2. Malam perjodohan

76.3K 3.4K 29
                                    

Setelah berbicara pada abinya,humaira pun pergi ke mall bersama nabila sesuai dengan janjinya

" Kita mau ngapain dulu ni bil?."tanya maira

" kemana dulu ya enaknya?? Nabila sambil berfikir. " Gimana kalo kita makan aja dulu ". Ide nabila

" wah ayo deh,kamu kan emang rajanya kalo soal makan." ucap maira menggoda

" Ha,kamu tau aja deh." Nabila tersenyum,mereka pun pergi menuju lantai atas menggunakan lift agar cepat sampai,tapi sialnya mereka satu lift dengan sepasang kekasih,bisa di bilang sih pacaran.Tapi lebih sialnya lagi mereka melihat adegan menegangkan antara sepasang kekasih itu,mereka berciuman penuh gairah tanpa memperdulikan keadaan di sekitarnya.Astagfirullah,tapi alhamdulillah tak lama pun pintu lift terbuka seolah keadaan mengerti mereka.

" Huh astagfirullah,ada ada aja ya kelakuan remaja jaman sekarang." ucap nabila geleng geleng.

" Emang kamu bukan remaja ya bil."

" Ih kamu mah gak peka amat sih ra,maksud bila itu , apa mereka gak tau ya kalo pacaran itu dosa,apa lagi sampai ciuman ra,udah gak lihat lihat ke adaan huh dilaknat allah baru tau." ucap nabila dengan kesal sekesalnya

" Heh gak boleh gitu bil, biarin aja deh mereka mau lakuin apa aja,yang pentingkan kita engga." maira sambil menggandeng nabila menuju meja makan,lalu mereka memesan dan makan hingga selesai.

" Bil,maira mau beli hijab baru ah,kayanya ada hijab keluaran baru tuh,cantik kayaknya bil." ucap maira sembari menunnjuk toko hijab

" ayo deh ra,bila ikut aja,bila mau kita beli hijab kembar." nabila mengembangkan senyumannya

" Haha kamu bil ada aja,tapi ayo deh gapapa maira suka." menarik tangan bila menuju toko hijab tersebut.Lalu mereka memilih milih hijab yang mereka suka,membelinya kembar,lalu keluar toko. namun tiba tiba...

"Bil, lihat deh,itu bukannya cowo tadi?? Ucap maira sambil menunjuk tempat keberadaan cowo tersebut.

" eh,iya ra itu kan cowo yang ada di lift tadi,tapi kok gak sama cewe tadi? Kok malah sama tante tante, siapa itu ya??? Tanya nabila penasaran.

" Ah,sudah lah biarin aja bil,lagian kan kita gak kenal,pun dia bukan siapa siapa kita."  ucap maira tenang

" iya juga ya ra ,yaudah yuk kita pulang." akhirnya mereka pun pulang .

****

Setelah shalat maghrib  humaira membantu uminya di  dapur untuk menyajikan makan malam bersama,tapi kali ini berbeda karena akan ada dua keluarga yang akan makan jadi ibunya memasak banyak untuk menyambut calon besannya.

" maira,kamu ganti baju aja dulu mungkin sebentar lagi,keluarga aditya akan datang". Perintah uminya maira

" Yasudah mi ,maira tinggal dulu ya." maira pun pergi menuju kamarnya. Ia bingung mau memakai baju apa,akhirnya iya pun memilih gamis bercorak bunga dengan hijab syar'i polos. Namun tiba tiba ia deg deg kan ketika memikirkan  pria pilihan abinya,apakah ia baik,ilmu agamnya tinggi,dan apakah dia bisa menjadi imam yang baik seperti yang humairah idam idam kan? Atau malah sebaliknya? Tapi maira menghapus semua kerisauannya,pasti abinya telah memilih pria yang baik.Lalu maira pun keluar menuju dapur dan menghampiri uminya.

" Mi,gimana baju maira? Cocok ngak?." ucap maira meminta pendapat.

" Masya allah,anak umi cantik sekali." puji uminya

" Ah umi bisa aja deh." tersipu malu

" Yasudah umi kedepan dulu ya itu keluarga aditya sudah datang." ucap umi lalu menuju ruang tamu menemui kelurga aditya yang sudah datang dan disambut oleh suaminya.

" Eh yuli,sehat kan?". Sapa umi sembari duduk disamping suaminya

" alhamdulillah sehat rani,kamu sendiri giamana?". Balas yuli.
Yuli adalah sahabat lamanya sekaligus mama dari calon menantunya

" Alhamdulillah sehat juga yul." Umi rani pun melanjutkan perbincangan mereka.

Ketika mereka sudah bercerita panjang lebar,humaira pun datang sambil membawa teh. Tapi alangkah terkejudnya maira melihat tante yang duduk di depan uminya adalah tante tante yang berjalan  bersama laki laki yang satu lift dan berciuman penuh gairah di mall tadi siang,apa jangan jangan...  Tapi gak mungkin maira pun menepis jauh jauh pikiran buruknya.

" Ini om,tante di minum."  ucap maira sembari menyajikan tehnya dengan

" terimakasih nak,panggil aja mama papa,kan nanti kamu juga bakal jadi anak kami". Perintah mama yuli

" eh iya ma." ucap maira canggung,anaknya?? Kan?? Jangan-jangan...ah sudah lah maira tak berprasangka buruk dulu,mungkin laku-laki yang tadi siang itu keponakannya atau siapanya.

" Anak kamu cantik banget ya ran."

" ah kamu bisa aja yul,anak kamu juga ganteng,oh ya mana ni anak kamu kok gak ikut?." Tanya umi maira penasaran

" Oh revan,dia lagi sibuk banget di kantornya jadi belum bisa ikut." jelas mama yuli.

" Oh,begitu,yasudah ayo kita makan saja." ajak umi maira sembari berjalan menuju meja makan dan di ikuti semuanya.

" wah banyak banget masakkannya ran ." ucap mama yuli

" haha gapapa lah sekali sekali yul,nyambut calon besan." ucap umi terkekeh

" oh ya ni opor ayamnya siapa yang masak." tanya mama yuli setelah merasa opor ayamnya

" Itu yang masak maira yul." jawab umi

" wah kamu pintar masak ya ra,pas banget revan juga suka opor ayam,kayanya memang jodoh deh."  ucap mama yuli antusias.sedangkan maira hanya tersipu malu.dan mereka memulai makannya hingga selesai

" Jadi gini fik,maksud kami datang kesini kan kamu sudah tau,kita akan menjodohkan putrimu Humairah dengan putra kami revan,dan kami ingin mendengar langsung jawaban humairah." jelas papa aditya

" iya dit ini kan sudah kita rencanakan jauh hari,dan sekarang tinggal kita dengar jawaban Huamira." Menoleh pada maira "jawabanmu gimana nak?". Tanya abi pada maira.

Dengan perasaan gugup tak menentu dan datangya perasaan takut, akhirnya Huamira memantapkan hatinya akan pilihan abinya dan ia menjawab

" Sesuai dengan apa yang diingin kan semua orang tua yang ingin anaknya  bahagia,maka maira akan menerima perjodohan ini,sebab pilihan orang tua adalah yang terbaik." jawab maira berusaha tenang dan menundukkan kepalanya

" Alhamdulillah." ucap semuanya

" Nak  ambil ini." mama yuli meyodorkan kotak berwarna merah.  " kamu pakai ya nak". Perintah mama yuli,sedangkan humaira hanya mengangguk pelan.
Yah malam ini memang ada yang kurang,selain revan yang tidak bisa hadir,di tambah dengan ketidak hadiran andre,abang humaira karna sedang ada pkl di sebuah desa terpencil di Medan.

" Oke,sesuai dengan yang sudah kita rencanakan,pernikahan akan dilaksanakan setelah kelulusan humaira." ucap papa aditya memecah ke canggungan yang ada.

" Baiklah dit,gak sabar yah pengen cepet cepet punya cucu." ucap abi terkekeh

" Ah kamu tau aja fikri." ucap papa aditya tertawa.  " Oh iya kita sudah tertinggal Isya di masjid ,jadi shalat di rumah saja,kami pamit pulang yah fik." pamit papa aditya

" Oh iya iya dit,silahkan."   mempersilahkan papa aditya untuk pulang

" kami pulang dulu ya fikri, rani,humairah." pamit papa fikri menoleh kepada satu satu orang sembari berjalan keluar memasuki mobil dan meninggalkan kediaman fikri.

                         ❤❤❤

Kira kira ada yang penasaran gak,bagaiman seorang revan? Baik kah? Buruk kah? Kalo ada commen sama vote dong biarr author semangat nulisnya dan bisa menjawab kepenasaran kalian wkwkwkwk

Biasakan vote sama commen yah readers 😉



















Toughness Of Humaira | Sudah Terbit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang