CHAPTER 40

649 127 31
                                        

JANGAN LUPA VOMMENT-NYA~

~~~

Seulgi dengan nyaman duduk di sofa sambil menonton acara TV. Ia menyantap popcorn bagai tengah berada di dalam bioskop. Kadang ia tertawa, kadang ia termenung, kadang ia menangis. Ia bagaikan penonton yang hanyut pada santapan malamnya itu.

Suara pintu terbuka terdengar di telinganya. Ia juga merasakan jejak kaki seseorang.

"Welcome home, Soojung." Ujar Seulgi tanpa menengok ke belakang.

Setelah beberapa saat tak ada suara yang hinggap di telinga Seulgi dari orang yang baru datang itu, Seulgi kebingungan. Kemudian memutuskan untuk menengok ke belakang. Ia menatap heran Soojung yang hanya berdiri bagai patung di dekat pintu masuk.

"Soojung, ada apa?" Seulgi bangkit dan menghampiri Soojung yang masih diam membisu.

Seulgi membaca raut wajah sahabatnya itu. Tatapan kosong milik Soojung membuat Seulgi cemas, "Soojung, apa yang terjadi?" Seulgi menatap cemas Soojung.

Air mata mengalir di pipi Soojung. Oleh karena itu, Seulgi melongo.

"Soojung, kenapa kau menangis? Huh?" Seulgi memegang erat lengan Soojung.

Soojung terisak sambil meremas tangan Seulgi yang meraih lengannya. Isakan pilu Soojung itu membuat Seulgi semakin kewalahan.

"Soojung..." Seulgi membawa Soojung ke dalam dekapan hangatnya. Mendengar isakan Soojung yang semakin menjadi, "Tak apa, Soojung. Apapun yang terjadi, semua hal buruk yang terjadi, apapun itu yang membuatmu menangis, kumohon lupakanlah dan tersenyumlah!" Seulgi menepuk-nepuk lembut punggung mungil milik Soojung.

"Ini sangat menyakitkan, Seulgi. Sungguh." Isak Soojung.

Entah apa maksud Soojung, Seulgi sama sekali tak mengerti, tapi telapak tangannya senantiasa menjadi satu-satunya sentuhan yang hangat untuk tubuh dingin Soojung.

Setelah Soojung mulai mendapatkan ketenangannya. Keduanya duduk bersama di sofa. Seulgi menatap Soojung penuh dengan keraguan. Walaupun rasa penasaran sudah membuncah dan siap meledak kapan saja.

"Jongin's here." Lemahnya suara Soojung terdengar di telinga Seulgi.

"WHAT?!? Siapa yang ada disini, katamu tadi? Jongin?" Seulgi membulatkan matanya.

"Dan istilah terburuk itu keluar lagi dari mulutku." Soojung menunduk dalam.

Seulgi menghela napasnya. Entah pada dasar apa kini matanya berair. Entah apa yang ada di pikirannya. Mendengar nama Jongin mengingatkannya pada orang lain. Orang lain yang benar-benar adalah orang asing untuknya sekarang.

"Apa aku terlihat menyedihkan sekarang?" Soojung menatap Seulgi dengan matanya yang bengap.

"Maaf karena mengatakan ini, tapi, ya, kau terlihat menyedihkan."

Soojung terkekeh. Seulgi tersenyum melihat senyum tipis di bibir Soojung. Ya, setidaknya ucapannya membuat Soojung tersenyum. Setidaknya Soojung masih punya alasan untuk tersenyum. Ya, Seulgi bersyukur untuk itu.

*****

100 hari berlalu sejak hari itu, hari dimana kaki kedua gadis itu meninggalkan Tanah Air tercinta. Kini kaki keduanya kembali berpijak di Tanah Air yang indah di hiasi bunga musim semi. Berkat pernikahan Kyungsoo dan Seungwan, mereka kembali menginjakkan kaki mereka di sini.

Setelah 10 jam penerbangan, mereka kini sibuk dengan ponsel masing-masing. Soojung sibuk mengabari Seungwan. Setelah mengetik dan mengirim kabar kedatangan mereka di Bandara Incheon, Soojung membaca pesan dari Seungwan yang tidak bisa ia baca karena ia ada di dalam pesawat saat itu.

The Reunion [PCY X KSG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang