CHAPTER 12

891 139 2
                                    


Seulgi, Chanyeol akan berangkat sebentar lagi. Kau tak datang?

Itulah hal lain yang ia lihat selain telepon dan chat dari Chanyeol. Mungkin ponselnya akan meledak kalau saja ia tak mematikannya tiga puluh menit lalu saat ia masih berada di kafe bersama Sehun tadi.

Ia sengaja kembali mengaktifkan ponselnya tiga puluh menit setelah keberangkatan Chanyeol. Karena Chanyeol tak mungkin mengganggunya melalui telepon dan chat saat berada di dalam pesawat.

Seulgi menghela napasnya pelan setelah kembali menaruh ponselnya yang sudah ia aktifkan kembali diatas meja kerjanya. Seulgi keluar dari ruang kerjanya. Ia mengecek jalannya pemotretan yang sedang di lakukan oleh Suho pada modelnya, yang tak lain tak bukan adalah Sehun.

Sebuah mobil berwarna maroon yang tak asing di mata Seulgi terparkir tepat di samping mobil mewah milik Sehun. Tak lama kemudian, bisa ia lihat Jongin keluar dari mobil itu. Ia lihat Jongin yang menatap mobil milik Sehun yang berada di sisi kiri mobilnya.

Seulgi melangkah keluar Butiknya. Ia menatap Jongin yang masih menatap mobil Sehun, "Jangan menatap mobil orang lain seperti itu! Kalau begitu kau akan di kira pencuri, Kim Jongin." Seulgi dengan kedua tangan yang ia tadahkan didepan dada.

Mata Jongin tertangkap pada sosok Seulgi yang memakai kaos oblong putih dengan jeans yang melekat di kaki cantiknya. Seulgi, gadis yang beberapa tahun lalu pernah mengisi hatinya dengan kebahagian itu. Senyum simpul milik Jongin terukir.

"Long time no see, my ex." Dengan seringainya yang mematikan seluruh jiwa gadis-gadis, ia menggoda mantan kekasihnya itu.

"What the hell r u talking about, Kim Jongin? Kau sudah gila, ya?" Cibir Seulgi.

Jongin menghampiri Seulgi. Ia berdiri tepat di hadapan Seulgi. Matanya beralih pada sosok yang berada didalam sana. Sosok yang matanya tertuju pada lensa kamera milik Suho.

Setelah itu, matanya melirik mobil mewah yang ia tatap tadi. Pantas saja ia merasa tak asing dengan mobil itu, ternyata itu milik Sehun.

"Ada apa kau kesini?"

"Kau dekat dengan Sehun?" Mata Jongin menatap Seulgi.

"Apa-apaan pertanyaanmu itu? Kenapa kau bertanya untuk pertanyaan yang punya jawaban yang pasti?" Heran Seulgi.

"So... Kau dan dia sebegitu dekatnya?"

"Hm. We are friends. We are close, of course we are."

"Just friends, right?"

"Apa-apaan dengan pertanyaanmu dan ekspresimu itu, huh? Jangan-jangan sekarang kau..." Seulgi tertawa meremehkan, "Kau tidak perlu mengurusi urusan percintaanku, Kim Jongin. Mind your own bussiness! Dan... Urus saja percintaanmu sendiri dan jangan sok menjadi pahlawan untuk hubungan orang lain! Kalau sampai aku melihat Soojung menangis karenamu lagi, aku akan membunuhmu. Aku tak bercanda." Dingin. Itulah satu-satunya yang terbaca di wajah Seulgi saat ini.

Sampai pada langkah Seulgi yang melenggang masuk ke dalam Butiknya, Jongin masih membeku disana. Seulgi tak bercanda, ia tahu itu. Matanya menunjukan kemarahannya. Itu terlihat jelas.

Jongin menatap punggung kecil Seulgi yang terus menjauh dan dalam sekejap menghilang dari penglihatannya. Jongin menghela napasnya.

Wanita itu sulit. Ya, memang. Ia adalah orang ketiga yang berpikir seperti itu setelah Chanyeol dan Sehun.

*****

Sebuah tangan mungil memasukan beberapa peralatan ke dalam tas miliknya. Gadis dengan kemeja putih dan celana hitam bahan yang melekat di tubuhnya itu beralih pada komputernya yang masih menyala. Ia mematikan komputernya dengan jari telunjuknya.

The Reunion [PCY X KSG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang