*20*

2.2K 239 0
                                    

"Ada apa? " tanya lida yang tengah berjalan dengan midoriya setelah mereka bertemu di perempatan jalan di pertengahan jalur menuju sekolah.

Midoriya sedaritadi tampak was2 dan nampak terkejut ketika ada orang lain atau kendaraan lewat dengan sunyi.

Gadis itu masih diam dan mengawasi sekitar. Setelah menoleh kekanan kiri depan belakang atas bawah dia melirik lida dan menyerahkan ponselnya.

"Pesan? " gumam lida. Dia membaca empat pesan yang ditampilkan layar ponsel. "kabut hitam? "

Midoriya ber-ssttttt pelan, meminta otoko itu tidak menyebutnya keras2.

"Nomor itu mengiriku pesan kemarin, setelah aku pulang dari berjalan2 bersama teman2. " katanya hampir berbisik sehingga lida harus memasang telinganya baik2.

Lida kembali membaca pesan itu.

"bukannya agak aneh?" gumam midoriya lagi dengan was2 penuh.

"Alamat ini... " lida menyelidik. "kurasa cukup jarang yang tahu."

"Aku juga tidak. "

"Apa setelah pesan ini terjadi sesuatu di rumahmu? "

Midoriya menggeleng tak kentara.

"Aku masih tidak mengerti ada apa dengan satu bulan. Apa ada hari khusus? "

Midoriya menggeleng lagi, "bukannya jelas itu seperti ancaman? Tidak harus ada hari khusus, asalkan jangka waktunya habis maka orang itu akan lakukan apa saja untuk memaksaku menurutinya. " katanya menganalisis dengan cicitan.

Lida berpikir sejenak.

"bagaimana jika kuumumkan ke anak2 kelas? "

"Dame!! " sentak midoriya yang membuat lida membeku. "A, ah.. Gomen, maksudku jangan sampai yang lain tahu... " dia kembali mencicit.

"Baiklah... Aku akan pikirkan cara lain, tapi jika aku sudah tidak bisa mencari cara lagi, bolehkan satu dua anak yang kau percaya untuk kuberitahu? " tanya lida ragu2.

Midoriya mengangguk, "mungkin aku sendiri yang akan lakukan itu nanti, yang penting sekarang jangan sampai yang lain tahu. Onegai... "

"Tidak masalah... "

Mereka pun terus lanjut berjalan, gerbang sekolah suda terlihat.

Saat mereka melewati gerbang, satu anak muncul dari balik tiang listrik besar.

"rahasia antar lida dan midoriya?? " pikirnya dengan tatapan khas matanya yang clink2
*✧₊✪͡◡ू✪͡    kali ini mungkin lebih ke tatapan antusias saat seolah mengetahui rahasia besar. Aoyama si pecinta dirinya sendiri itu pun melewati gerbang setelah dua orang yang dibuntutinya tadi itu jauh.

.
.
.
.
.

Midoriya merasa ada tatapab misterius dikelas, dia merasa selalu gelisah dan tak bisa fokus pada pelajaran.

Dia tak tahan dan berpura2 berbalik untuk mengambil sesuatu di tas alih2 melihat apakah benar ada yang memandanginya terus.

Dia hanya melihat satu anak, aoyama.
"Ada apa? " pikirnya, dia langsung kembali melihat kedepan. Sudah lebih tenang, namun justru dipenuhi rasa penasaran. Dia kembali tak bisa fokus.
"saa, midoriya, tolong baca paragraf kedua. " kata sensei.

Midoriya yang gugup namanya disebut segera mencari paragraf bacaan yang dimaksud, dia membacanya.

"Mata air adalah ember dari, eh... "

"sumber, nak, sumber... Sejak kapan kata sumber bisa beralih jadi ember dimatamu? "

Hampir seluruh anak menahan tawanya, midoriya memerah malu. Dia diminta duduk dan anak lain menggantikannya membaca.

I'm Happy, Thankyou! -BnHA Fanfic (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang