*68*

1.2K 148 7
                                    

.
.
.
.
.

Begitu midoriya menginjakkan kakinya di lapangan, jantungnya berdegub berat.

Nafasnya tiba2 saja memendek dan sesak. Pupilnya mengecil begitu saja.

Ini sama sekali diluar pemikirannya.

Setelah tahun2 berlalu dengan tenang, kini kembali lagi, teror bagi midoriya.

"villain...? " midoriya terdiam, melirik pada satu orang yang tadi mengatakan bahwa dirinya sudah menunggu kedatangannya, "shiga... raki... " gadis itu merasa sesuatu merasuk paksa ke hatinya.

Sesuatu yang menusuk hatinya yang sudah dia rawat dari kehancuran sejak kejadian penculikan lalu.

Dia susah payah memulihkannya perlahan, namun kembali dihancurkan dalam satu detik pertama dia tiba di lapangan.

"midoriya!!"

Gadis itu mendapatkan kembali kesadarannya dan menoleh ke asal suara.

"pergi sekarang juga!! "

"aizawa sensei. " batinnya begitu melihat sosok wali kelasnya di kelas 1A yang lalu itu. "kenapa mereka semua bisa tertangkap? " pikirannya mulai berantakan.

Aizawa, midnight, present mic, recovery girl, dan semua guru lain yang aktif di sekolah.

Iida, uraraka, yaoyozoru, mina, tsuyu, kirishima, kaminari, semua teman2nya.

Puluhan hal memenuhi pikirannya. Midoriya tak bisa berpikir jernih. Pertanyaan muncul serentak sementara belum satupun jawaban ditemukan.

"ah, aku sudah menunggu lama dan mempersiapkan ini semua. Kau malah cuma diam. " cibir shigaraki yang mulai berjalan dengan postur bungkuknya.

"mempersiapkan...? " manik midoriya mengerling kesal.

Shigaraki berhenti saat berjarak sekitar 10 meter darinya. "kenapa? Masih kurang? Yah, ini juga kusiapkan buru2 sih. Tidak apa kalau mau mengeluh. " villain itu kemudian mendengus remeh.

Nafas midoriya perlahan memburu.

"kubilang pergi! " aizawa kembali berteriak, tubuhnya sama sekali tak bisa lepas dari ikatan tali yang nampak seperti tali biasa itu. "kalau kau hanya diam disana mereka akan-"

Srtt!

Aizawa terdiam saat tali yang mengikat dirinya bertambah erat. Sensei itu menggertakkan gigi.

"ssttt... Jangan ganggu pembicaraanku, kau hero. " shigaraki menyeringai.

"kenapa..."

"hm? " villain itu menoleh heran.

"kenapa... " midoriya mengepalkan kedua tangannya, "kenapa kau selalu libatkan orang selain diriku?! " sentaknya.

"oh, kau mulai menyukai kejutan ini ternyata. Haha! Kenapa? " shigaraki melepas telapak tangan yang menutupi wajahnya. "karena penderitaanmu adalah mainan paling sempurna untukku. " bibir keringnya menampakkan senyuman yang sama sekali tak diharapkan siapa2.

Buku2 jari tangan gadis itu mulai memutih jelas, "apa maumu kali ini? "

Sunggingan puas shigaraki tercetak lebar, "kematianmu. "

"deku-kun! Kumohon pergi selagi masih sempat! " pekik uraraka. Tak lama kemudian tali ikatannya juga mengencang.

"sudah berapa kali kukatakan... Duduk manis dan saksikan saja! " teriak shigaraki. "ah, midoriya, jangan khawatir mereka akan menganggu, karena aku sudah melumpuhkan quirk dan tubuh mereka untuk beberapa jam kedepan. "

I'm Happy, Thankyou! -BnHA Fanfic (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang