39 - jangan menangis

1.8K 289 57
                                    

Grak grak grak....

Suara roda brangkar memekakkan telinga. Memberi sensasi tegang di sepanjang lorong sepi di sebuah rumah sakit di dini hari.

Tangis Yeonsa tidak putus sejak meninggalkan tempat mengerikan satu jam lalu. Dadanya bahkan masih bertalu dengan kuat.

"Kyuhyunie," kakinya terus bergerak mengikuti ujung brangkar, selagi matanya terpaku pada wajah pucat Kyuhyun yang separuh wajahnya tertutupi masker oksigen. Turun ke bawah, tangan seorang tenaga medis menekan kuat daerah itu dengan kain kasa. Merah pekat, lembab, anyir.

Brangkar berisi Kyuhyun dimasukkan ke UGD. Yeonsa ditahan di depan saat hendak ikut masuk.

Tangis Yeonsa kembali pecah saat Siwon merengkuh kedua bahunya. Membawanya duduk.

"Dia akan baik-baik saja, kan, Siwon? Putraku tidak akan ke mana-mana. Dia akan pulang bersamaku."

Siwon mengerjapkan mata, tidak mampu menjawab Yeonsa selain merengkuhnya semakin dalam.

Luka tembak di dada. Dalam jarak itu mustahil peluru tidak sampai di organ vital. Siwon tahu, tapi tidak sanggup mengatakan terus terang. Menyerahkan segalanya pada tenaga medis.

Changmin berdiri tidak jauh dari UGD. Tangannya gemetar. Ini tidak biasa. Kedua kali dia mengalami hal ini. Dulu kakaknya. Mati karena kebodohannya.

Sekarang giliran orang yang baru saja bersedia menjadi temannya sekalipun tahu dia bukan orang baik.

Changmin masih tidak percaya dengan tindakan Kyuhyun. Seharusnya biarkan saja dia yang tertembak. Biarkan saja dia yang terluka. Dia sudah biasa dengan luka fisik. Dia akan mampu menanggung sakitnya. Dia dibesarkan dengan tempaan yang keras. Tidak jadi soal luka kecil atau besar. Changmin yakin bisa menerimanya.

Selain luka ini.

Rasa bersalah karena pengorbanan orang lain. Rasa sesak yang akan dia tanggung sampai mati.

Lemas. Tubuh Changmin merosot turun. Terduduk di lantai dingin lorong UGD. Hatinya sakit nan pilu.

Siwon melihat Changmin tanpa bergerak. Menyaksikan seorang mafia berdarah dingin itu menangis membuatnya takjub. Untuk pertama sejak dia mengenal Changmin, di matanya hanya sosok penerus yang tangguh dan keras. Changmin penerus yang sempurna bagi Jung. Tidak sangka akan menemukannya berderai air mata.

Siwon menarik Yeonsa semakin masuk ke dalam pelukannya. Kemudian terpekut menatap pintu UGD. Melanjutkan doa dalam hati.

#

Kibum tidak mampu tidur beberapa malam sejak tahu Kyuhyun diculik. Ada lingkaran hitam di bawah matanya. Dia ingin membantu tapi tidak tahu harus berbuat apa.

Aktifitasnya jadi kacau. Makannya tidak teratur. Belajar tidak fokus. Bahkan untuk berbicara saja enggan. Kecuali untuk bertanya perkembangan pencarian adiknya.

Di dalam rumah itu semua penghuninya seperti itu. Terlebih lagi Hana. Wanita itu sangat berantakan. Hampir tidak bergerak di dalam kamarnya. Menangis dan menolak makan. Jungsoo berusaha tegar begitu juga Donghae. Tapi tidak banyak pula yang bisa mereka lakukan dalam hati kalut.

Yang mereka mampu adalah saling menguatkan, tidak lepas doa dan menunggu kabar.

Jungsoo patut lega karena Siwon berjanji akan memberi mereka kabar tentang Kyuhyun sekalipun tahu masalah mereka dengan Yeonsa. Pria itu tidak menutup komunikasi.

"Kibum," Donghae memasuki kamar adiknya. Mendapati Kibum lagi-lagi terpekur kosong di atas tempat tidur. Kalau boleh jujur hati Donghae tidak setegar perilakunya. Ingin berhenti bekerja dan duduk saja meratapi Kyuhyun. Tapi dia anak sulung. Dia bertanggung jawab pada keluarga ini. Tidak boleh membebani Jungsoo sepenuhnya. Sebisa mungkin dia membantu sang ayah.

BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang