CHAPTER 26

572 101 5
                                        

Dengan telapak tangan di sakunya, Jongin menatap sendu rumah pohon yang merupakan markasnya sejak SMP dulu. Melihat tempat itu yang tak nampak berubah sedikitpun membuat kenangan kala itu kembali berputar di kepalanya.

Perpisahan yang membuat mereka menjauh dan tak dapat melihat wajah satu sama lain selama bertahun-tahun adalah kenangan buruk yang bagaikan kaset rusak. Sulit di lupakan atau mungkin tak akan terlupakan.

Kala itu, jika ia kembali mengingatnya, adalah hari-hari yang berat untuknya. Mengapa? Karena perpisahan itu membuat sahabatnya berubah dan berlagak seperti bukan dirinya. Dan itu membuat hati Jongin sakit.

Jongin menghela napasnya. Rasanya kepalanya pening seketika saat mengingat segala kenangan buruk itu di kepalanya.

Jongin melangkah. Bergerak dan mendekati markasnya yang dimana kini Chanyeol berada disana. Jongin menaiki satu-persatu tangga dan sampai di teras rumah pohon itu.

Dari ambang pintu, bisa ia lihat Chanyeol berbaring di sofa didekat jendela. Sinar senja menyinari tubuh Chanyeol yang dengan tenang memejamkan matanya disana.

Jongin menundukan kepalanya. Entah apa perasaan yang terkandung didalam diri Chanyeol, tapi ia bisa merasakan kepedihan itu hanya dengan melihat wajah dan gestur Chanyeol. Penyesalannya untuk menjotos Chanyeol semalam semakin meradang.

Seketika Jongin menghilangkan segala penyesalan di wajahnya dan memasang wajah datar khasnya. Ia tak mau terlihat lebih lemah dalam cara yang sama dengan Chanyeol.

"Semuanya tetap sama."

Chanyeol tergelak saat melihat Jongin disana.

Jongin meraih bingkai foto yang nampak tak asing di matanya. Chanyeol yang melihat itu langsung menatapnya kesal, "Hei! Taruh kembali!"

Ia tertawa meremehkan, "Ekspresimu terlihat suram sekarang."

"Kau datang untuk adu jotos lagi?"

"Kau kabur karena takut aku jotos lagi?" Savage. Ya, hanya kata ini yang cocok untuk situasi ini.

"Aku peringatkan kau!"

Jongin tak peduli dengan ucapan Chanyeol dan duduk di sofa didekat nakas. Ia menaruh kotak P3K disana. Chanyeol sontak menatap benda berwarna putih itu, kemudian beralih pada Jongin yang menatapnya dengan wajah datarnya.

"Untuk apa berdiam disana? Duduklah!" Ujar Jongin.

Chanyeol hanya menatapnya heran.

"Just sit right here, dude." Ujar Jongin.

Jongin yang merasa tak sabar akhirnya menendang kaki kursi yang seharusnya diduduki oleh Chanyeol, "Duduk, aku bilang."

Akhirnya, Chanyeol menurut. Chanyeol memantau segala gerak-gerik Jongin dengan tatapan heran. Mulai dari Jongin membuka kotak P3K di atas nakas sampai lelaki itu menggapai tangan dan sudut bibir Chanyeol, kemudian mengobatinya.

Kini bukan hanya sebagai seorang Dokter yang mengobati pasiennya, Jongin pun berperan sebagai sahabat yang perhatian.

"What's wrong with u, dude?" Heran Chanyeol.

Jongin tak merespon. Ia hanya sibuk mengobati luka Chanyeol.

"Such a fuckin' weirdo!" Cibir Chanyeol.

"Selesai." Jongin berujar, "Seharusnya kau mengobatinya lebih cepat, haruskah aku yang selalu bertanggung jawab atas hal seperti ini?"

"Jangan mengungkit masa lalu!" Chanyeol memperingati.

The Reunion [PCY X KSG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang