*38*

1.7K 197 6
                                    

"nee shinsou-kun."

"hm? "

"jika kau tahu kau akan menemui ajal sebentar lagi, apa yang akan kau lakukan? "

"apa? Apa kau akan mati? "

"tidak! Tidak, ini hanya hipotesisku. "

"hipotesis? "

"contohnya, kau tiba2 kehilangan nafsu makan, indra perasa menumpul, kau tidak akan mencerna apapun kecuali cairan infus, pandanganmu menggelap tanpa peringatan, telinga berdenging sehingga kau sulit tidur, perasaan tak karuan karena kau tidak bisa berbuat apa2, dan ketika kau menemui dokter, dia berkata sudah terlambat untuk pengobatan, apa yang akan kau lakukan? "

"apa itu benar hanya hipotesis? "

"yeah, tentu saja. "

"benar, hanya hipotesis? " gumam shinsou yang kini duduk di kelas. Kemarin dia hanya berkunjung ke rumah sakit sebentar karena dokter akan melakukan pemeriksaan dan pengobatan pada luka2 midoriya.

"hm? Kau mengatakan sesuatu? " tanya teman didepannya yang menoleh setelah mendengar suara shinsou.

"iie. "

"ouh, begitu. " temannya kembali menghadap ke depan.

Shinsou memainkan pensil tumpulnya dengan tatapan keluar jendela.

.
.
.
.
.

"kacchan. "

"nani? " tanya bakugou kecil.

"apa dimatamu aku sangat lemah dan tidak bisa berbuat apapun? "

"iie, kenapa? "

"uhm... Aku sesekali berpikir seperti itu karena quirkku belum juga muncul. "

Bakugou melihat wajah murung midoriya dan mendengus semangat, "jangan khawatir deku. Aku punya satu pilihan, menjadi hero terkuat dan setelahnya aku akan melindungimu!"
٩(•̤̀ᵕ•̤́๑)

Midoriya tersenyum, "tapi kacchan, aku juga ingin jadi seorang hero. Kurasa kau tidak perlu melindungiku. "

"ouh... " (。_+) bakugou merasa ditolak, midoriya tertawa renyah melihat otoko itu kecewa.

Beberapa bulan kemudian
.
.
.

"nee, kacchan. "

"nani, deku? "

"seminggu yang lalu aku ada di rumah sakit karena demam, saat bangun aku mendengar percakapan yang tidak kumengerti hingga sekarang. "

"hm? Apa itu? "

"aku mendengar dokter berkata mengenai umur seseorang yang tidak akan sampai dua puluh tahun karena sebuah penyakit, tapi dokter itu mengatakannya pada okaa-san."

"apa kau tidak mengerti, deku? Dengar, pertama mungkin itu untukmu karena dikatakan pada ibumu. Kedua, umur dua puluh tahun... "

Hening

"kacchan? "

"ah, iie. Aku juga tidak paham, jangan pikirkan. " bakugou menolak memahaminya lebih jauh.

Bakugou merasa kesal karena melupakan percakapan saat kecilnya itu, dia benar2 lupa jika midoriya pernah bercerita hal itu.

"damn it... "

"katsuki! " panggil ibunya, bakugou hanya menoleh kesal.

Otoko itu tengah diskors karena menyelinap ke sekolah malam2.

I'm Happy, Thankyou! -BnHA Fanfic (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang