Yeonsa berfikir untuk merundingkannya baik-baik. Tidak perlu berdebat di pengadilan lalu membuat Kyuhyun tahu. Karena itu dia sampai di sini. Bertandang di kediaman keluarga Park untuk bicara baik-baik.
Walau mustahil melihat keseriusan mereka membawa ini ke pengadilan. Tapi Yeonsa masih ingin mencobanya. Sekalipun Siwon sudah memberinya peringatan.
Hanya ada Hana di rumah. Jungsoo dan Donghae jelas bekerja. Lalu Kibum sekolah. Mengingat Kibum Yeonsa jadi ingat Kyuhyun. Anak itu mulai merengek lagi hari ini. Ingin pulang, ingin kembali sekolah, bosan tiduran terus dan lain-lain. Yeonsa sampai kualahan dan memilih diam menanggapi rajukan Kyuhyun.
Hana kembali dari dapur membawa dua gelas jus untuknya dan dirinya sendiri. Sikap Hana sedikit berubah. Tidak lagi meledak-ledak seperti dulu. Bahkan caranya melihat Yeonsa menjadi lebih baik. Itu jadi salah satu sebab Yeonsa teguh pada niatannya ini. Mungkin saja, kan Hana juga menyadari kesalahannya di masa lalu dan merelakan Kyuhyun untuknya.
"Kau pasti terkejut aku datang."
Hana mencoba tersenyum. "Ya."
Yeonsa menunduk sekilas. Hana masih menunggu ucapannya. Pastinya Yeonsa datang untuk sesuatu bukan hanya bertamu.
"Aku sudah menerima surat dari pengadilan."
Hana meremas tangannya sendiri. "Hem. Kita akan bertemu di pengadilan untuk sidang."
Jadi itu surat panggilan sidang. Yeonsa tidak lagi bisa tersenyum. Menegakkan kepala dia menatap Hana dengan pandangan yang dalam. "Hana, bisa kau mencabut tuntutanmu? Kyuhyun putraku. Suamimu sudah menyerahkannya sendiri. Bukankah itu artinya dia sudah siap kehilangan hak kalian darinya."
"Tuan Kim yang mendesaknya. Jika tidak, apa kau pikir ada orang tua yang sanggup kehilangan anaknya?"
"Aku mohon Hana."
Hana mengatupkan mulutnya rapat saat permohonan itu terlontar. Di hadapannya Yeonsa memohon dengan kedua tangan menangkup. Hal yang tidak pernah dia lihat selama ini.
"16 tahun. Aku juga tidak tahu. Tapi aku tidak bisa kehilangan Kyuhyun. Dia anakku. Yang kutahu sejak dulu adalah Kyuhyun putraku. Tidak peduli jika dia hanya sesuatu yang diberikan untuk ganti rugi.
Aku menyayanginya, Hana."
"Kami juga menyayanginya Yeonsa. Kami orang tua kandungnya. Bagaimana kau bisa berkata menyayanginya seolah kami tidak menyayanginya."
"Aku tidak mengatakan itu. Bukan begitu maksudku. Hana, hidupku hanya pada Kyuhyun. Kau memiliki Kibum, Donghae. Dan aku hanya memiliki Kyuhyun. Tolong, jangan merebutnya."
"Kami tidak berusaha merebutnya Yeonsa. Kami menuntut hak kami sebagai orang tuanya. Mengembalikan seorang anak pada orang tua dan saudara kandungnya bukanlah kejahatan Hana. Jangan keras kepala dengan tidak melakukan apa yang seharusnya kau lakukan."
Yeonsa meremas tas di pangkuannya. Matanya berkaca. Hatinya sakit. Teramat sakit saat apa yang diucapakan Hana benar. Tapi lupakan Hana akan satu hal? Jika harus menuntut, bukankah seharusnya dia yang menuntut banyak?
"Aku kehilangan suami dan anak dalam kandunganku di waktu yang sama. Aku kehilangan begitu banyak. Bahkan sebelumnya aku mengalami banyak kesusahan karenamu dan Jungsoo. Aku tidak mengeluh ketika kau menuduhku berkali-kali. Aku selalu yakin kelak aku akan mendapatkan hal yang setimpal. Kebahagiaan yang tidak akan terusik olehmu dan Jungsoo. Tapi sabarku, saat aku percaya telah menemukan hidupku kau datang dan merenggutnya dengan kejam.
Hana, aku bisa menanggung semuanya. Dulu, aku bisa bersabar sebanyak kau menyakitiku. Tapi tidak sekarang.
Kau berniat merampas anakku! Anakku. Aku tidak akan diam. Lakukan. Lakukan apapun. Aku juga akan melakukan apapun untuk mempertahankan Kyuhyun."

KAMU SEDANG MEMBACA
Bond
FanfictionPark Kibum yang tidak tahu Kyuhyun yang terlalu menyayangi sang Ibu Park Jungsoo yang menyimpan rahasia Park Donghae yang selalu melihatnya Dan dua wanita yang tersakiti