.
.
.
.
."semua ada di posisi? " tanya present mic melalui alat komunikasi kecil di telinganya. Semua anggota menjawab hal yang sama, semua tiba di posisi.
"kita ambil waktu yang tepat untuk menyerang. Tetap berhati2, kemungkinan lokasi terdapat warga sipil bisa terjadi. " ujar aizawa.
Bakugou mulai merasakan hawa tegang dari rencana itu. Bergabung dengan para pro hero di lapangan jelas sangat berbeda dari latihan di sekolah.
"kau gugup, shounen? " cengir all might padanya untuk mengurangi ketegangan.
"iie. " jawab bakugou dengan wajah kesal, dia tidak suka ditertawakan oleh siapapun juga.
All might tersenyum dan mendengus berat, "aku juga."
Bakugou menoleh heran.
"jantungnya berdegub kencang lebih karena kesal. Dulu villain seharusnya sudah tidak lagi mengacau jika bisa benar2 diatasi. Padahal markas mereka sudah berhasil dihancurkan, tapi sekarang mereka mengambil tempat baru dan kembali berulah. Aku akan senang jika bisa menghancurkan para parasit itu. "
Bakugou melihat wajah all might yang sangat2 kesal.
"apa... Ini tempat yang benar...?" cicit bakugou.
"aku tidak tahu, tapi semoga saja iya. Aku tidak akan segan2 menghancurkan tempat ini hingga rata dengan tanah jika memang sarang aslinya. "
"all might, apa kau mengajak murid2 lain? " tanya aizawa dengan nada kesal dari alat komunikasi. Aizawa sendiri ada di tempat yang lokasinya tak jauh dari tim all might.
"huh? Tidak. "
Aizawa tiba2 sudah berada dibelakang mereka. "kalau begitu, bagaimana bisa mereka ada disini. " dia datang dengan syalnya yang membebat kirishima dan mina. Sedangkan dua tangannya memegang erat kerah belakang uraraka serta lida. Todoroki dan yaoyozoru mengekor di belakang hero itu.
All might hampir saja batuk dan kembali ke wujud kurus keringnya saat melihat banyak murid2 yang aizawa bawa.
"a, apa yang... "
"sedang apa kalian disini?!" sentak bakugou.
"ah, halo, bakugou... Hehe... " cengir kaminari. Kirishima hanya tersenyum masam.
Uraraka melambaikan tangannya dengan riang, lida menyapa dengan gaya robotnya. Todoroki hanya diam, yaoyozoru menyunggingkan senyuman tipis.
"siapa yang bilang kalian boleh datang, hah?! Pulang sana!! " bakugou meledak2. Untungnya mereka jauh dari lokasi yang dianggap sebagai sarang villain.
"kau juga ada disini, kan? " ujar todoroki dengan adem ayem.
"kaliann-"
All might menghentikannya semakin emosi. "darimana kalian tahu kami ada disini? "
"soal itu... Yaoyozoru menempelkan alat pelacak pada baju bakugou..." tunjuk kirishima takut2 pada ona itu.
"gomen... " yaoyozoru tersenyum masam, "sebenarnya saya tak mau ikut2, tapi mereka memaksa... Jadi..."
Aizawa menghela nafas lelah, melepaskan mina dan kirishima dari bebatan syalnya. "buat apalagi kalian menyelinap? "tanyanya dengan rambut berkobar2.
"ano, sensei... " uraraka mendekat dengan ragu, "um... Kami hanya merasa tidak bisa tinggal diam saat deku-kun masih belum kembali!" serunya yakin.
"kami lihat bakugou bertindak semakin menjauhi kami dan nampak menyembunyikan sesuatu, jadi... hanya untuk jaga2 kami pasang alat pelacak. Mungkin saja dia nekat untuk mencari midoriya sendirian. " jelas lida.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Happy, Thankyou! -BnHA Fanfic (Completed)
RandomDunia telah berisi manusia yang memiliki quirk, ditengah semua itu hidup seorang gadis quirkless. Hidupnya berwarna dengan kehadiran orang2 yang bisa dibilang tak biasa baginya. Namun saat dia mulai menikmati kehidupan, suatu takdir sudah ditentuka...