"Akulah koki malam ini."
Seulgi mulai mengupas kentang dan wortel. Di sisinya ada sebuah ayam segar.
"Kau akan membuat sup ayam?" Chanyeol menyimpulkan setelah melihat bahan-bahan di sana.
"Apa sup ayam tidak mengingatkanmu pada sesuatu?" Pertanyaan penuh pengharapan itu terlontar.
Chanyeol mulai menunjukan raut cemasnya.
"Mengecewakan!" Seulgi mendecak.
"Itu adalah hidangan yang kau buat pertama kali untukku."
Seulgi tersenyum, karena merasa puas dengan jawaban Chanyeol.
"Mungkin sepuluh tahun lalu sup ayam itu tidaklah begitu lezat, maka dari itu aku ingin membuatkanmu ini sehingga kau melupakan rasa sepuluh tahun lalu itu." Ujar Seulgi.
"Menurutku, sup ayam buatanmu itu lezat, kok." Chanyeol tak setuju dengan Seulgi.
"Kau berbohong," Cibir Seulgi.
"Apa terlalu kentara?" Canda Chanyeol sambil tertawa renyah.
"Pergilah mandi!" Perintah Seulgi.
"Baiklah," Chanyeol bangkit dari kursinya, "Hati-hati dengan pisau, Kang Seulgi!" Chanyeol memperingatkan sebelum benar-benar menghilang dari radar Seulgi.
Setelah tiga puluh menit, Chanyeol muncul kembali di dapur dengan kaos oblong berwarna putih yang melekat di tubuh gagahnya. Ia duduk di kursi bar yang tinggi. Sedangkan, Seulgi mulai menaruh satu persatu hidangan yang sudah siap di atas meja makan.
"Jangan duduk disana! Duduklah disini!" Perintah Seulgi.
Chanyeol mendengarkan itu dan langsung duduk di kursi meja makan. Chanyeol menatap Seulgi yang masih membersihkan meja dapur dari bahan-bahan yang tersisa di atasnya.
"Hentikan kegiatanmu dan duduklah!" Pinta Chanyeol.
"Sebentar saja," Seulgi masih disana dan membersihkan 'kekacauan'nya.
Chanyeol bangkit dari kursinya. Langkah besarnya mendekati Seulgi yang tak menyadari pergerakannya. Seulgi mendelik kaget saat telapak tangan besar milik Chanyeol menggenggam pergelangan tangannya.
"Aku kaget!" Seulgi mengatur napasnya.
Chanyeol membawa Seulgi berhadapan dengannya. Mata besar Chanyeol menatap mata sipit Seulgi yang membulat.
"Kau sungguh tak mendengarkanku!" Chanyeol protes.
"Mata putra-putri kita nanti, aku harap mirip denganmu. Mata yang besar." Seulgi menatapi mata besar Chanyeol.
Chanyeol terkekeh. Perlahan tubuh bagian bawahnya bersandar santai di meja dapur. Ia menatap Seulgi yang masih ada di genggamannya dengan pose santainya itu.
"Tapi aku berbeda. Aku harap mereka memiliki mata yang cantik sepertimu." Chanyeol berujar, "Matamu adalah objek yang membuatku jatuh hati padamu. Kau tak tahu itu?" Telapak tangan Chanyeol turun menuju telapak tangan mungil Seulgi.
Genggaman itu menenggelamkan telapak tangan mungil milik Seulgi. Seulgi melirik tangan mereka yang bertautan itu secara kilat, kemudian kembali mendongak dan menatap Chanyeol.
"Park Chanyeol, aku sangat menantikan hari itu. Hari dimana aku bisa melihat mata yang sama denganku." Senyum Seulgi merekah bagai bebungaan.
"Tapi setelah di pikir-pikir percakapan kita sungguh tanpa arah." Chanyeol tertawa kecil.
"Itulah yang aku suka dari kita."
Chanyeol merubah ekspresinya. Matanya kembali terlihat mendalam, "Untuk sekarang, aku lebih menantikan lusa nanti."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Reunion [PCY X KSG]
RomanceAbout Chanyeol and Seulgi. About love and hate. About first and last. About destiny and irony. About the boy who totally bastard and the girl who totally not that kind. What fate awaits them? Check it out! #1 dalam CHANSEUL (20/02/20)