The Reunion [PCY X KSG]

CHAPTER 50

#MondayWithTheReunion

By the way...

HAPPY 5K VOTES! KYAAA~

YOROBUN~ DOUBLE UPDATE IS HERE~

ATTENTION, READERS-NIM! DON'T FORGET TO VOMMENT!

~~~

February 9th, 2024. Seoul, South Korea

"Hai, Kak~"

"Hei, Kang Seulgi!" Irene memeluk erat sepupunya itu, "Long time no see."

Seulgi duduk di sebuah kursi setelah di persilahkan masuk oleh Irene. Seulgi menatap toko bunga milik Irene yang semakin terlihat indah.

"Ah! Kau pasti pulang ke Korea untuk menghadiri wisuda Daniel, benar 'kan?"

Seulgi mengangguk, "Karena itu juga aku ke sini untuk membeli sebuket bunga hasil tanganmu untuknya."

"Akan aku rangkai dengan cantik."

Irene selesai merangkai sebuket bunga yang cantik dan memberikannya pada Seulgi, "Tinggallah di sini untuk beberapa saat. Jangan terburu-buru kembali ke sana! Begitu banyak yang merindukanmu di sini."

Seulgi hanya tersenyum sebagai respon, kemudian pamit. Setelah mobil Seulgi menjauh dan tak terlihat lagi, Irene hendak kembali masuk ke dalam tokonya, namun sebuah mobil yang berhenti di depan tokonya membuat ia tak beranjak dari tempatnya berdiri.

"Halo, Kak."

"Hai, Chanyeol." Irene tersenyum kecil saat melihat Chanyeol.

Tiba-tiba saja, ucapannya pada Seulgi tadi kembali terlintas di pikirannya. Dan mungkin saja, lelaki ini adalah salah satu dari orang-orang yang merindukanmu. Batin Irene.

"Tolong rangkai sebuket bunga yang cantik untukku, Kak!" Chanyeol tersenyum.

Irene sibuk merangkai sebuket bunga sesuai permintaan Chanyeol, "Untuk siapa?"

"Ya?" Chanyeol ragu sejenak, "Aku akan pergi ke wisuda Daniel."

Irene sontak menghentikan kegiatannya. Kemudian ia tersenyum kecil. Entah mengapa, tapi hatinya menghangat untuk berbagai alasan.

Good for you, Seulgi. Bahkan ia peduli pada adikmu tanpa kau tahu. Pikir Irene.

*****

Hari ini dengan resmi, lelaki 26 tahun bermarga Kang itu menjadi seorang Magister Teknik. Dengan jas hitam yang melekat pada tubuh tegapnya, lelaki itu tersenyum dengan khasnya. Seulgi langsung berlari dan memeluk erat adiknya yang sangat jarang ia lihat selama lima tahun lamanya ia berkelana di luar negeri.

"Selamat, sungguh." Seulgi dengan hangat menepuk-nepuk bahu lebar milik Daniel. Pelukan itu berakhir, "Ambil ini!" Ujar Seulgi sambil memberikan buket bunga yang di rangkai oleh Irene.

"Terima kasih sudah datang, Pelukis Kang."

"Hei!" Seulgi terkekeh sambil memukul pelan lengan Daniel, "Bagaimana kabarmu? Seharusnya kau lebih banyak mengabariku tentang kabarmu."

"Aku baik, Kak. Bagaimana denganmu?"

Seulgi ragu sejenak. Ya, sebab ia tak tahu apa kabarnya baik atau sebaliknya. Seulgi tersenyum untuk melunturkan kecemasan Daniel jikalau ia tak hendak menjawab