49.

43.1K 2K 145
                                    

"mi,jadi gini. Kami minggu depan mau buat acara syukuran mi." ucap revan.

" Syukuran apa nak?." umi tampak bingung " apa maira udah hamil?." tanya umi antusias

Revan tersenyum " Belum umi,kami mau buat syukuran pernikahan yang ke enam bulan mi."

" Wah udah setengah tahun aja,cucunya mana van?." kekeh umi.

Revan hanya tersenyum saja.

" Yaudah umi setuju kok van,asalkan umi cepet dapet cucu."

" Hehe,umi bisa aja."

" Seriusan revan,kami semua udah nunggu cucu dari kalian."

" Tunggu rezeki dari Allah mi." sejujurnya rasa keinginan itu besar bahkan sangat besar,namun terselip dengan rasa bersalah yang besar.

Kemudian maira datang dengan wajah lesu.

"Kenapa sayang?."

"Nggak papa mi." ucap maira lalu duduk di samping revan.

" Kenapa ra?." tanya revan

" Bang andre itu." maira langsung menyandarkan kepalanya di bahu revan.

" Hem..umi masih di sini loh." sindir umi

" Hehe maaf umi." maira tak merubah posisinya.

" Udah berani kamu ya,yaudah umi kebelakang dulu ya." umi rani pun langsung bergegas ke dapur.

" kenapa sih yang?."

" Bang andre buat kesal." ucap maira asal

" Emangnya di apain sama bang andre?."

" Nggak papa." revan langsung membawa maira ke dalam pelukannya. " jangan ngambek-ngambek dong sayang." maira hanya diam tak menjawab.

****

Satu minggu berlalu,acara syukuran pun telah di mulai 1 jam yang lalu di rumah revan dan maira. Saat ini mereka semua tengah makan. Maira sudah menyiapkan beberapa amplop untuk menyantuni anak yatim.

" Bentar lagi kita punya cucu ran." ucap mama yuli

" Iya yul,lama kali kan prosesnya."

" Sabar atuh ran." kekeh mama yuli.

" kok lama banget ya,sampek udah setengah tahun belum ada tanda-tanda."

" Belum di kasih kepercayaan mungkin ran,atau jangan-jangan mereka belum...."
Mama yuli memberi kode.

" nggak mungkin lah yul."

" Iya juga sih,tapi...yaudahlah."

Umi rani dan mama yuli langsung mendekat ke tempat maira dan revan berdiri.
" Maira,anak yatimnya berapa yang kamu undang?." tanya umi rani

" Cuma 50 mi,itu pun anak panti asuhan." jawab maira.

Umi hanya ber oh ria saja.

" Mi,abi mana??." tanya maira

" Biasalah,tugas negara." kekeh umi.
Abi maira dan papanya revan saat ini tengah bekerja sama membangun dan mengembangkan butik kelas internasional di Jakarta,namun butik itu khusus menjual segala keperluan muslim dan muslimah.

" Kapan pulang mi?."

" Nggak tentu ra,umi nggak bisa pastiin."

" Yaudah lah,maira kangen abi."

" sabar ya sayang." maira pun mengangguk.

" Mas,bagiin sekarang aja yuk,entar kesorean mereka pualangnya." usul maira.

Toughness Of Humaira | Sudah Terbit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang