Sesaat mereka keluar dari ruang sidang, menatap perih pada Hana yang digiring pergi, Jungsoo menghentikan Yeonsa yang berjalan keluar. Kemudian tidak dinyana siapapun dia menjatuhkan diri di sana. Menghantam lantai dengan kedua lututnya. Jungsoo mengiba pada Yeonsa.
"Beri kami kesempatan. Aku memohon belas kasihanmu, Yeonsa. Berikan waktu untuk kami bersama Kyuhyun. Berikan kami kesempatan untuk hidup bersama. Aku mohon." Jungsoo menunduk begitu rendah untuk meminta kemurahan hati wanita yang pernah dicintainya.
Meski Hana telah menebus kesalahannya dengan menjalani hukuman dan menunggu proses sidang untuk kasus 16 tahun silam, pengadilan tetap memutuskan menetapkan hak asuh Kyuhyun pada Yeonsa. Dengan berbagai pertimbangan dan apa yang sudah terjadi, pengadilan melihat Yeonsa lebih pantas untuk mengasuh Kyuhyun. Dan begitulah sidang itu berakhir.
Hangeng membenarkan letak kaca matanya. Menatap Jungsoo prihatin. Seorang pria yang baginya telah gagal berkali-kali. Sangat menyedihkan. Kemudian netranya bersirobak dengan Yeonsa.
Tatapan wanita itu begitu sulit. Penuh kebimbangan. Juga cemas yang menumpuk. Hangeng rasanya paham apa kesulitan Yeonsa sekarang.
"Hak asuh atas Kyuhyun sudah ditetapkan Jungsoo."
"Aku tidak meminta hak asuh. Yang kuminta hanya waktu. Waktu untuk keluargaku memeluk Kyuhyun dalam lingkup kami. Tolong, Yeonsa, ijinkan Kyuhyun bersamaku. Biarkan kami menjadi keluarga meski sementara. Hanya itu setelah semua usaha yang kulakukan untuk memilikinya. Luka karena ditinggal Hana hanya bisa diobati Kyuhyun. Kumohon, Yeonsa. Aku sungguh-sungguh memohon padamu."
Yeonsa menatap ragu Hangeng kemudian Siwon yang selalu bersamanya. Dalam beberapa waktu dia berpaling dan memutuskan.
"Bangunlah." Pinta Yeonsa. Ragu Jungsoo tetap bangun dan tertegun melintat kunci disodorkan kepadanya. Menatap Yeonsa tidak paham.
"Aku harus pergi. Kupikir setelah sidang, jika aku menang, aku bisa langsung membawa Kyuhyun. Tapi, kau, Donghae, Kibum dan Hana pantas untuk mendapatkan kesempatan."
"Yeonsa..."
Yeonsa menelan ludah menurunkan pandangan. Mengerat kunci yang masih dalam genggaman. Ini berat untuknya. Tapi akan lebih berat jika dia membawa Kyuhyun. Di China, dia harus berjuang lagi. Demi tuan Kim. Demi Chan Lee. Demi Kyuhyun sendiri.
"Aku menitipkan Kyuhyun padamu. Pasti kembali! Aku akan kembali untuk membawanya lagi. Jadi manfaatkan waktu yang kuberikan baik-baik." Yeonsa tidak menahan air matanya. "Dia, kau tidak boleh lengah padanya. Tolong perhatikan dengan detail. Kau harus menjaganya. Jangan terlalu keras memarahinya jika dia berbuat nakal. Jangan membentaknya. Jangan menolak keinginannya. Jangan desak dia untuk bilang sakit saat dia merasa tidak baik, itu akan membuatnya semakin menutup diri. Dia," kalimatnya terhenti. Nafasnya keluar masuk dengan berat. Rasanya sulit. Ingin menarik lagi kata-katanya dan pulang. Dan membawa Kyuhyun serta. Tapi sekali lagi, sekali ini saja untuk yang terakhir kali dia akan berbaik hati pada Park Jungsoo.
Lantas Yeonsa menjejalkan kunci rumah pada Jungsoo. Berbalik kepada Siwon, meminta untuk dibawa pergi dari sana. Siwon tidak perlu berkata. Dia tahu apa yang perlu dia lakukan untuk mendukung Yeonsa. Sekalipun itu kejam untuk Kyuhyun. Anak itu tidak diberi tahu tentang ini. Jahat sekali.
"Kau yakin tidak pulang untuk melihat Kyuhyun dulu?" Tanya Siwon saat mobil telah melaju. Hangeng diam di belakang. Menyimak.
"Aku takut menjadi lemah saat melihatnya. Biarkan seperti ini. Lalu aku ingin tahu seberapa besar Kyuhyun membutuhkanku. Tidak. Tapi, untuk tahu seberapa berarti 'mama' ini untuknya."
"Jadi terima resiko saat kau ditolak olehnya, nanti." Sahut Hangeng menatap Yeonsa dari spion atas.
Yeonsa menatap keluar. Mengusap matanya yang lagi-lagi berair. Jika kelak Kyuhyun marah dan menolaknya, wajar. Apa yang dilakukannya sekarang sangat beresiko. Melukai hati Kyuhyun. Meninggalkannya dengan tega begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bond
Fiksi PenggemarPark Kibum yang tidak tahu Kyuhyun yang terlalu menyayangi sang Ibu Park Jungsoo yang menyimpan rahasia Park Donghae yang selalu melihatnya Dan dua wanita yang tersakiti