19 - gerbang

1.5K 280 52
                                    

Keduanya berpapasan. Tidak menegur sapa. Apalagi melihat. Sekarang keduanya terlihat jauh. Baik Kibum ataupun Kyuhyun tidak lagi bersama.

Tae Hee melihat mereka sedih. Dia bisa berinteraksi dengan Kyuhyun di kelas. Tapi Kibum pun berubah dingin kepadanya.

"Kalian bertengkar?" Tanya Kyuhyun suatu kali. Memahami bagaimana Kibum sebeku itu kepadanya. Tapi pada Tae Hee? Kyuhyun tidak habis pikir. Kibum juga marah pada kekasihnya.

"Orang itu benar-benar tidak masuk akal. Menuduh, marah-marah, lalu memghujat seenaknya." Gerutu Kyuhyun. Menyedot susu kotaknya rakus.

"Kibum memang begitu. Baginya selalu ada alasan kenapa dia tidak menyukai seseorang. Hanya waktu yang bisa mengikis jarak ini."

"Kau cukup puitis, Hee-ya." Kyuhyun mengerut kening. "Apa dia romantis?"

Wajah Tae Hee memerah. Memukul bahu Kyuhyun gemas. "Harus menanyakan itu disaat genting begini? Kenapa tidak kau pikirkan saja bagaimana memperbaiki hubungan kalian?!"

Kyuhyun tertawa kemudian melirih. "Aku penasaran, tapi tidak tega bertanya pada mama."

Tae Hee mengangguk paham. "Itu memang sulit." Menepuk punggung Kyuhyun. "Tapi mari pikirkan cara lain. Aku tidak tahan mendengar kau digunjingkan terus."

Kyuhyun merangkul Tae Hee. "Baiknya kakak ipar ini."

"Mwo?!"

"Tidak mungkin aku yang kakak, kan? Kibum itu wajah nya tua sekali."

"Hei... yang kau sebut wajahnya tua itu pacarku."

#

"Apa ini?"

Yeonsa tidak mengerti. Tan Hangeng, pengacara keluarga Kim, muncul tiba-tiba di depan Florist nya. Lalu sekarang, mereka berhadapan, Yeonsa disodori sebuah berkas bermap biru.

Dengan ragu dia meraih map tersebut. Membukanya. Bersamaan penjelasan dari Tan Hangeng mengalir.

Yeonsa membola. Meletakkan map tersebut segera. Tangannya berayun.

"Tidak. Tidak. Hangeng ge tahu sebab kami pergi dari China, bukan. Untuk apa kau bawa hal ini sampai kesini? Aku mohon, jangan libatkan kami. Jangan libatkan Kyuhyun. Berikan. Berikan saja semua kepadanya. Kami masih sanggup hidup tanpa itu semua." Yeonsa berkata gusar.

Demi Tuhan. Dia tidak ingin terlibat dengan harta warisan keluarga Kim. Begitu juga anaknya. Yeonsa tidak akan membiarkan anaknya terluka hanya karena harta.

Tan Hangeng menghela nafas sabar. Mengulang hal yang mungkin tidak dipahami Yeonsa. "Jika kalian tidak menerimanya maka dia juga tidak bisa memilikinya."

"A-apa maksudnya?"

"Itu tertulis di lembar lain. Syarat memenuhi penerimaan hak waris kalian. Yang diajukan sendiri oleh Tuan Kim. Dia ingin kalian hidup dengan baik. Maka dia membagi semuanya dengan adil. Apa-apa dan sebesar apa kau, Kyuhyun dan Chan Lee.

Tapi jika kau tidak menerima warisan ini, maka bagianmu dan Kyuhyun akan jatuh ke yayasan sosial yang ditunjuk tuan Kim."

Sampai disana Yeonsa paham. Chan Lee menginginkan semuanya. Tapi bahkan jika Yeonsa menolak warisannya, Chan Lee tidak bisa menerima seluruh harta secara utuh.

"Hal yang ingin kau hindari tetap tidak bisa kau hindari."

"Tapi,"

"Aku tahu kau hanya ingin hidup damai Yeonsa-ya. Tapi tuan Kim sangat percaya kepadamu. Beliau pasti sudah mempertimbangkan segala hal untuk memberikan kedudukannya kepadamu."

BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang