33.

45.6K 1.6K 23
                                    

Gilang merasa tak nyaman hanya berdua saja di ruangan ini dengan maira.Bukankah seharusnya dirinya senang bisa berduaan dengan wanita yang ia sayangi?tapi rasanya ia tak bahagia melainkan takut dan gugup. Bagaimana jika ketika maira bangun ia tak suka dengan keberadaan gilang di sini? Dirinya benar benar bimbang saat ini.

Ia memperhatikan maira yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit itu,wanita itu tampak lemah sekali dan tidurnya pun lelap sekali. Ia kembali mengingat kejadian beberapa hari lalu,di saat wanita itu tergeletak bergelimangan darah di rumahnya,rasanya hatinya perih sekali melihat wanita yang ia sayangi itu terluka. Aku akan selalu ada untukmu ra! Sekali lagi kamu di sakiti sama revan,aku gak segan segan untuk merebut kamu dari bajingan itu !! Batin gilang

Namun,tiba tiba gilang terkejut saat jari jari wanita itu perlahan lahan bergerak dan matanya perlahan terbuka,mengerjap ngerjapkan matanya untuk mendapatkan kesadaran sepenuhnya.
"Gilang! Lirih maira saat melihat laki laki itu duduk di sofa,ia melihat sekelilingnya tidak ada siapa siapa,ia hanya berdua saja diruangan ini? Kemana umi dan mamanya?

Lalu gilang pun berjalan mendekat dan duduk di kursi sebelah ranjang maira.
"Ia mbak kenapa?

"Umi sama mama kemana?

"Umi pulang kerumah mau ngambil baju mbak,kalo mama pulang mau ngirim data penting dari klien papa mbak." jelas gilang

"Kamu udah lama jagain mbak?" Tanya maira penasaran,ia merasa tak enak hati

"belum kok mbak". Jawab gilang datar

" Maaf ya ngerepotin,mbak udah baikan kok.

"Gak papa mbak,kita kan saudara,jadi jangan sungkan sungkan.

"Beneran gapapa lang? Tanya maira sembari membenarkan posisi duduknya.

"Iya mbak". Senyum terukir di wajah gilang. "Mbak mau makan buah? Tawar gilang.

"Boleh lang,mulut mbak rasanya pahit banget. Ucap maira sembari terkekeh.

"Oke." Lalu gilang beranjak dari duduknya dan mengambil sebuah apel dari keranjang buah dan sebuah pisau dan mengupasnya.

"ini mbak." gilang membawa sepiring kecil buah apel yang sudah di potong potong kecil.

"Makasih ya lang. Ucap maira tersenyum lalu ketika dirinya akan mengambil sepotong apel tangannya terasa nyeri.
"Aww." ringis maira

"kenapa mbak?." gilang benar benar khawatir saat itu. "apa yang sakit mbak?

" nggak papa lang,ini nyeri banget." ucap maira sembari mengelus punggung tangan kanannya yang tertusuk jarum infus.

"Oh." gilang tampak lebih lega,ternyata tidak ada apa apa. " yaudah kalo gitu gilang suapin aja gimana??? Tawar gilang

Maira tampak berfikir sejenak,sejujurnya ia tak enak jika di suapi oleh adik iparnya itu,adik ipar? Bukannya tak apa? Adik ipar bukankah sama saja dengan adiknya sendiri?  " Yaudah deh,tapi gak papa kan lang? Maira merasa sedikit tak enak

"haha." gilang sedikit terkekeh. " gak papa loh mbak,gilang kan adiknya mbak. Senyum terukir di wajah gilang. 
"Yaudah aaaa . Gilang menyuapkan sepotong apel itu kedalam mulut maira.
" manis kan mbak ??

"Mmmm,iya lang." ucap maira di sela sela mengunyah apel tersebut.

"mbak gilang boleh tanyak nggak ? Tanya gilang hati hati,taku maira akan marah.

Maira mengerutkan dahinya " mau tanyak apa lang???

"Maaf ya mbak kalo gilang lancang,sebenernya mbak tau kalo aurel itu hamil anak bang revan dari mana???

Toughness Of Humaira | Sudah Terbit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang