Kyuhyun sedang belajar saat Yeonsa memasuki kamarnya. Berdiri di sisi meja meletakkan sebuah kotak di tumpukan buku.
"Apa itu, mama?"
Yeonsa menarik sudut bibirnya. Beralih ke kasur sang anak dan duduk di sana. "Dari paman Chan Lee."
Kyuhyun sedikit tidak sangka. "Hadiah?"
"Mungkin."
Senyum Kyuhyun merekah senang. Menelantarkan bab yang sedang dibacanya demi meraih kotak biru tersebut. Tidak sabar menyobek bungkus dan melihat isi di dalamnya. Namun belum juga melakukan apa yang ada di benaknya dia ingat sesuatu.
"Bagaimana keadaan paman Chan Lee sekarang?" Dia tahu Yeonsa pergi menemui Chan Lee hari ini. Pergi pagi sekali dan kembali saat petang. Kyuhyun penasaran apa yang membuat mama nya lama-lama di tempat itu.
"Baik. Dia jauh lebih baik sekarang." Jawab Yeonsa bersungguh-sungguh. "Dia meminta maaf padamu."
Kyuhyun mencebikkan bibir. "Mama, sih melarang aku ikut. Jadi sekarang paman Chan Lee tidak akan galak lagi, kan? Aku bisa menyapa dan bermanja padanya sekarang?"
Yeonsa tertawa kecil. Menepuk belakang kepala Kyuhyun sayang. "Bisa. Mungkin."
"Kenapa tidak yakin begitu?"
"Kyuhyunie tidak dendam?"
Kyuhyun menggeleng. "Aku tidak mengerti urusan orang dewasa. Apa yang mereka pikirkan. Apa yang mereka rasakan. Aku hanya merasa tidak percaya. Paman Chan Lee mengerikan waktu itu tapi dia juga terlihat menyedihkan. Pasti ada sesuatu yang membuatnya begitu. Untuk alasan yang tidak kutahu, aku tidak bisa menghakimi kelakuan seseorang. Aku lebih ingin memahami paman."
Yeonsa menatap bangga putranya. Matanya berembun haru. "Itu anak mama." Yeonsa turun dan memeluk Kyuhyun yang serta merta dibalas Kyuhyun dengan melingkarkan kedua lengan di pinggang Yeonsa. Menyesap aroma bunga segar dari sang ibu. Kyuhyun selalu merasa tenang hanya dengan merasakan aroma ini. Aroma bunga khas dari ibunya.
"Kyunie," masih dalam pelukan Kyuhyun menggumam menjawab panggilan Yeonsa. "Kau ingin bertemu mereka? Appa dan eomma kandungmu."
Pejaman nyaman Kyuhyun terbuka. Mendongak menatap Yeonsa yang rupanya sedang menatapnya juga.
"Kenapa?"
"Mama tidak ingin kau berfikir mama melarangmu bertemu mereka. Kau boleh bertemu mereka. Boleh bertemu saudaramu. Mereka keluargamu. Keluarga kandungmu. Temui mereka dan berbuat baiklah. Buat mereka senang, sayang."
Kyuhyun melepas kedua lengannya namun Yeonsa menahan dalam pelukan. Pendar mata Kyuhyun bergelombang. Bibirnya bergetar seiring rasa takut yang merayap dalam hati. "Mama, putusan pengadilan belum keluar. Aku tidak akan kemana-mana. Aku hanya ingin bersamamu."
Yeonsa tersenyum. Melepas satu belitannya demi mengusap mata sendu sang anak. "Kau takut, eoh?" Yeonsa tertawa lucu. Menyentil kening Kyuhyun hingga anak itu mengaduh sakit. "Jangan jadi anak durhaka. Mama bukan mengusirmu. Mama hanya katakan temui keluarga kandungmu. Jalin dan jaga hubungan kalian."
"Mama tidak mengatakan itu tadi." Manyun Kyuhyun salah sangka nakun hatinya masih merasakan ketakutan. Seolah nyata. Seolah memang itu keyakinannya.
"Anak ini." Gerutu Yeonsa melepas penuh pelukannya. "Sudah, lanjut belajarnya."
Yeonsa berjalan ke pintu. Kyuhyun memperhatikannya hingga keluar dan pintu ditutup kembali.
Menghela nafas. Kyuhyun beralih pada kotak kado besar yang tadi dibawa Yeonsa. Yang belum sempat dibukanya. Kyuhyun menangkup kotak dengan kedua lengannya. Tersenyum mengingat itu adalah kado pertama dari sang paman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bond
FanfictionPark Kibum yang tidak tahu Kyuhyun yang terlalu menyayangi sang Ibu Park Jungsoo yang menyimpan rahasia Park Donghae yang selalu melihatnya Dan dua wanita yang tersakiti