Midoriya POV--
Setelah all might mengatakan dia akan memberi quirk padaku, aku mau tak mau harus berlatih keras.
Tubuhku memang kurus untuk seorang gadis. Tapi tidak parah. Karena hampir setiap hari kacchan membullyku. Bully? Em... aku tidak tahu nama lain hal yang selalu dia lakukan padaku itu. Anggap saja begitu, tapi tidak parah.
Karena itu mungkin aku nampak lemah. Memang aku jarang melawan kacchan yang selalu membentakku itu. Lagipula memang tidak perlu sepertinya. Dia akan tambah ngelunjak dan bahkan menggunakan quirk ledakannya didepan wajahku. Benar2 di wajahku maksudnya.
( ̄□ ̄;)All might membuatkan porsi latihan yang ideal untuk gadis sepertiku hingga bisa mencapai bentuk tubuh yang cukup. Aku menyebutnya sebagai latihan nerakaku selama beberapa bulan sampai ujian masuk ke UA dibuka.
Setiap hari dia memarahiku dengan wujud kurusnya. Ah, bertemu dengan pahlawan idola memang keinginanku, tapi bukan seperti ini. (✖╭╮✖)
Tapi aku salah satu dari sedikit orang yang tahu bahwa all might telah mengalami penurunan pada kekuatannya. Aku bingung harus sedih atau senang, karena yang kuketahui itu kondisi buruknya.
Aku bahkan menambah porsi makanku. Ugh, itu hal yang selama ini kuhindari.
"Izuku, apa kau berencana menaikkan berat badan? Tidak biasa sekali. " ujar okaa-san heran.
"A, ah! Karena teman2ku bilang badanku terlalu kurus mereka menyarankan untuk aku menaikkan beratku sebelum masuk sma nanti. Begitulah kaa-san, ahaha... "
Gomen okaa-san, aku berbohong.
。・゚゚・(>д<)・゚゚・。Tapi jelas aku tidak bisa memberitahukan hal ini pada okaa-san. Dia bisa pingsan. Ditempat. Setelah aku selesai mengucapkan kalimat terakhir.
Pada salah satu latihanku, all might memintaku menarik sebuah lemari pendingin besar. Ditambah tubuh kekarnya yang ningkring diatas.
w(°o°)wAku sempat merasa mustahil. Apalagi aku tetap seorang gadis. Namun apa salahnya mencoba?
Setelah mencoba menariknya dengan seutas tali, aku jatuh mencium pasir. Benda itu bahkan tidak bergerak sesenti pun.
"All might... Bukankah beratmu sendiri 2** (lupa atuh berapa) ?" tanyaku.
"Hm? Sudah turun kok, cuma berapa kilo sih. Hehe. " cengir simbol perdamaian itu.
(゜-゜) oke.
All might mengeluarkan ponselnya dan memotretku beberapa kali.
Walau jatuh bangun dalam latihan, aku harus tetap melakukannya. Hingga mendekati waktu pendaftaran, aku merasa panik karena tubuhku tak kunjung menunjukkan banyak perubahan.
Hingga aku melewati batas perintah all might, melakukan latihan tambahan tanpa sepengetahuannya.
Alhasil di salah satu latihan aku sudah ambruk diawal. All might mendatangiku heran.
"Porsi latihanmu seharusnya tidak sampai seperti ini. Midoriya, kau latihan berlebih, kan? "
Aku menelan ludah, tidak ada tenaga untuk membantah. Aku hanya diam tersungkur di tanah.
All might langsung mengomeli perbuatanku. Yah, aku memang nekat sekali ternyata.
"Tapi all might, aku hanya ingin cepat menjadi sepertimu. Seorang pahlawan yang selalu tersenyum saat menolong korban. Di semua situasi. "
All might diam. Dia kemudian tertawa dan berubah ke wujud kekarnya.
"Ahahah, tentu saja kau ingin. Maafkan aku sekali lagi, aku akan menjadikanmu pahlawan hebat! " all might menenteng tubuhku seperti menjumput tas kresek.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Happy, Thankyou! -BnHA Fanfic (Completed)
De TodoDunia telah berisi manusia yang memiliki quirk, ditengah semua itu hidup seorang gadis quirkless. Hidupnya berwarna dengan kehadiran orang2 yang bisa dibilang tak biasa baginya. Namun saat dia mulai menikmati kehidupan, suatu takdir sudah ditentuka...