Jungsoo datang lagi. Yeonsa sangat enggan melihat wajahnya sekarang. Apalagi jika bukan masalah yang sama.
Lelaki masa lalunya itu ngotot menyebut Kyuhyun adalah putranya.
"Tuan Kim mengambilnya! Aku terpaksa menyerahkan Kyuhyun. Tapi dia malah membawanya kabur dari kami."
Yeonsa mengabaikan Jungsoo yang terus berusaha meyakinkannya. Baginya apapun yang dia dengar sekarang hanyalah omong kosong dan pembualan tanpa arti.
"Pergilah saja, Jungsoo. Apapun yang kau katakan aku tidak percaya. Kyuhyun putraku! Dia anakku! Berhenti mengoceh dan berhenti datang untuk mengatakan kebohongan ini!"
Jungsoo didorong keluar Florist. Tidak perduli jika saat itu ada pelanggannya. Kedatangan Jungsoo saja sudah mengganggu apalagi dengan omong kosongnya.
"Yeonsa jangan keras kepala! Kau harus percaya dan selesaikan ini baik-baik!" Jungsoo juga jadi kehilangan sabar. Dia berdiri kokoh didepan pintu. Menatap Yeonsa seolah menantang.
Namun Yeonsa juga membalasnya tidak gentar. Dia yakin dengan miliknya. "Baik-baik? Kau ingin aku menyerahkan anakku padamu?! Kau waras tidak, ha?? Kau meminta anak orang lain! Gila, ya!"
Jungsoo menghela nafas mengulur ketenangannya. "Dengar, Yeonsa. Aku datang baik-baik. Pengacaraku sudah memberimu bukti. Apalagi yang kau perlukan agar yakin Kyuhyun bukan anakmu. Dia putraku dan Hana. Anakmu sendiri meninggal saat kejadian itu. Aku sudah bersabar sampai detik kau kembali. Melihat Kyuhyun, rasanya aku tidak bisa menahan diri. Kembalikan anakku Yeonsa, kumohon."
Yeonsa menggeleng tidak percaya akan keteguhan Jungsoo. Semua yang dikatakannya terucap dengan keyakinan. Seolah benar yang berdiri didepannya adalah seorang ayah yang merindukan anaknya.
Hampir dia jatuh dalam perasaan. Bersyukur dia segera menepisnya. "Kejadian itu, aku masih mengingatnya. Ada luka besar disini." Yeonsa menunjuk dadanya. Dimana luka kehilangan itu tidak nampak, hanya saja rasa sakitnya tidak pernah benar-benar hilang. Dia belum sembuh sepenuhnya. Dan sekarang Jungsoo datang mengungkit soal anak dan kecelakaan itu?
Seolah mengorek luka dan menyiapkan busur, Jungsoo bersiap melukainya lagi. "Suamiku meninggal. Tapi aku bangun untuk putraku. Kyuhyun-ku! Milikku! Cahayaku! Kau berfikir merenggutnya dariku?! Kau ingin aku mati berkali-kali???! Lihat dirimu, Jungsoo. Kau sangat kejam."
"Bukan begitu, Yeonsa. Tapi ini soal keadilan. Hak kami sebagai orang tua dan hak Kyuhyun sebagai anak. Darah daging kami seharusnya ada di tangan kami. Kenapa kau tidak mengerti? Aku hanya ingin anakku. Bukan untuk melukaimu."
Yeonsa mengerat pintu Florist penuh emosi. Dia ingin sekali menampar wajah didepannya. Amarahnya mendobrak dinding kewarasan. Tapi Yeonsa adalah pribadi yang baik. Dia menantu kesayangan tuan Kim, yang penuh kebanggaan bukan tanpa alasan.
"Tolong pergi, Jungsoo. Jangan membuatku membencimu. Aku tidak suka membenci."
Kedua bahu Jungsoo meluruh. Yeonsa tidak mempercayainya. Dia tahu itu. Tapi dia juga tidak ingin menyerah.
Mundur selangkah, Jungsoo tidak melepas pandang. "Maaf, Yeonsa-ya. Aku akan melakukan apapun untuk bisa membawa Kyuhyun kembali. Jadi, aku meminta maaf sekarang agar kelak kita menerima apapun keputusan pengadilan."
Selanjutnya Jungsoo berbalik pergi. Menatap sekali Yeonsa yang masih mematung di ambang pintu sebelum menaiki mobilnya.
#
Yeonsa memasuki rumah seraya meremas tangan. Jalannya dipercepat mencapai kamar miliknya. Langsung menghampiri lemari. Mencari berkas yang diantarkan pengacara Jungsoo. Dia hampir lupa menaruhnya dimana. Tepatnya tidak tahu dia selipkan dimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bond
FanfictionPark Kibum yang tidak tahu Kyuhyun yang terlalu menyayangi sang Ibu Park Jungsoo yang menyimpan rahasia Park Donghae yang selalu melihatnya Dan dua wanita yang tersakiti