"Apa aku sudah keterlaluan?"
Saat dimana pertanyaan itu terlintas di pikiran Seulgi dan bahkan Soojung.
Soojung, gadis yang tengah duduk di kursi kayu di tengah-tengah rekan kerjanya itu tak bisa berhenti menatap penginapan yang ada di atas sana, lebih tepatnya matanya terfokus pada jendela kamar Jongin yang terlihat dari sisinya. Bahkan daging di piringnya yang sudah menumpuk tak ia hiraukan. Sang pemberi daging yang duduk tepat di samping gadis blasteran Amerika itu mengikuti arah pandang sang penatap kamar Jongin itu.
Minhyuk, lelaki bermarga Kang itu hanya bisa menghela napasnya. Sekeras apapun ia mencoba, ia masih tertinggal jauh sedangkan Jongin sudah mencapai 'finish'. Sebesar apapun usahanya yang membuatnya terlihat tidak tahu diri saat mendekati gadis bermarga Jung itu tak membuat dirinya sampai di 'finish' yang ia maksud. Memalukan memang.
Gadis Jung yang masih menatap jendela dengan tirai putih yang terbuka sedikit itu tersadar saat mejanya di ketuk tiga kali oleh YoonA. Soojung sontak menatap YoonA, "Kalian boleh bertengkar, tapi jangan sampai salah satu dari kalian jatuh sakit." YoonA menasehati.
Soojung menghela napasnya, kemudian kembali melirik jendela kamar Jongin. Soojung beralih pada Baekhyun yang masih sibuk melahap daging di piringnya. Baekhyun yang menyadari tatapan Soojung itu langsung mendongak.
"Kenapa menatapku seperti itu?"
"Berikan ini padanya, Kak!" Soojung melirik piring yang di penuhi daging.
"Kenapa harus aku? Aku bukan kekasihnya. Kau saja!" Baekhyun menolak.
"Karena aku tidak bisa, makanya..."
"Kenapa tidak bisa? Karena sibuk dengan yang lain?" Sarkas. Dan yang pastinya menusuk Soojung tepat di lukanya, "Jongin tidak mengatakan apapun padaku, jadi jangan salahkan dia atas perkataanku tadi. Karena dia sudah cukup menderita." Baekhyun bangkit dari kursinya dan pergi dari sana dengan membawa piring yang penuh dengan daging dan sosis.
"Hei, Baekhyun!" Yunho teriak memanggil Baekhyun yang bahkan tak menengok sedikitpun.
Yunho melirik Soojung yang hanya diam membeku di tempat duduknya, kemudian menghela napasnya. Kembali menatap punggung Baekhyun yang tak lama kemudian hilang di telan pintu.
Dasar anak itu! –Batin Yunho.
*****
Kursi kerja berwarna putih itu terus berputar mengikuti perintah sepasang kaki. Sepasang kaki yang terhias dengan sepasang sepatu kets berwarna senada dengan kursi kerja iru tak berhenti bergerak.
Tiba-tiba kursi itu berhenti berputar. Pemilik sepasang kaki bersepatu kets purih itu menumpukan siku kirinya di atas meja. Sedangkan tangan kanannya bebas tergeletak diatas meja kaca itu.
Kukunya yang indah dengan hiasan berwarna kuning itu mengetuk-etuk meja hingga menimbulkan suara dan memenuhi ruangannya yang sepi. Matanya melirik ponselnya yang tergeletak tak jauh darinya. Hanya memandang benda persegi itu dengan tatapan yang ragu.
"Haruskah aku meneleponnya?" Suaranya yang kecil menggumam.
Tangannya mendekat pada ponselnya. Tinggal beberapa senti lagi, tetapi ia kembali menarik tangannya, "Haruskah aku?" Dia meninggikan suaranya, "Never!" Entah marah pada siapa.
"Lakukan!" Suara yang tiba-tiba terdengar di telinganya membuat gadis bermata sipit itu melonjak kaget.
"Kak! Kau mengagetkanku!" Protes Seulgi sambil menatap Suho yang berdiri di ambang pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Reunion [PCY X KSG]
RomanceAbout Chanyeol and Seulgi. About love and hate. About first and last. About destiny and irony. About the boy who totally bastard and the girl who totally not that kind. What fate awaits them? Check it out! #1 dalam CHANSEUL (20/02/20)