Kaki jenjang milik Seulgi tak berhenti melangkah bolak-balik mengelilingi ruang kerjanya. Di telinga kirinya kini bertengger ponsel. Wajah penuh penantian nampak.
Namun, lama-kelamaan ia muak. Kemudian ia menaruh ponselnya di atas meja kerjanya. Ia kembali menghubungi salah satu penghuni kontak teleponnya.
Seulgi menatap layar ponselnya sambil menggigit jari kukunya yang di hiasi oleh nail art berwarna kuning. Ia mengawasi layar ponsenya dengan matanya yang bergetar.
"Argh!" Saking kesalnya, Seulgi menekan simbol berwarna merah di layar ponselnya itu, "Memangnya aku ini mau menikah sendiri? Heol! Dia bahkan sudah berani mengabaikan teleponku. Kenapa pengantin pria ini mengacuhkanku?" Seulgi menatap sinis foto si pengantin pria yang memenuhi layar ponselnya.
"Ada apa?" Sebuah suara terdengar.
Seulgi menengok ke sumber suara, "Hei! Tidak bisakah kau mengetuk?" Matanya bertemu dengan mata wanita berdarah dua negara itu.
"Tok, tok." Soojung mengetuk pintu ruang kerja Seulgi dua kali.
"Tsk!" Seulgi langsung melangkah ke balkon, "Apa yang membawamu kesini?"
"Hanya saja..." Ya, tentunya tanpa alasan.
"Kalau kau disini, bagaimana dengan Soo-in?" Tanya Seulgi.
"Soo-in bersama neneknya." Balas Soojung, "Sehabis shift-ku aku langsung ke sini." Ujarnya.
"How's Jongin?"
"Dia masih bekerja."
"Pasti Soo-in merasa kesepian."
"Kesepian, apanya? Dia pandai bermain." Soojung tersenyum mengingat bagaimana aktifnya gadis kecilnya itu. Soojung menatap Seulgi, "Cukup mencemaskanku, sekarang aku tanya padamu, ada apa?"
"Pasti dia sudah gila. Dia mengabaikan teleponku sejak semalam. Sudah delapan belas jam dia tak membalas pesanku. Aku hanya butuh balasannya, ya atau tidak. Apa mengetik satu kata memakan begitu banyak waktu? Cih! Memang dia kira hanya dia yang sibuk? Aku juga sibuk. Aku harus mengerjakan projek galeri awal tahun, mendesain setelan pernikahan putri keluarga konglomerat Choi, dan juga mengurus pernikahan kami." Seulgi mengoceh, "Aku kesusahan seperti ini. Aku sampai bisa gila karena mencemaskan pernikahan kami. Tapi apa yang di lakukan? Menghilang selama 18 jam? Dia gila, memang gila. Aku tidak tahu mengapa aku bisa memutuskan untuk menikahi pria berpikiran sempit sepertinya. Argh!"
Soojung melongo. Wanita tiga puluh tahun yang dengan cerewet mengoceh itu bahkan membuat napas Soojung tersenggal, "Hei! Kau sudah selesai? Berhentilah dan minum air ini!"
Glek! Seulgi menaruh gelas yang sudah kosong itu di meja, "Lega sekali!"
"Tentu saja setelah memakinya kau akan merasa lega, kalau tidak kau mungkin harus menerobos kantornya dan menjotos wajahnya, nona Kang." Soojung menggeleng-gelengkan kepalanya, "Tapi pasti ada alasannya bukan mengapa dia tak ada kabar? Dari penglihatanku, kaulah yang berpikiran sempit kini."
"Hei, Jung Soojung, istri dari Kim Jongin dan ibu dari Kim Soo-in!"
"Whut?" Tantang Soojung.
Seulgi menghela napasnya kasar, "Hanya saja... Aku merasa kesal."
"Kalau begitu pergi dan beri dia pelajaran." Ujar Soojung dengan enteng.
"Itu ide bagus." Seulgi langsung berdiri, "Aku pergi. Hati-hati di jalan!"
"Dia memang gila," Soojung mengutuk Seulgi yang sudah tak terlihat pada radarnya. Istri Jongin itu menengok Seulgi yang tengah masuk ke dalam mobil, kemudian melaju, "Kang Seulgi, kau berlari padanya, kau pasti benar-benar merindukannya." Soojung terkekeh.
![](https://img.wattpad.com/cover/140961321-288-k919032.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reunion [PCY X KSG]
RomanceAbout Chanyeol and Seulgi. About love and hate. About first and last. About destiny and irony. About the boy who totally bastard and the girl who totally not that kind. What fate awaits them? Check it out! #1 dalam CHANSEUL (20/02/20)