CHAPTER 44

448 119 15
                                        

HAPPY 4K VOTES

DOUBLE UPDATE IS HERE~

Tolong hargai imajinasi ngebut ini dengan vomment~


~~~

"Soojung..."

"Bibi..." Soojung menatap nanar Ibu Jongin.

Tangan Ibu Jongin melemah di genggaman Soojung. Pada akhirnya, Ibu Jongin benar-benar tak sadarkan diri. Dengan cekatan Soojung memeriksa denyut nadi wanita paruh baya itu. Saat merasa keadaan Ibu Jongin parah, Soojung langsung melakukan CPR pada Ibu Jongin. Dengan air mata yang mengalir di pipinya, Soojung melakukan CPR.

"Bibi, kumohon bertahanlah! Jongin menunggumu, begitupun juga dengan Yeri."

Wanita paruh baya lainnya yang nampak baik-baik saja tanpa luka di sana menatap nanar Soojung yang berusaha menyelamatkan nyawa Ibu Jongin. Melihat tangis Soojung yang tak reda, walaupun energi sudah terkuras karena terus melakukan CPR, wanita itu merasa terharu atas segala ketulusan Soojung.

"Bibi..." Seulgi terisak di tempatnya berpijak.

Tak lama kemudian, ambulan datang. Paramedis langsung membawa Ibu Jongin ke Rumah Sakit dimana Soojung bekerja. Saat sampai di Rumah Sakit, Soojung dan paramedis langsung membawa Ibu Jongin ke dalam ruang operasi. Sedangkan Seulgi dan wanita paruh baya yang sedari tadi berada di sisi Ibu Jongin berdiri di depan ruang operasi dengan air mata yang terus mengalir.

Dengan tangannya yang gemetar, Seulgi mencari nama Jongin di kontaknya. Seulgi terisak saat Jongin tak kunjung mengangkat teleponnya. Seulgi beralih menelepon Yeri. Yeri langsung mengangkat teleponnya.

"Halo. Kak Seulgi? Whoa, akhirnya kau meneleponku. Aku sangat merindukanmu, tahu. Begitupun juga dengan Kak Soojung." Suara cerah Yeri terdengar di telinga Seulgi.

Seulgi semakin terisak setelah mendengar betapa cerahnya suara adik kandung Jongin itu, "Yeri..."

"Kak, kau menangis? Ada apa?" Yeri cemas.

"Bibi... Ibumu," Napas Seulgi tersenggal karena berusaha menahan isakannya.

"Ibuku sedang berlibur di San Francisco dengan Bibiku. Ah, kau bertemu dengannya?" Suara cerah Yeri kembali terdengar.

"Yeri..." Seulgi terisak, lagi.

Yeri terdiam di tempatnya berpijak. Tubuhnya gemetar hebat. Setelah memutuskan sambungan telepon dengan Seulgi, Yeri langsung menelepon Jongin. Tapi sayangnya Jongin tak kunjung mengangkat telepon dari Yeri. Akhirnya Yeri memutuskan untuk menemui Jongin secara langsung di tempat kakaknya bekerja.

Sementara itu, di sisi lain, Jongin baru saja keluar dari ruang operasi. Ia mengobrol cukup lama dengan Yunho yang baru saja ia temui lagi setelah sekian lama karena keduanya sama-sama sibuk. Saat Jongin mengalihkan pandangannya sejenak, matanya menangkap sosok tak asing di sana.

"Yeri?" Jongin meragukan matanya.

"Kakak..." Yeri mendekat dengan matanya yang berkaca-kaca.

Jongin melangkah dengan langkah besarnya menuju Yeri. Jongin menatap heran Yeri yang kini menangis di hadapannya, "Ada apa? Mengapa kau menangis?" Jongin memegang erat lengan Yeri.

"Kak! Kenapa kau tidak mengangkat teleponmu?" Isak Yeri.

"Kim Yeri, ada apa?"

"Ibu... Ibu,"

Jongin terdiam. Seluruh sendinya seakan membeku. Bahkan saat Yeri belum menyelesaikan ucapannya, mata Jongin sudah berkaca-kaca. Entah mengapa firasat buruk muncul di pikirannya.

The Reunion [PCY X KSG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang