Dengan langkah yang tak beraturan, sosok dengan heels berwarna merah mengetuk-etuk lantai dengan benda runcing 9 senti di bawah alas kakinya. Tangannya merayap pada dinding-dinding tinggi rumah megahnya.
Redupnya lampu tak membuat eksistensinya menghilang. Itu karena tampilannya yang glamour dan berani. Dengan busana serba merah dan riasan yang cantik di wajahnya.
Heels 9 senti itu masih berjuang menaiki anak tangga. Telapak tangan milik gadis bergaun merah itupun masih merayap di pegangan kayu di sisi tangga. Dengan susah payah gadis itu berhasil masuk ke ruangan dengan pintu berwarna putih.
Ia masuk ke dalam sana dan meraba-raba isi laci di sisi kanan ranjangnya. Tangannya yang bergetar mengambil sebuah benda berbentuk tabung. Ia membuka tutup benda itu. Mengeluarkan tiga buah pil berwarna putih dari sana dan meneguknya sekaligus.
Tubuhnya yang gemetar jatuh di lantai. Ia terduduk di lantai dan menyandarkan tubuh lemahnya pada sisi ranjang. Ia lemah di tengah kegelapan. Sinar rembulan yang menyinari kamarnya melalui jendela menjadi satu-satunya lentera untuknya.
Napasnya yang memburu perlahan membaik. Kini ia bisa bernapas dengan baik. Dan tentunya tubuhnya tak lagi bergetar.
Ponselnya yang sedari tadi bergetar tanpa sepengetahuannya kini sudah ada di genggamannya. Ia membuka pesan.
Sunbin, kau dimana?
Balas pesanku. Kau sudah di rumah?
Sunbin?
Lee Sunbin! Hei! Plz pick up the phone!
Kau baik-baik saja?
Dengan mata sayu miliknya, Sunbin tersenyum kecil. "Kau tetap disana, dimana lelaki yang kucintai sudah lama pergi."
*****
Chanyeol mengerejapkan matanya. Saat ia menggerakan kepalanya dengan gerakan kecilpun, bagai sebuah benda tumpul memukulnya tepat di kepalanya. Sakit sekali.
Chanyeol menghela napasnya, "Ya, memang. Aku dengan bodohnya minum alkohol di reuni sialan itu."
Chanyeol bangkit dari ranjangnya. Lelaki itu duduk di sisi ranjangnya. Kantuk di matanya masih terlihat. Tapi karena beberapa suara berisik dari luar kamar, matanya terbuka sempurna.
Chanyeol melihat sekeliling, "Tidak. Ini kamarku, ini rumahku. Aku bukan berada di rumah Ibu. Tapi kenapa ada suara..." Chanyeol langsung bangkit tanpa bermonolog lagi.
Tepat saat pintu kamarnya ia buka, semerbak bau yang sedap hinggap di hidungnya. Chanyeol meneguk salivanya. Perutnya yang lapar semakin menggila sekarang.
Bisa ia lihat sisi belakang gadis berambut panjang yang tengah berkutat dengan panci di atas kompor. Dengan apron yang melingkar manis di tubuh mungilnya, Seulgi memasak disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reunion [PCY X KSG]
RomanceAbout Chanyeol and Seulgi. About love and hate. About first and last. About destiny and irony. About the boy who totally bastard and the girl who totally not that kind. What fate awaits them? Check it out! #1 dalam CHANSEUL (20/02/20)