41.

44.4K 1.6K 92
                                    

Malam sudah semakin larut,tapi belum ada tanda tanda kepulangan revan,sejak habis maghrib maira sudah mencoba menghubungi suaminya,namun sampai detik ini,sama sekali belum ada kabar dari suaminya itu,ditelpon nggak di angkat,di sms ga di balas.membuat maira semakin khawatir akan keadaan suaminya sekarang.

Lalu maira pun mencoba menghubunginya lagi,dan Alhamdulillah di angkat.

"Assalamualaikum mas."

"Walaikumsalam ra."

"Mas kemana aja? Ini sudah larut malam,kenapa mas gak bilang sama maira mas mau pergi kemana??

" Mas dikantor, maaf gak bilang ada urusan mendadak !".

"Ooh,mas sudah makan?? Pulang jam berapa mas?".

"Udah,belum tau jam berapa,sudah dulu ya,mas banyak kerjaan,Assalamualaikum". Kemudian revan langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak.Revan benar benar merasa bersalah sudah berbohong pada maira lagi,dirinya memang di kantor,tapi tak ada urusan sama sekali,ia hanya ingin menenangkan dirinya,dari masalah yang ada. Kehadiran Nissa sangat mengusik dirinya,kejadian masa lalu yang masih terpampang jelas di fikirannya,bayangan ketika akadnya gagal masih jelas teringat,dan luka itu kembali terbuka.
"Aku lelah." gumam revan,lalu revan mencoba untuk tidak memikirkan Nissa,tapi tetap saja tidak bisa.

Goresan luka itu kian terbuka kembali,disaat orang yang membuatnya hadir kembali di tengah penghapusan luka itu.ini tidak adil Tuhan !! Revan benar benar merasa dilema saat ini. Dirinya memilih Maira atau Nissa,kalau ia memilih Maira maka ia akan biasa saja,namun dirinya tak terima jika kelak nissa akan menyakiti orang lain.sedangkan kalau ia memilih Nissa maka,akan ada seseorang yang akan teramat terluka,namun tidak ada orang yang akan disakiti nissa selain dirinya.

Tidak !! Tidak !! Revan tidak akan memilih Nissa,seseorang yang sudah menghancurkan hidupnya,sampai kapanpun ia tak akan memilih Nissa,membuka luka lama itu sangat menyakitkan,apa lagi dengan irang yang telah membuat luka itu.
"Aku akan tetap bersamamu ra,sampai kapan pun itu." gumam revan di tengah kacaunya fikirannya saat ini,kemudian tak lama ia pun tertidur di sofa.

****

Perasaan maira kian membaik,ia tak terlalu khwatir lagi pada revan,saat ini revan ada di kantornya,yah mungkin tadi sore lupa untuk izin ke kantor karna urusannya sangat mendadak,ia memaklumi itu.

Perlahan maira berjalan menuju dapur,menyimpan semua masakannya kedalam kulkas,nanti jika revan pulang tinggal di panaskan saja.

Setelah menyimpan makanan,maira pun duduk kembali di sofa depan televisi.Ia sendirian di rumah,bi inah belum juga kembali,tadi sudah telepon,katanya ia kembali minggu depan,dikarenakan anaknya masih belum mau di tinggal,dan maira memaklumi itu,toh dirinya juga paham kok seperti apa rasanya ditinggal ibu ke tempat yang jauh.

Tiba tiba handphone maira berdering,ada seseorang yang menelponnya.

"Assalamualaikum." salam seseorang di sebrang sana.

"Walaikumsalam." balas maira

"Hallo my best friend,bila rindu bangettt." ucap nabila.

"Wahh maira juga sama bil,rindu pake banget."

" Kapan kita ketemu???

" Belum tahu deh bil,kamu aja di kairo,sedangakan maira di Indonesia,jauh banget bil."

"Nabila ada berita gembira ra." ucap nabila sepertinya ia sedikit menahan rasa senangnya.

"Berita apa bil??." tanya maira penasaran sembari membaringakan tubuhnya di sofa

" Bila bakal pulang ke Indonesiaaa,dan melanjutkan pendidikan di sanaa."

"wahh maira seneng banget dengernya,tapi??kenapa lanjut disini bil??bukannya disana lebih baik??".

"Iya sih ra,tapi bila gak tahan disini,bila sendirian,bila sering nangis malam,rindu sama orang tua bila,sama maira,sama semua orang yang bila sayang."

" Ya Allah,maira jadi sedih dengernya,maira juga sering kepikiran bila,seperti apa disana,kadang ada keinginan untuk kesana,tapi keadaan tidak memungkinkan."

"Maira ga perlu kesini,lusa bila bakalan pulaang,tunggu bila ya ra."

"Okee sipp."

"Btw gimana?? Udah ada tanda tanda belum???".

"Tanda tanda apa bil??." tanya maira mengerutkan dahinya.

"Alahh,tanda tanda lahh,kapan bila punya keponakan." ucap nabila sedikit merengek

"Hei,pertanyaannya mengejek ya! Maira belum pernah kok."

"Ha? Belum malam pertama??sudah 5 hampir enam bulan loh ."

"Hussh,kalo ngomong itu mulut kagak di sensor."

"Hehe,maafkan saya,jadi kapan dong?? Bila kan pengen punya keponakan yang lucu imut- imut."

"Bikin aja sendiri." kekeh maira.

"Nggak usah ngejek ya ra,nikah aja belum,si dia belum peka sampai saat ini,sedihnya hidup adek kak."

" Gak usah alay ya bil,ketularan bang andre kayanya nih."

"Hehe,ketularan dikit."

" Eh sudah dulu yuk,udah jam berapa nih?? Besok kamu harus urusin semua urusan kamu disana bil,lagian kamu sih nelpon udah malam gini."

" hei,disini nggak malam kok."

"Oh iya,maira lupa,yasudah maira mau tidur ni."

"oke,selamat malam,good night,assalamualaikum ukhtyku."

"Ohh sudah ada perubahan ya,malam kembali,night too,walaikumsalam ukhty".
Lalu mereka bersama sama memutuskan sambungan telepon.

Ah iya! Maira lupa,untung dirinya tak memberitahu nabila,bahwa bang andre sudah memiliki calon istri dan?? Ah nikah bulan depan?? Bulan depan?? Bukankan nabila sudah kembali kesini?? Ah maira tidak tahu bagaimana perasaan nabila nanti disaat nabila tahu bahwa bang andre sudah memiliki calon istri.

Kenapa maira tak pernah memikirkan soal ini? Sahabat macam apa dirinya itu.Ia harus berbuat apa?? Keadaan gak akan berubah. Tidak ada yang tahu bahwa nabila mengagumi bang andre secara diam diam,kecuali maira !

Ah sudah lah,besok akan maira pikirkan lagi,tak lama maira pun langsung naik ke kamar,mungkin revan tidak akan pulang malam ini,terbukti ini sudah pukul 01.00 dini hari,sesampainya dikamar maira pun langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur yang ia rindukan itu.tak lama mata maira pun sudah terpejam,dirinya benar benar sudah sangat mengantuk.

                   <<<<❤❤>>>>

Hembusan angin AC membangunakan maira,perlahan ia membuka kelopak matanya dan mengumpulakan nyawanya,dilihatnya kesamping,tak ada orang,berarti revan memang belum pulang,kasihan suaminya itu harus lembur demi menafkahinya dan demi masa depan mereka kelak.

Maira membayangkan seperti apa kehidupannya yang akan datang ketika mereka sudah memiliki anak,bahagia bukan?? Tapi itu hanya hayalan semata,masalahnya baru saja selesai dengan revan,maira ingin menikmati kebahagian dengan revan saat ini,sungguh ia tak bisa bayangkan seperti apa nanti rumah tangganya,semoga selalu di berkahi Allah.

"Semoga selalu bahagia ya Allah,walau hanya dengan hal hal kecil,namun selalu membuatku bahagia." gumam maira.
Mengharapkan revan akan selalu seperti itu,selalu saja membuatnya bahagia walaupun hanya dengan hal kecil.

.
.
.
.
                            ❤❤❤

Kasihan ya Maira,Nabila juga.
Seperti apa ya kira kira reaksi Nabila ketika dirinya tahu bang Andre sudah memiliki calon istri???gak bayang deh😁

Vottmen jangan lupa...

Kritik dan saran yang membangun yak...

Jangan lupa baca Al-qur'an

Ig
Ulfazahwani03

Toughness Of Humaira | Sudah Terbit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang