*16*

2.2K 255 3
                                    

Pagi hari...

Hagakure meminta maaf pada midoriya terus menerus karena telah mengejutkannya semalam. Midoriya sudah berulangkali juga memaafkannya, meskipun menganggap yang semalam sangat menakutkan...

Dia sadar 15 menit setelah pingsan. Hagakure menjelaskan dia datang dengan baju tidur karena lupa ada yang ketinggalan di perpus sekolah saat hendak tidur. Midoriya enggan menanyakan kenapa Di tidak mengambil saat pagi saja karena sudah terlanjur sama sekali tidak ingin mengingat kejadian semalam. Dia berpikir akan terus mimpi buruk nantinya.

"Midoriya-chan, kau penakut ya? " tanya tsuyu si quirk katak dengan suara khasnya.

Midoriya memerah malu, seisi kelas kini tahu. "Sejak kecil... " katanya menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Tsuyu-chan sendiri tidak penakut? "

Tsuyu menggeleng, "orang2 justru mengiraku hantu saat aku keluar dan menjulurkan lidah. "

'buat apa malam2 keluar menjulurkan lidah...? ' (゜。゜) pikirnya, tapi dia tidak mau berkomentar. "Jika quirkmu bisa memanjangkan leher mungkin seluruh sekolah akan mengiramu hantu... " kata midoriya asal.

Dengan pembicaraan yang mengalir santai, para laki2 memperhatikan bagaimana cara mereka saling berinteraksi dengan manis.

"Apa perempuan punya quirk sendiri sehingga hanya saat berkumpul seperti itu sisi perempuan mereka yang manis terlihat sekali? " tanya kaminari heran pada beberapa laki2 lain yang juga memperhatikan mereka.

"itu memang sifat kami, aho. " jawab  jiro, ona paling tomboy tapi masih perempuan. Dia tidak sedang menyelinap di barisan laki2, hanya saja tempat duduknya dekat dengan laki2. "kami tidak seperti kalian yang berbicara saja harus kasar dan memaki, bagaimana bisa kami menganggap kalian keren? " ujarnya santai, membaca buku majalah musik.

Para laki2 tidak bisa berkomentar karena memang ada benarnya.

"lalu bagaimana saat perempuan menggosip, aku lihat itu juga tidak sopan. " tanya kirishima.

"Manusia tidak ada yang sempurna, baka. " jiro memilih mendengarkan musik dengan menancapkan satu kabel telinganya ke ponsel.

.
.
.

"Apa kabar? " tanya shinsou di kantin melihat midoriya sendirian. "Kemana lagi temanmu? " dia duduk di sisi berlawan dari midoriya.

Midoriya menelan makanannya, "Aku baik2 saja. Mereka dipanggil sensei lagi ke kantor. " dia mengacungkan garpunya dengan senang, "kau bisa menemukan mejaku. "

Shinsou teringat kata2nya sendiri waktu itu yang sebenarnya hanya dia karang. "Ah... Iya. Kebetulan. " jawabnya datar.

Midoriya menumpu dagunya di tangan yang diatas meja, "hei, lama2 aku penarasan juga bagaimana caranya quirkmu bekerja, sampai2 banyak yang menakutinya. "

Shinsou tergelak, belum pernah ada yang berkata seperti itu. Lebih banyak yang menghindar soal membicarakan quirknya itu. "Aku yakin kau tidak akan suka. Jangan pikirkan. "

"Kau benar2 bisa mencuci mengambil alih pikiran hanya dengan suara? "

Shinsou mengangguk, "Dengan kau menjawab ucapanku, seperti yang kubilang dulu... "

Midoriya mengernyit senang, "terkadang aku sangat penasaran karena quirk itu pasti sangat hebat, tapi aku juga takut, hehe... "

Shinsou terdiam, itu respon terbaik yang dia dapatkan mengenai quirknya. "kau tahu, kebanyakan temanku saat kecil dulu iri dengan quirkku yang bisa dengan mudah menjadi penjahat hebat... "

"Benarkah? Aku malah tidak sampai berpikiran kesana. "

Shinsou memandang heran, "Kenapa? Setahuku kau sangat pintar menganalisis quirk orang lain, pasti kau sudah tahu aku bisa jadi villain. "

I'm Happy, Thankyou! -BnHA Fanfic (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang