"Ini minumlah." Seulgi menaruh segelas latte di depan Sehun.
Sehun menyeruput latte buatan Seulgi, "Hei! Seharusnya kau jadi barista saja."
"Seenak itukah?" Seulgi tertawa kecil.
"Kau sebaiknya membuka cafe, nona Kang."
Seulgi tersenyum, "Aku mau buka galeri padahal."
"Galeri?" Sehun menatap Seulgi.
"Hm. Sejujurnya menggambar dan melukis adalah hal yang paling ingin aku tekuni."
"Ketimbang desain?"
"Desain tetaplah kebanggaanku. Tapi menggambar dan melukis adalah mimpiku sejak kecil."
"Kalau begitu lakukan!" Ujar Sehun, "Aku akan berinvestasi."
"Hei! Dengan seorang teman kau masih bicara soal investasi? Dasar pengusaha!" Cibir Seulgi.
"Apapun yang menjadi mimpimu, itu mimpiku juga."
Seulgi sontak menatap Sehun. Tiba-tiba gadis itu merasa canggung hingga mengalihkan pandangannya dari Sehun.
"Omong-omong, ada apa kau kemari?" Tanya Seulgi.
"Tidak bolehkah aku mengunjungi cinta pertamanku?"
Ucapan yang nampak amat membebani Seulgi itu terdengar di telinga Seulgi. Seulgi mencoba dengan segala kekuatannya untuk tersenyum menanggapi itu.
"Aku kira kau meminta gaji untuk pemotretanmu." Seulgi menanggapi itu dengan candaan atau kalau tidak mereka akan mati dalam keadaan canggung.
"Aku tidak meminta gaji, hanya..."
Seulgi gugup. Sungguh ia sangat gugup bahkan sebelum mendengar kelanjutan kalimat dari Sehun yang terpotong itu. Seulgi khawatir Sehun meminta hal yang tidak mungkin ia kabulkan seperti menerima cintanya dan sebagainya.
"... Hanya sebuah traktiran." Seulgi bernapas lega, "Hei! Kenapa kau sangat gugup? Aku tidak seberani itu untuk mengungkap yang tak seharusnya kuungkapkan." Sehun berdiri dan pergi lebih dulu.
Seulgi menghela napasnya. Sungguh, jantungnya berdetak begitu cepat. Ia hampir mati karena tegang beberapa detik lalu.
Seulgi mengekori Sehun dari belakang. Sampai pada mereka berdua menuju cafe yang berada di ujung jalan. Mereka hanya perlu jalan kaki sejauh 30 meter dari Butik milik Seulgi.
Sehun dan Seulgi memilih meja di sudut cafe. Ya, karena Seulgi suka melihat pemandangan di luar sana. Saat ia mulai melukis ataupun menggambar, memori dari apa yang ia lihat akan tertumpah dengan baik oleh tintanya pada kertas putih.
Saat Seulgi tengah melamun dan sibuk memandangi jalan raya, Sehun datang dengan dua gelas minuman dengan rasa yang berbeda dan juga beberapa kue yang terlihat manis untuk di santap.
"Thank you." Seulgi tersenyum kecil.
Sehun menyeruput cappuccino miliknya sambil menatap Seulgi yang sibuk menatap pemandangan luar cafe sambil menggenggam cangkir yang di penuhi latte di tangannya. Tatapan yang nampak tenang untuk menatap seseorang yang amat ia sukai sejak dulu.
Ada sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa cinta pertama akan selalu tersimpan di memori seseorang. Dan itu tepat yang terjadi pada Sehun. Bukannya tidak bermaksud untuk move on, hanya saja ia belum mampu melakukan itu.
Berbagai cara sudah ia lakukan, mulai dari kencan buta sampai perjodohan yang di atur oleh keluarganya. Tapi itu semua sia-sia. Itu seperti usaha yang semu saja bagi Sehun. Kenapa? Karena di hatinya hanya ada satu gadis dan belum bisa tergantikan oleh siapapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Reunion [PCY X KSG]
RomanceAbout Chanyeol and Seulgi. About love and hate. About first and last. About destiny and irony. About the boy who totally bastard and the girl who totally not that kind. What fate awaits them? Check it out! #1 dalam CHANSEUL (20/02/20)