47 - jeruji harusnya terlihat

1.3K 234 35
                                    

Hana tidak tenang. Rasanya ingin saja dia berlari ke rumah Yeonsa. Bertemu Kyuhyun. Memeluk anak kandungnya. Merawatnya hingga sembuh.

Dia sudah menahan diri selama di rumah sakit. Setiap hari datang hanya untuk satu-dua jam bersama sang anak kandung. Waktu yang singkat tentu saja tidak membuatnya puas. Namun bagaimana lagi.

Hana tidak suka keadaan seperti itu. Tapi lagi-lagi dia harus menahan diri.

"Kyuhyun sudah dibawa pulang." Hana pergi ke kantor Jungsoo. Mengadu. Menunjukkan ketidak puasan atas sikap Hana membawa Kyuhyun pulang.

"Bagus. Jadi dia sudah sehat, kan."

"Ya. Tapi seharusnya Yeonsa mengatakan itu pada kita. Kita orang tua kandungnya. Aku berhak tahu kondisi dan apapun yang menyangkut Kyuhyun. Dia pulang dan seharusnya itu di rumah kita."

Berada begitu dekat dengan Kyuhyun beberapa waktu membuat Hana lupa akan penyesalannya. Hati keibuannya mulai menginginkan lebih. Putranya. Putranya. Dia yang lebih berhak. Dia yang lebih pantas.

"Aku tidak tahan Jungsoo. Sekarang aku yakin. Kyuhyun harus kita ambil. Kyuhyun harus kembali pada kita."

###

Siwon menjemput Yeonsa tepat jam 9. Sidang akan mulai jam 10. Mereka harus pergi lebih awal untuk mengantar Kyuhyun ke rumah Siwon. Dalam arti kata menitipkan.

"Kalau kalian hanya kencan, aku bisa di rumah saja. Menunggu mama pulang."

Kyuhyun enggan dititip-titip macam anak balita. Terlebih lagi di rumah Siwon. Bukan tidak suka rumah Siwon dan penghuninya. Dia hanya asing. Sekalipun Yeonsa telah resmi dilamar Siwon yang mana kedua orang tua Siwon merestui sepenuhnya. Kalau boleh usul, Kyuhyun lebih ingin balik sekolah.

"Kita tidak tahu kapan akan kembali. Mama juga tidak suka meninggalkanmu sendirian. Nanti siapa yang ngasih Kyu obat?"

"Mama ini, kalau obat dan makan, kan Kyu bisa urus sendiri."

"Jangan membantah terus, nak. Ayo. Siwon ahjussi sudah menunggu."

Kyuhyun merenguk samar. Beranjak mengikuti ibunya keluar. Siwon tidak masuk. Berdiri di sebelah mobil menunggi mereka. Kyuhyun langsung masuk ke kursi penumpang tanpa menyapa Siwon. Yeonsa menyusul setelah mengunci rumah.

"Kenapa dia?"

"Maunya tinggal di rumah. Tapi mana tenang aku meninggalkannya sendirian?"

Siwon tersenyum kecil. Melihat sekilas Kyuhyun di dalam. "Tapi kau yakin dia akan baik-baik saja?"

"Moodnya cepat berubah. Tidak apa."

Selanjutnya mereka masuk ke dalam mobil. Siwon mengemudi menuju rumahnya.

Awalnya Kyuhyun turun dengan wajah masih masam. Tapi begitu keduanya pergi, bibirnya maju sekian centi lebih panjang.

"Ah, menyebalkan! Kan, bisa aku diajak juga. Bosan di rumah terus. Tidur main game tidur main game. Begitu terus." Kyuhyun menendang kerikil di halaman rumah Siwon.

"Kyuhyun!"

Kyuhyun buru-buru menoleh. Lalu memasang wajah ramah. Tersenyum menyapa wanita yang tidak muda lagi itu.

"Nenek."

Wanita berambut pendek dengan uban yang cukup kelihatan itu tertawa. Melambaikan tangan. "Orang tuamu sudah pergi? Mereka tidak masuk dulu."

"Sepertinya buru-buru. Aku saja ditendang begitu saja tadi. Aku semengganggu itu, ya Nek?" Kyuhyun mendekat. Nyonya Choi langsung menggamit lengannya.

BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang