52.

47.7K 2.7K 219
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 09.01 WITA. Maira dan revan tengah beristirat di tepi pantai.

"Mau ngapain lagi mas?." tanya maira kemudian menyeruput es kelapa mudanya. Rugi di pantai tapi nggak minum es kelapa mudah. Beda sensasinya😂.

" Main jetski."

" Beneran mas?." maira sudah lama menginginkan hal itu.

" Iya sayang,yuk sekarang mumpung mataharinya belum terlalu menyengat".

"Siap bos."

" Yaudah,yuk kita ketempat jetskinya." lalu mereka berjalan menuju tempat penyewaan jetski. Saat ini revan mengenakan celana ponggol dan kemeja khas pantai tak lupa dengan kaca mata yang bertengger indah di wajahnya,sedangkan maira tetap mengenakan pakaian syar'inya tapi kali ini ia mengenakan hijab instan,agar tetap santai namun,tetap syar'i.

" Bli,sewa jetski satu jam berapa?." tanya revan.

" satu jam seratus ribu bli." jawab orang yang menyewakan jetski tersebut. Revan langsung mengambil uang seratus ribu dari dompetnya.

"Ini bli,tolong bawakan ketepi  pantai ya bli." ucap revan dan di angguki langsung oleh orang itu.

"Terimakasih bli." ucap revan dan orang itu langsung kembali ke tempat penyewaan jetski.

Revan perlahan menaiki jetski itu dan di ikuti maira. "Pengangan yang kenceng,nanti jatuh." kekeh revan, maira hanya tersenyum dan memegang kedua pundak revan.

Revan menghidupkan mesin jetski,dan mengengendarainya dengan hati-hati.

" aaa,mas basah." ucap maira ketika air membasahi bajunya.

" Hehe,kalo nggk basah bukan main jetski namanya." kekeh revan.

Kemudian revan menambah kekencangan jetski dan menabrak ombak,sehingga maira memeluk erat pinggangnya.
"Mas pelan dong,maira takut. Nanti kalo jatuh gimana? Maira kan gak bisa berenang." ucap maira terpejam di punggung revan,tangannya memeluk erat pinggang revan.

" Haha,nggak papa sayang. Sengaja biar kamu peluk mas,kamu nggak bakalan kenapa-napa."

" Ish,cari kesempatan dalam kesempitan." ucap maira masih dengan posisi tadi.

" Kan udah halal,jadi nggak papa."

Selanjutnya hening,maira tetap memeluk revan. fikirannya melayang,seandainya dulu di awal pernikahannya sebahagia ini. Ia tak ingin masa awal pernikahannya terulang lagi,cukup sudah rasanya tersakiti,ia tak ingin di tambah lagi. Apalagi setelah kehadiran Nissa,Maira benar benar tak ingin kehilangan revan.

"Yang,kok diem?takut ya?maaf tadi cuma bercanda." ucap revan memecahkan keheningan yang ada.

Maira mengangkat kepalanya dan melepaskan pelukannya. " Enggak kok mas,maira cuma kepikiran masa awal kita nikah."

Hening sesaat,hanya terdengar deru mesin jetski.
" Maaf." lirih revan. " mas nggak akan ulangi lagi,kalo kamu mau resepsi ulang mas akan turuti kok." ucap revan antusias.

" Enggak mas,maira udah seneng kok dengan perubahan mas yang sekarang. Nggk perlu di ulang,maira udah bahagia." maira memeluk revan lagi.

" Maaf yang dulu,balik aja yuk,kita ke spot lain." ucap revan.

" hayuk atuh." kemudian revan memutar balik jetski nya dan berjalan hingga tepi pantai penuh dengan canda ria. Sesampainya di tepi sudah ada orang yang menunggu jetski.

" Bli,ini ya." ucap revan setelah mereka turun.

"Loh,kan belum satu jam bli." ucap orang itu.

" Nggk papa bli,istri saya sudah capek."

Toughness Of Humaira | Sudah Terbit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang