About Chanyeol and Seulgi. About love and hate. About first and last. About destiny and irony. About the boy who totally bastard and the girl who totally not that kind.
What fate awaits them?
Check it out!
#1 dalam CHANSEUL (20/02/20)
Sorak-sorai kata itu memenuhi aula dengan konsep putih yang nampak elegan itu. Senyuman terukir di setiap bibir yang kini menatap kedua mempelai bercumbu di Altar. Tepuk tangan pun memeriahi upacara pernikahan Tuan Do dan Nyonya Do itu.
"Selanjutnya adalah melempar buket bunga." Pembawa acara mengumumkan agenda selanjutnya.
"Pergilah ke sana, Soojung!" Ujar Seulgi.
"Kenapa harus aku? Kau tidak mau pergi?" Soojung menatap Seulgi.
"Setidaknya salah satu dari kita harus ke sana, agar Seungwan tak merasa buruk."
"Maka dari itu, kenapa salah satu dari kita itu haruslah aku?" Soojung mendecak kesal, "Aku akan kembali." Soojung pergi dari sisi Seulgi setelah mendengus kesal tanda protes.
"Harusnya kau juga pergi ke sana dan menangkap buket bunga itu." Suara yang tak asing itu terdengar di telinga Seulgi.
Seulgi menengok ke sumber suara, "Oh Sehun? Apa yang kau lakukan disini?" Seulgi kaget.
"Hei! Aku juga teman kedua mempelai, tahu!" Sehun berujar.
Seulgi terkekeh, "Ah, benar juga."
Sehun menatap Seulgi dengan tatapan yang senantiasa selembut sutra. Tatapan seorang Sehun pada Seulgi tak pupus oleh waktu. Jika kita mendapat kesempatan untuk pergi kembali ke masa lalu, mungkin Sehun pun akan terheran-heran dengan fakta bahwa tatapan lembut itu sudah terpancar sejak pertama kali bertemu dengan Seulgi hampir satu dekade lalu.
Sudut bibir Sehun terangkat, "Hari ini kau cukup cantik," Pujinya pada Seulgi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Biasanya aku pun cantik."
Sehun tertawa kecil, "Ah, benar juga."
Sepasang mata menatap momen itu. Dengan cepat mata itu teralih pada objek yang lain. Sang pemilik mata hanya tersenyum kecut.
"Ya, benar. Ucapan Jongin pada akhirnya terjadi. Si brengsek itu benar-benar datang bersama Seulgi." Chanyeol menatap sinis Sehun yang masih menatap Seulgi dengan tatapan itu.
Sementara itu, di sisi lain, Soojung berdiri di antara para gadis yang menunggu Seungwan melempar buket bunga. Soojung sama sekali tak tertarik dengan hal itu, maka dari itu ia hanya berdiri disana dengan wajah datarnya.
Lagipula untuk apa juga ia berusaha menangkap buket bunga dari sang pengantin jika pada kenyataannya ia tak punya kekasih untuk mencapai tujuan dari menangkap buket bunga itu? Pikirnya.
"Bersiap-siaplah! Ayo tadahkan tangan kalian!" Soojung mengikuti perintah pembawa acara meski dengan wajah tanpa ekspresi miliknya.
Saat buket bunga itu melayang dan jatuh tepat di telapak tangan mungil miliknya, Soojung membelalakan matanya. Seungwan membalikan tubuhnya, kemudian menatap Soojung yang masih kaget karena buket bunga yang di lempar oleh Seungwan kini berada di tangannya.