*22*

1.9K 208 4
                                    

Midoriya tanpa pikir panjang berlari meninggalkan shinsou yang masih diam terkejut saat dia meneriakkan nama lida.

Dengan nafas berantakan dia mencari keberadaan otoko itu diberbagai tempat karena sedang jam istirahat. Kelas kosong, dia langsung berpindah tempat.

"uraraka! " serunya memanggil ona itu di kursi kantin.

Uraraka mengerti maksud raut wajah itu, dia memintanya untuk tenang sebentar dan duduk agar tidak menarik banyak perhatian anak lain.

"dia sudah minta izin untuk pergi ke rumah sakit. " katanya pelan.

"itu sungguhan? Korban pemburu hero itu... "

"kakak lida, ingenium. Kondisinya cukup parah... "

Midoriya semakin tidak percaya. Dia memang mendengar beberapa hari ini pemburu hero sedang berkeliaran. Dia sama sekali tak menduga korbannya adalah saudara sahabatnya, lida.

Sekarang dia hanya berharap otoko itu akan terlalu sedih berkepanjangan.

.
.
.
.
.

Lida POV--

Begitu kabar mengenai nii-san kudengar dari panggilan okaasan, tanpa pikir panjang aku menemui guru untuk meminta surat izin. Mount lady yang mengerti kondisiku langsung mempersilahkan pergi sebelum surat ditulis.

Aku menggunakan quirk engineku dijalan tanpa memedulikan banyaknya pasang mata yang memperhatikan, aku sama sekali tidak akan mempedulikan akibatnya kali ini. Aku harus cepat sampai ke rumah sakit.

Lima menit kemudian, dengan mencoba untuk tidak sampai mendobrak pintu rumah sakit, aku menemui resepsionis dan menanyakan dimana kamar ingenium.

Aku bertemu okaasan didepan pintu ruangannya, dia menangis saat melihatku datang. Saat itu hatiku sudah mencelos dan kakiku terasa lemas untuk sekedar berdiri. Hasilnya pasti sama sekali tidak baik.

Aku masuk, dan melihat sosok yang menjadi panutanku sebagai hero itu terkulai lemah di kasur rumah sakit dengan banyak perban dan selang udara.

Aku mendatanginya dengan lemah.

"nii-san... "

Matanya terbuka sebelah dengan sangat berat, nafasnya sulit. "Ah, lida. Kau datang... " suaranya sangat lemah.

Aku hendak menangis, "kenapa berkata seperti itu? Sudah jelas aku akan datang, semua keluarga akan datang. "

"ahaha... Aku tahu. Maaf, aku hanya tidak ingin suasananya terlalu kaku."

"nii-san... Apakah... "

"lida. "

Aku terdiam, menatapnya.

Tangan nii-san yang lemah sedikit bergerak menyentuh kedua kakinya dibalik selimut. "kini kedua kakiku tidak akan kembali seperti semula. "

Kini air mataku mengalir begitu saja, membuat kacamataku rabun.

"maafkan aku... Lida. Padahal aku selalu ingin tampil hebat didepan adikku ini, tapi sekarang justru sangat menyedihkan. "

Aku tak bisa bicara, aku hanya bisa terisak pelan. Okaasan menyentuh pundakku, tapi masih tak berpengaruh.

"lida. Maaf jika perkataanku ini akan memberatkanmu. Hanya saja... "

Aku mengangkat sedikit wajahku.

"maukah kau mengambil namaku sebagai milikmu untuk hero? "

"nii... San...? "

"aku sudah tidak akan bisa menjadi hero seperti dulu meski kakiku sembuh. Ambillah lida, ingenium untukmu. "

I'm Happy, Thankyou! -BnHA Fanfic (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang