Malam di musim panas. Dimana dua insan bercengkrama di bawah gelapnya semesta. Langit yang tak berujung memenuhi kedua bola mata berwarna hitam itu. Langit Seoul tak berbintang di malam musim panas ini.
Walau langit itu gelap tanpa bergemerlap bintang, malam ini sudah cukup indah. Ya, memang sangat di sayangkan. Bagaikan langit tak bisa menyempurnakan malam ini.
Musim semi yang di lewatkan dengan sebuah kesalahpahaman kini telah berlalu. Musim panas yang kini sudah menyapa untungnya membakar segala keraguan di hati gadis Kang itu.
Memalukan memang saat kau meragukan seseorang yang amat peduli padamu. Dan, ya, itulah yang gadis Kang itu rasakan. Keraguan yang mengerogoti segala kepercayaannya membuatnya seperti gadis egois yang bahkan tak mengijinkan seseorang tahu dimana letak kesalahannya.
Kerinduannya yang ia pendam hanya untuk sebatas egonya. Kepercayaannya yang ia hapus hanya untuk sebatas pandangan matanya. Cintanya yang ia abaikan hanya untuk sebatas keraguannya.
Ia egois. Ya, memang Seulgi egois. Saat Chaeyoung berterima kasih padanya karena sudah memperlakukan Chanyeol dengan baik atas segala kekurangannya, itu membuat kepalanya seakan terhentak keras.
Ia merasa tak sebaik yang Chaeyoung bayangkan. Kata-kata sepupu Chanyeol itu membuatnya kembali berpikir bahwa ia tidaklah sebaik itu untuk lelaki bermarga Park itu. Menyedihkan memang. Sekarang ia meragukan dirinya sendiri.
Seorang Seulgi meragukan dirinya yang selama ini menjadi harga diri tertingginya. Rasanya seperti harga dirinya jatuh dan tak bisa ia raih lagi.
Hanya diam dengan pikirannya yang melayang. Matanya hanya menatap kosong langit yang gelap. Sesuatu yang gelap lainnya terabaikan olehnya, sebuah ubi jalar yang berada di ujung kayu runcingnya.
Chanyeol menyadari itu. Lelaki itu menyenggol ubi jalar milik Seulgi yang sudah hangus itu dengan ubi jalar miliknya yang terlihat lezat.
"Kenapa kau melamun?" Heran lelaki Park itu.
Seulgi menggeleng, "Hanya..."
Chanyeol hanya menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya.
"Hanya saja tiba-tiba aku berpikir bahwa aku menyia-yiakan banyak waktu karena keraguanku."
Chanyeol menghela napasnya. Ia merebut kayu runcing yang ada di tangan mungil Seulgi, kemudian memberikan sebuah ubi jalar yang sudah matang pada gadis itu.
"Makanlah dan jangan berpikir terlalu keras!" Ujar Chanyeol.
Seulgi menatap lekat Chanyeol, "Sejujurnya kau... Kecewa padaku 'kan?" Seulgi dan kesedihan di matanya.
"Haruskah aku?" Chanyeol melirik Seulgi.
Seulgi menundukan kepalanya.
Chanyeol menengok pada sosok Seulgi yang berada di sisi kirinya. Telapak tangan besarnya meraih tangan mungil Seulgi. Seulgi menatap lelaki Park itu dengan matanya yang berair.
Chanyeol mengeratkan genggamannya pada Seulgi, "Lupakan segalanya dan mulai bersama-sama dari awal... Bagaimana menurutmu?" Chanyeol dan senyuman manisnya.
Tertetes sudah air mata Seulgi. Ia menyesal untuk banyak hal. Ia membayangkan betapa Chanyeol berusaha keras untuk berubah menjadi lebih baik untuknya, tapi malah ia ragukan segala usahanya.
Chanyeol menghapus air mata Seulgi menetes di pipi gadis itu, "My Kkangseul tahu cara menangis, rupanya." Chanyeol tertawa kecil.
Seulgi menyandarkan sisi kepalanya di bahu lebar Chanyeol, "Terima kasih atas pengertianmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Reunion [PCY X KSG]
RomanceAbout Chanyeol and Seulgi. About love and hate. About first and last. About destiny and irony. About the boy who totally bastard and the girl who totally not that kind. What fate awaits them? Check it out! #1 dalam CHANSEUL (20/02/20)