*49*

1.4K 187 5
                                    

.
.
.
.
.

Aizawa memanggil mereka setelah dua tim pertama selesai bertanding.

Mineta dibawa ke uks karena kepalanya yang berdarah setelah terlalu banyak menggunakan quirknya, aoyama juga ke uks karena perutnya yang sakit karena alasan sama.

Selain itu tidak ada luka yang berarti.

Kini dua tim kembali berhadapan, dengan semangat yang baru. Ibarat lilin yang baru saja menyala.

Tapi ada yang merasa dirinya ingin segera keluar dari arena bahkan meski baru sedetik berada disana.

"hei listrik, kau urus saja si hanbun-yaro itu. "

"heh? "  (゜-゜)

"jangan 'heh'! Lakukan saja apa yang kukatakan! "

"o, oke... " ఠ_ఠ

Aizawa mulai hitung mundur, keempat murid kelas 1A itu bersiap di posisi masing2.

"ganbatte, todoroki-kun! " ujar midoriya dengan riang sebelum pergi ke posisinya.

Todoroki hanya sempat menoleh dan tersenyum setelah midoriya pergi.

Tanda mulai sudah berbunyi. Kaminari melesat dan menyambarkan petirnya pada todoroki yang segera membuat dinding es untuk bertahan.

"langsung menyulut, ya? " gumam todoroki.

Otoko setengah dingin dan panas itu pergi ke pinggir dinding esnya dan melemparkan semburan api pada kaminari yang segera berkelit mundur.

"woah! Jangan ciptakan manusia bakar sebagai pembuka pertarungan... "

Sementara mereka berdua berduel, midoriya melihat bakugou sama sekali tak membuat letupan kecil. Ona itu mengernyit heran.

Bakugou sendiri hanya memandangi midoriya dari jauh tanpa berbuat apapun.

"heh, tumben sekali bakugou adem ayem begitu. " ujar anak2 kelas 1A yang menonton dari layar.

"entah, biasanya dia bakal langsung meledakkan wajahku begitu masuk ke arena... "

"lawannya... Midoriya bukan? "

"eh, benar juga. "

"apa bakugou salah makan? Atau dia cuma diam gara2 midoriya? "

"keduanya bisa terjadi. " -_-

"kurasa dia diam gara2 midoriya. Otoko itu... Punya... Perasaan dengannya kan? "

"he? Jadi serius dia suka? "

"keajaiban dunia kalau ada banyak hal yang bisa buat dia setenang itu. Lihat, bahkan dia tidak menyeringai sama sekali. Mengerikan. "

"heh, kenapa kita malah tidak mengamati pertandingan sih. "

"ah, aku lupa. "

Midoriya masih diam, dia hanya mempersiapkan diri untuk bergerak kapan saja. Kilatan hijau mulai memenuhi dirinya.

Bakugou menghela nafas pelan sekali. "meski begitu aku tidak bisa hanya diam. Mungkin beberapa ledakan saja. "pikirnya.

Letupan2 mulai terbentuk di telapak tangan otoko itu. Midoriya tersenyum dan semakin merendahkan kepalanya untuk bergerak cepat.

Bakugou sedikit fokus dan melesat maju. Tapi dia tidak berteriak keras seperti yang biasa dia lakukan.

Midoriya meninggalkan jejak kilat hijau saat dia meluncur sangat cepat dengan satu lompatan. Dia menatap lurus pada tangan bakugou yang bersiap membuat ledakan.

I'm Happy, Thankyou! -BnHA Fanfic (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang