Dua bulan berlalu.
Sekolah UA kembali sibuk seperti biasa terutama jurusan pahlawan. Mereka akan segera menghadapi ujian di USJ. Mereka berlatih keras setiap minggunya untuk hasil terbaik.
Midoriya mengikuti latihan perlahan, dia sering hanya berlatih sebentar kemudian meminta istirahat. Dia tidak senang dengan itu, hanya saja harus dilakukan.Peristiwa saat villain league menculiknya masih terasa hangat dibincangkan guru2, hanya saja tidak menimbulkan masalah apapun.
Dia sembuh setelah dua hari dirawat, pengaruh obat berhasil dihilangkan lebih celat setelah recovery girl mengetahui komponen obatnya dan membuat penawar.
Sebenarnya setelah dia sembuh tidak ada masalah apapun. Dia tidak menjadi pusat perhatian sekolah karena hanya kelas 1A yang tahu. Namun dia merasa dua otoko dikelasnya menjadi sangat berbeda setelahnya.
Bakugou sering sekali membuntutinya sepulang sekolah sampai dia hampir tiba di dekat rumahnya. Dia pernah merasa tak nyaman dan bertanya. Bakugou hanya menyentaknya dan memintanya diam saja sesuai dugaan. Midoriya pun perlahan bisa terbiasa.
Todoroki sering bertindak aneh saat disekolah, dia membuntuti kapan saja ada waktu. Berkebalikan dari bakugou yang bertingkah sepulang sekolah.
Ada seorang lagi, yang selalu mengamatinya diam2, seorang jurusan umum, shinsou.
Shinsou baru mengetahuinya saat 2 hari midoriya tidak masuk karena dirawat dan dia menemui uraraka serta lida di kantin. Karena mereka tahu shinsou sudah dekat dengan midoriya, keadaan dijelaskan hati2. Dia diminta untuk tidak memberitahu anak lain agar tidak muncul kepanikan.
Shinsou segera menemui midoriya saat dia telah masuk setelah sembuh. Dia meminta maaf berkali2 karena tidak berbuat apa2 saat itu terjadi.
"kenapa minta maaf? Kau tidak harus merasa bersalah karena tidak tahu, lagipula sebenarnya tidak boleh ada murid yang datang karena larangan para guru. Hanya saja teman2ku memang terkadang bertindak diluar nalar, hha. "
"jika aku tahu mungkin aku akan menjadi diluar nalar seperti mereka. " gumam shinsou, midoriya menanyakan apa yang barusan dia katakan, "iie, nanimo. Bagaimana kesehatanmu? "
"sudah tidak apa2. "
Shinsou tersenyum kecil, dia kembali murung. Setelah hanya diam, dia menarik sebelah tangan midoriya. Memeluk singkat ona itu. "maafkan aku. " bisiknya yang kemudian pergi.
Sejak saat itu shinsou mulai memperhatikan diam2 saat midoriya ada diluar kelas dan dirinya ada ditempat yang sama.
Midoriya merasa aneh saat 3 anak itu terus memasang mata padanya. Setidaknya dia lega mereka tidak bersikap aneh bersama2 dalam satu waktu. Tapi dia merasa seharian menjadi bahan tatapan.
Dua hari menjelang ujian usj, guru memberikan waktu untuk sehari penuh berlatih.
Midoriya meminta izin setelah 5 jam berlatih. Dia telah menemukan cara untuk tidak melukai tangan saat menggunakan kekuatan all might, dia banyak melatih tendangannya.
Karena saat itu all might yang tengah mengawasi, dia mendapat izin dengan mudah. Berbeda dengan saat meminta kepada aizawa yang belum mengetahui keadaannya.
Kondisi lorong sepi. Semua murid masih mendapat pelajaran umum di kelas masing2.
Karena merasa kakinya sangat lelah, dia memutuskan duduk di lantai lorong terjauh dari kelas. Mengumpulkan kekuatan di kakinya sejenak.
Dengan meluruskan kakinya, midoriya menempelkan punggungnya di dinding.
Dengan tersenyum getir dia memijat pelan kakinya. Dia harus berhati2 dalam berlatih jika tidak ingin kondisinya sama seperti tangannya yang terancam tidak akan bisa digunakan jika terlalu memaksakan quirknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Happy, Thankyou! -BnHA Fanfic (Completed)
AléatoireDunia telah berisi manusia yang memiliki quirk, ditengah semua itu hidup seorang gadis quirkless. Hidupnya berwarna dengan kehadiran orang2 yang bisa dibilang tak biasa baginya. Namun saat dia mulai menikmati kehidupan, suatu takdir sudah ditentuka...