50.

50.8K 2.1K 193
                                    

Malam menyapa. Revan dan maira tengah berada di kamarnya,berbaring. Rasanya hari ini lelah sekali,hingga selesai shalat isya mereka memutuskan untuk berbaring sejenak.

" Capek ya yang?." tanya revan sambil memiringkan badannya menghadap maira.

"  Capek itu pasti ada mas,tapi kok rasanya hilang setelah melihat anak-anak yatim tadi bahagia." jawab maira sembari menghadap revan. Saat ini jarak mereka terlalu dekat,hingga revan bisa merasakan hembusan nafas maira,begitu juga sebaliknya maira.

" Mas juga senang bisa melihat mereka bahagia."

" Mas tadi Nabilla nelpon,katanya dia minta maaf nggak bisa dateng. Karena ada jadwal kuliah siang." ucap maira. Nabila memang sudah kuliah lagi di sini. Dia kuliah di UMSU ( Universitas Muhamadiyah Sumatra Utara ).

" Nggak papa kok sayang." Revan mengusap rambut maira lembut.

"Mas."

"Hm..kenapa?."

" Maafin maira ya." ucap maira hati-hati.

" Maaf kenapa yang?."

Maira terdiam agak lama lalu menjawab.

" Maira udah nyiksa mas selama ini,sampai pernikahan kita udah setengah tahun maira belum memberikan Hak mas sebagai suami." ucap maira pelan di kata 'hak'

Sontak revan langsung terkejut dengan ucapan maira barusan.
" sayang,dengerin mas. Mas nggak akan maksa kamu sampai kamu benar-benar siap lahir dan  batin." ucap revan tegas.

" tapi ini semua salah maira mas,maira tahu selama ini mas tersiksa kan?."

"Enggak sayang."

" Maira tahu mas,maafin maira." ucap maira lalu ia menyandarkan kepalanya di dada revan.

" Mas nggak akan paska kamu sayang." lagi-lagi revan mengusap rambut maira.

" Maira udah siap kok mas." ucap maira setelah berfikir panjang.

" Beneran yang?." tanya revan tak percaya. Lalu maira tersenyum dan mengangguk. Revan pun langsung mematikan lampu kamar mereka.
Dan selanjutnya hanya mereka yang tahu apa yang terjadi.

Akhirnya malam ini maira menjadi milik revan seutuhnya.

****

" Sayang,bangun." revan mengoncangkan tubuh maira pelan. Revan sudah bersiap untuk shalat subuh.

"Enghh." leguh maira.

"Bangun sayang,udah subuh." ucap revan lagi.

" Bentar lagi mas,maira masih ngantuk."
Wajar saja maira mengantuk,tadi malam mereka baru tidur jam 1 malam.

" Shalat dulu yang,nanti sambung lagi tidurnya. Kamu kan harus mandi dulu."

Maira langsung membuka matanya dan melihat ke adaannya.
" Maas tutup mata dulu." ucap maira tegas,ia malu tubuhnya hanya tertutupi selimut saja. Ia malu.

" Nggak papa sayang ,mas sudah lihat semuanya kok." kekeh revan.

" Mas revan,tutup mata dulu maira malu." rengek maira. Dan revan mengalah ia menutup matanya. Lalu secepat mungkin maira bangun  melilit tubuhnya dengan  selimut ,lalu berjalan ke kamar mandi.

" Aww." ringis maira ketika merasaakan nyeri di bagian terpentingnya.

" Kenap ra?." revan benar-benar khawatir.

" Nggak papa mas,maira pun langsung berjalan masuk ke kamar mandi.

Tak lama maira pun keluar dengan rambutnya yang basah,kemudian mairaengeringkannya sebentar dan langsung mengenakan mukenahnya.

Toughness Of Humaira | Sudah Terbit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang