48.

39.5K 1.7K 118
                                    

Selamat pagiiii....
Eh salah,sudah siang ini. Selamat weekend.

Maira belum terbangun dari tidurnya.
Revan membiarkan maira tidur sampai jam 10 pagi. Subuh tadi revan shalat sendirian.

" Aww." maira merintih kesakitan memegangi perutnya.

" Kenapa ra?." revan langsung mendekati istrinya .

" Perut maira sakit banget mas." revan tak tega melihat istrinya merintih kesakitan.

" makan ya,biar mas masakin dulu." ucap revan lalu langsung turun.

Saat di dapur revan bingung mau masak apa. Ia membuka ricecooker,ada nasi. Ia pun memutuskan untuk memasak nasi goreng dan membuatkan teh untuk maira.

" Ra,sarapan dulu." ucap revan sembari membawakan sarapan untuk maira. Tapi maira masih berkutat di ranjang.
"Ayo dong ra,sarapan dulu." ucap revan sekali lagi.

" Perut maira sakit banget mas." maira meremas perutnya.

" Makan dulu sayang,habis itu minum obat." pinta revan.
Lalu maira pun di bantu bangkit untuk duduk. Revan memberikan sepiring nasi goreng itu kepada maira. Maira pun langsung memakan nasi goreng itu

" Mas."

" Hmm,nggak enak ya?."

Maira pun tersenyum " Enak kok. Tapi telurnya gosong."

" Maaf ya,mas tadi lupa lagi goreng telur."

" Nggak papa kok mas,ini aja sudah enak kok,Terimakasih ya mas." maira bersyukur sekali memiliki suami seperti revan,perhatian.

Revan hanya tersenyum. Memandangi maira yang tengah menyantap sarapannya. Rasanya ia sudah terlalu sering menyakiti wanita itu. Revan tak ingin menyakiti maira lagi.

" Mas,kok bengong." seru maira membuyarkan lamunan revan.

" Eh-enggak kok ra."

" Pagi pagi nggak boleh bengong mas."

" Enggak bengong kok yang,minum obat ya." revan mengambil piring bekas makan maira.

" Nggak papa kok mas,nanti siang juga sembuh sendiri. Sepertinya maira datang bulan."

" apa biasanya seperti itu yang?."

" Enggak mas,baru kali ini."

" Yaudah istirahat aja dulu,biar mas aja yang beresin rumahnya." ucap revan

" Nggak papa mas?." tanya maira tak enak.

" Nggak papa sayang,kan kamu sakit." kemudian revan pun turun membawa piring bekas maira makan. Mencuci piring dan menyapu rumah. Sesekali kan tak apa,hehe.

****

Maira baru saja selesai mandi, ia membereskan ranjangnya. Namun,perutnya nyeri lagi. Ia pun berbaring lagi di ranjangnya. Memengagi perutnya.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka,menampilkan revan dengan keringat yang membasahi pelipisnya.
" Ra,kenapa? Sakit lagi?." Revan benar benar takut terjadi sesuatu pada istri kesayangannya itu. Ia tak tau apa yang mairaa rasakan. Revan benar-benar takut.

"ke dokter aja yuk ra." ucap revan lagi duduk di pinggir ranjang,dan maira pun ikut duduk.

" Nggak usah mas,maira nggak papa kok." tolak maira.

" Mas takut terjadi apa-apa sama kamu ra".

" Nggak papa mas,ini biasa sama wanita."

" Beneran kan ra? Mas beneran takut."

Toughness Of Humaira | Sudah Terbit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang