*11*

2.3K 264 9
                                    

Normal POV--

Midoriya melihat seorang melambaikan tangan padanya didrkat gerbang sekolah yang sepi. Dia bangun lima menit setelah bel pulang berbunyi.

"Deku-kun, bagaimana perasaanmu? " tanya uraraka antusias.

Ona bersurai hijau itu mengusap matanya yang masih berat, "Daijoubu, uraraka-san. Obat dari recovery girl ampuh menurunkan panas, hanya saja aku serasa berhibernasi. "

"Tidak masalah selama kau sembuh cepat. " kata lida. Midoriya mengangguk.

"Aku juga tidak mau meninggalkan pelajaran lagi. Sudah berapa materi yang tidak kuketahui? " tanyanya setelah mereka mulai berjalan pulang.

"Untuk kepahlawanan tidak ada hal baru kok. Hanya melatih tanding seperti kemarin. Dua hari lagi baru akan ada materi baru. " jawab lida.

Midoriya menghela nafas lega, dia tidak terlalu tertinggal kereta ilmu di UA.

Selama perjalanan perbincangan ringan menyelingi suasana agar tidak membosankan. Uraraka asik menceritakan bagaimana pertarungan sengit bakugou serta todoroki saat berpasangan latih tanding lagi. Mereka sering menjadi lawan, meski tidak disengaja.

"Kau tahu, tadi itu seperti KABAM! KAPOW! ledakan disana sini, es membekukan arena kemudian cair dalam beberapa detik, juga hancur karena ledakan. Aku sungguh tidak bisa bernafas dengan benar menyaksikan itu. " uraraka sangat semangat.

Midoriya tersenyum senang menerima laporan kejadian lengkap yang sudah sangat membantunya untuk bisa mendapat beberapa pelajaran. Lida sesekali ikut bercerita dengan gerakan robotnya.

Mereka berpisah di satu persimpangan dan midoriya sampai ke rumahnya lima menit kemudian.

"Tadaima~" seru midoriya setelah membuka pintu.

"Okaeri, izuku. Bagaimana sekolahmu? " tanya ibunya yang datang dari dapur.

"Baik2 saja. Hanya tadi ada beberapa yang tidak kuikuti karena harus ke uks. "

"Panasmu sudah turun? " ibunya menempelkan punggung tangan ke dahi midoriya.

"Ha'i, okaa-san. Sepertinya sudah sembuh. "

Setelah berganti baju midoriya membantu menyiapkan makan malam.

.
.
.
.
.

Tiga hari kemudian...

Midoriya berjalan terburu2 dengan sedikit membungkuk2 di lorong sepi.

Dia jatuh ditengah perjalanan dan tersungkur hingga kepalanya menyentuh lantai.

Dengan satu tangan memegangi perut, satu tangan menutupi mulutnya yang meneteskan cairan merah saat dia batuk.

Dia terlambat pergi ke uks. Dia masih belum terbiasa menyadari gejala kecilnya lebih awal.

"Midoriya? " tanya seseorang.

Ona bersurai hijau itu menoleh pelan. Jantungnya berdegub kencang saat mendengar seseorang memanggilnya tadi.

Midoriya melepas tangan di mulutnya. "Shinsou... -kun? " dia kembali menutup mulut saat darah masih menetes.

"Kau sakit lagi? " tanya otoko bersurai ungu suram itu dengan nada khawatir. Dia berjongkok menyentuh pelan punggung midoriya.

Midoriya diam sejenak. Dia kemudian menegakkan punggungnya dan menatap shinsou dengan semangat.

"Aku terlalu semangat dengan materi pelajaran akhir2 ini! Aku bahkan kurang tidur kau tahu-*uhuk! "

I'm Happy, Thankyou! -BnHA Fanfic (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang