya masih bisa menjalani keluarga ini jika memang mereka terluka. Tapi bersyukur juga karena itu dia masih memiliki keluarga yang utuh.

Beberapa waktu belakangan keadaannya membaik. Kibum pikir itu akan baik-baik saja.

Tapi lagi dan lagi semua kembali seperti awalnya.

Kibum merasa dipermainkan.

"Kibum!"

Kibum menoleh. Kyuhyun berjalan lebih cepat untuk sampai di tempatnya duduk. Lalu menjatuhkan diri begitu saja. Nafasnya cepat dan berkeringat.

BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang