53 - di jalan bersama

1.6K 279 53
                                    

Kyuhyun masih mendapati pintu rumah terkunci. Tapi di sana ada Jungsoo. Seolah sengaja menunggunya pulang. Kibum yang mengantar pun dibuat heran, kenapa ayahnya ada di teras rumah Yeonsa.

"Ada apa?" Kyuhyun bertanya saat sampai di depan Jungsoo.

"Ak,"

"Mama belum pulang? Masih dikunci."

Kemudian terkejut saat Jungsoo menunjukkan kunci rumah mereka di genggamannya. Kyuhyun menatap bingung.

"Yeonsa menitipkan ini. Mungkin kau membutuhkan beberapa barang di rumah ini. Jad,"

"Mamaku di mana, paman?" Kyuhyun bertanya dengan tatapan datar. Tubuhnya mendadak beku dan firasatnya semakin kuat.

Jungsoo bergerak. Tangan yang baru dia angkat untuk menyentuh Kyuhyun hanya mendapati udara kosong saat Kyuhyun lebih memilih menyambar kunci di tangannya lalu dengan tidak sabar mencoba membuka pintu rumah.

Kibum membaca situasi. Menerka apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian menyimpulkan. Putusan pengadilan mungkin menguntungkan kedua orang tuanya. Senyumnya hampir terbit sebelum pupus begitu matanya bertatap dengan iris Jungsoo.

"Kyuhyunie," Jungsoo berbalik menyusul Kyuhyun memasuki rumah. Dilihatnya Kyuhyun berlari brutal menerobos sebuah pintu. Menyeru mamanya berulang kali. Saat keluar lagi ke depannya, dengan wajah berantakan oleh air mata dan ketakutan, Jungsoo tahu Kyuhyun merasa ditinggalkan.

"Mamaku di mana?"

Kibum menyusul masuk. Namun hanya diam menyaksikan bagaimana Kyuhyun bertanya pada ayahnya.

"Paman, mamaku, di mana mamaku?"

Jungsoo memejam. Menguatkan diri sendiri. Maju selangkah. Meraih kedua bahu Kyuhyun.

"Dengarkan aku. Dan jangan salah paham." Berujar pelan namun jelas. Mencoba menarik atensi mata Kyuhyun yang bergerak liar. "Pengadilan sudah memutuskan. Kuanggap itu yang terbaik. Setelah sidang Yeonsa sudah bersiap pergi." Jungsoo bisa merasakan tubuh Kyuhyun menegang, menahan nafas. Dan kedua iris mata itu sukses menyipit.

"Jangan berbohong, paman. Mama tidak mungkin meninggalkanku. Dia bilang akan mempertahankanku."

"Tidak, Kyu. Kau akan tinggal bersamaku dan kedua saudaramu."

Kyuhyun menggeleng keras. Menyentak kedua lengan Jungsoo lalu menjauh. "Aku tidak mau! Aku akan di sini! Jika pun mama pergi aku akan menunggunya!"

"Kyuhyun-ah."

Kyuhyun hendak berbalik namun Jungsoo menangkapnya. Mendekapnya kuat lalu menyeretnya menuju pintu.

"Tidak mau! Aku tidak ingin pergi!" Kyuhyun memberontak. Namun tubuhnya jelas lebih kecil dari Jungsoo.

"Kau akan menunggu. Tapi tidakndi sini. Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian."

"Aku ingin bersama mama!" Jerit Kyuhyun sudah penuh air mata. Dia hanya ingin bersama Yeonsa. Bukan siapapun. Sekalipun mereka keluarga kandungnya. Tapi yang lebih menyakitkan adalah Yeonsa pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun padanya. "Mama! Mama!!" Kyuhyun meraung dalam tangis. Tubuhnya meluruh ke lantai dengan Jungsoo. Pria itu terua memeluknya di belakang. Menekan kepalanya hangat.

"Jangan menangis. Ini tidak akan lama. Kau hanya harus bersabar, hm. Sudah. Jangan menangis." Suara Jungsoo melembut. "Tidak apa-apa. Kami keluargamu, nak. Jangan menolak kami. Kami menyayangimu juga."

Kibum menunduk tidak tega. Padahal ini yang dia inginkan. Tapi melihat Kyuhyun yang memberontak sambil menangis dan Jungsoo yang menahannya dengan hati sama terlukanya, Kibum merasa dia yang paling egois. Merasa senang sendiri. Merasa menang sendiri.

BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang