Melamun.itulah yang di lakukan gilang setelah mengetahui bahwa maira dan revan akan honeymoon,kemarin mama bilang mereka akan honeymoon besok,tapi tadi berubah lagi,revan menelpon mamanya bahwa mereka akan berangkat hari ini,lebih tepatnya sore nanti.Berarti maira dan revan sudah benar benar baikan,dan rumah tangga mereka sudah membaik,mereka berdua sudah sama sama menyayangi satu sama lain,dan berarti harapan gilang sudah pupus,ia harus merelakan maira bahagia bersama abangnya,dirinya harus menghapus semua perasaan yang sudah ia bagikan untuk maira,ia harus bisa menjaga notabenya sebagai adik ipar,ia harus mengubur dalam dalam perasaannya,ia harus bisa mencari wanita lain,ia harus lebih giat untuk mendelatkan diri kepada sang ilahi,ia yakin bahwa jodohnya sudah di tetapkan oleh Allah. Ia pun sudah benar benar bertekat untuk melupakan maira,dan membuka lembaran baru.
"lang."Panggil mamanya dan berhasil membuyarkan lamunannya.
"iya ma,ada apa? ".Gilang menoleh ke arah mamanya yang sudah duduk di sofa sebelahnya.
"Nanti sore anterin mama ke bandara ya".ucap mama tersenyum
"Mau ngapain ma??". Gilang memasang muka malas.
"Ya ampun gilang sayang,anak mama sayang,ya kita mau nganter bang revan sama mbak maira pergi lah".
"Mesti ya ma??".
" Iya dong,kamu nih kenapa sih,kok kayaknya gak suka gitu?". Ucap mama melihat putra bungsunya itu seperti tak suka dengan ini semua.
Kemudian gilang tersadar,ia tak ingin mamanya mengetahui apa yang dirinya rasakan,lagian dirinya kan sudah berusaha untuk melupakan maira.
" Nggak ah ma,mama aja perasaan,kan ada papa loh ma?"."Papa lagi di jakarta sama abinya maira,kamu lupa apa gimana sayang????".
"Oh iya gilang lupa,yaudah deh iya nanti sore gilang antar". Ucap gilang pasrah.
" Nah gitu dong baru anak mama". Ucap mama sembari mengelus pundak gilang.
****
Maira begitu terpukul atas apa yang di katakan oleh seorang perempuan yang baru saja pergi dari rumahnya,ia sangat kecewa,air matanya sudah tak dapat di bendung lagi,dadanya terasa sesak sekali setelah mengetahui apa yang terjadi antara suaminya dan perempuan itu,ia sangat sangat tak percaya dan tak rela atas permintaan perempuan itu.
"Mas revannn akku benci sama kamu...".
Maira terus menerus menangis sejadijadinya ia melempar semua barang yang ada di dekatnya,semua itu dilakukannya untuk melampiaskan kekecewaannya."Bang andreeee! umiiiiiiii! abiiiiiiii! maira benci sama mas revannnnn ,tolongggg bilangggg kalo ini semua cumaaa mimpiiiiii,maira gak sangguppp".. Tangis maira semakin pecah ia menjerit jerit sendiri,tak ada seorang pun yang ada di rumah itu,ia hanya sendiri. Menangis meraung raung untuk mengeluarkan segala sesak di dadanya.
Bukankah hari ini seharusnya maira bahagia? Bersuka ria mempersiapkan semua kebutuhan dirinya dan revan??? Lalu apa yang terjadi sehingga dirinya menangis histeris seperti ini???ada apa?? Apa yang dikatakan wanita yang datang kerumahnya? Siapa wanita itu?? Sehingga dapat membuat maira di ambang kehancuran seperti ini???
"Ya allah...hiks..hikss...hiks..maira gak kuat ya allah,apa salah maira ya allah?apa maira punya kesalahan berat sampai sampai engkau beri cobaan kepada hamba seberat ini ya allah?? Hamba gak kuat ya allah,kalo harus menjalani ini semua..". maira terus menerus menangis segugukan.
Namun tiba tiba dirinya teringat sesuatu,dulu abinya sering bilang. "ketika bahagia,bahagia lah secukupnya,dan selalu mengingat allah,dan begitu juga ketika kita sedih,jangan berlarut larut dalam kesedihan itu,ingat lah allah,karna allah tidak akan memberi ujian kepada hambanya di luar batas kemampuan hamba itu".
Detik berikutnya maira berhenti meraung raung,hanya saja air matanya tak dapat terbendung. Dadanya masih sesak.hatinya bagai di iris iris,Pedih. Itulah yang ia rasakan saat ini.
Kemudian maira berdiri,ia membereskan semua barang yang telah di lempar lemparnya,ia tak ingin rumahnya berantakan,walaupun saat ini rumahnya sudah seperti kapal pecah,banyak tergenang air mata.
Setelah membereskan semuanya maira bergegas menuju ke kamar,dadanya masih sesak,dirinya benar benar tak terima dengan ini semua,mengapa ini semua terjadi?? Apa perempuan itu benar? Atau hanya fiktif belaka? Maira berjalan tak sadar,fikirannya benar benar kacau saat ini,perempuan mana yang sanggup mendengar berita tak enak bahkan buruk seperti itu? Ia berjalan tetapi fikirannya melayang layang,tak sepenuhnya sadar,matanya bengap sehabis nangis tak henti henti.
Perlahan lahan maira mulai menaiki anak tangga satu persatu ,dirinya masih melamun dengan air mata terus mengalir,mungkin kah ia melepaskan orang yang benar benar sayang padanya?orang yang benar benar ia sayangi?sanggupkah ia di duakan?rasanya tak mungkin dan tak akan rela.mengapa suaminya tega bermain dengan wanita lain? Ia sadar ia tak sempurna,tapi mengapaaaaa???????
Haruskah seperti ini?? Haruskah ada yang harus berkorban? Atau malah harus meninggalkan?? Kebahagiaannya yang baru saja ia rasakan harus sirna demi perempuan itu? Dirinya juga perempuan,membutuhkan kebahagiaan. Namun,apa ini??? Tak sanggup lagi maira memikirkan semua ini,rasanya begitu sakit untuk di fikirkan,rasanya hatinya bagai di tusuk tusuk duri. Perih.Maira sudah tak sanggup lagi,air matanya semakin deras,ia merasa sangat sangat kecewa.tiba tiba kaki kanannya tersangkut pada kaki kirinya sehingga tubuhnya jatuh dan terguling guling hingga ke dasar tangga,darah segar mulai mengalir ke lantai,di sebabkan luka di bagian kepalanya,ia tak dapat membedakan antara sakit hatinya atau sakit kepalanya.pandangannya mulai buram,dan tak lama ia sudah tak sadarkan diri.
*****
Mau tak mau gilang harus ke rumah revan,ia di suruh memberi baju couple yang harus di pakai oleh revan dan maira nanti sore,sedangkan mamanya sibuk membuat kue di rumahnya.
Dengan berat langkah revan mengetuk pintu rumah tersebut.
Tok
Tok
Tok
"Assalamualaikum mbak..".
Tok
Tok
TokTak ada jawaban dari dalam.
Tok
Tok
Tok
Tok
Tok
"Assalamualaikum...".
Tok
Tok
Tok
Tok
TokKarena tak ada jawaban sama sekali gilang berniat membuka knop pintunya saja,tak mungkin maira tak ada dirumah,mungkin saja maira sedang sibuk packing di kamarnya jadi tak mendengar ketukan gilang.
Dan langsung saja gilang membuka knop pintu itu,ternyata tak di kunci.
"Assalam..."baru saja gilang melangkah masuk dan belum selesai mengucapkan salam,dirinya di kejutkan dengan genangan darah segar dan maira sudah terkapar tak sadarkan diri.Jantungnya berdesir,sesak sekali rasanya melihat ini, hatinya bagai di timpa balok.
Ia membuang begitu saja bingkisan yang ada di tangannya,dan secepat mungkin mengangkan tubuh mungil itu yang sudah berlumuran darah.ia membawanya kedalam mobil dan menuju kerumah sakit."Bertahanlah maira...aku tak akan memaafkan diriku sendiri apa bila kau tidak selamat". Tak terasa gilang menitihkan air mata,tak sanggup ia melihat orang yang ia sayangi terluka seperti ini.
Ketika sudah sampai rumah sakit ,maira langsung di bawa ke UGD oleh para perawat .
"Maaf pak,anda di sini saja".tahan seorang suster
"Gak bisa sus,saya mau melihat ke adaan dia". Kekeuh gilang.
"maaf pak tidak bisa".suster tersebut langsung menutup pintu UGD tersebut.
Gilang tak sanggup melihat ini semua,ia benar benar marah pada dirinya dan juga revan,mengapa maira bisa begini??
Ia frustasi dan menunjang nunjang tembok rumah sakit dengan menitihkan air mata.Tak sanggup melihat perempuan yang ia sayangi mengalami hal ini..
.
.
.
❤❤❤Maaf banyak typo🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Toughness Of Humaira | Sudah Terbit ✓
Spiritual# Rank 4 in spiritual. 11 01 2018 DON'T COPY, INGAT ALLAH MAHA MELIHAT!!! " Apa bi? nikah muda? ya allah bi maira belum siap bi." ucap humaira dengan kesal " Tidak ada penolakan maira,abi gak mau masa depan kamu hancur seperti kebanyakan anak peremp...