55.

38.2K 1.9K 72
                                    

Setelah sepakat untuk menyudahi honeymoonnya,revan dan maira pulang hari ini,dengan penerbangan yang paling pagi,di antar oleh asisten pak handoko.

" Terimakasih,sampaikan salam saya pada pak handoko." ucap revan lalu asisten itu mengangguk dan pergi.

Setelah itu revan dan maira langsung naik ke pesawat. Keberangkatan tinggal 5 menit lagi,untung saja mereka tak ketinggalan.

Bali telah banyak menyimpan kenangan bagi mereka berdua,tempat memadu kasih. Rasanya berat untuk meninggalkan kota yang telah mengahasilkan kenangan yang begitu manis dan indah untuk di kenang kembali. Kelak mereka akan menceritakan kenangan itu kepada anak mereka,bahwa Bali lah museum awal kebahagian mereka.

Pesawat sudah lepas landas 30 menit,pesawat sudah berada di dalam awan,ketinggian kira-kira 25000ft.

Maira menyenderkan kepalanya di bahu kanan revan.

"Ngantuk yang?." menatap wajah maira.

"Enggak kok mas,masih pagi juga. Ini tuh posisi nyaman."

"Wee bisa aja." mencium pucuk kepala maira.

" Kapan kita bisa kaya gini lagi coba?pasti membutuhkan waktu yang lama."

" In shaa Allah nanti kalo mas ada waktu kita liburan lagi."

Maira tersenyum. " makin sayang deh."

"Udah pinter,pasti yang ngajarin Muhammad revan aditya kan,nanti kalo ketemu peluk aja." kekeh revan.

" Sekarang aja udah ketemu." maira melingkarkan tangannya di pinggang revan.

" mas bakalan rindu suasana seperti ini,sayang."

" Sama." meletakkan kepalanya di dada revan. Mereka sama-sama menikmati suasana seperti ini.

"Maaf pak,ini makanan dan minuman." ucap seorang pramugari memberikan makanan dan minuman.

" Eh-iya." mereka sama-sama melepaskan posisi nyaman itu.

" Terimakasih mbak." ucap revan sembari menerima apa yang di berikan pramugari tersebut.

" Ganggu aja ." gerutu revan,maira hanya terkikik.

"Udah udah makan yuk mas,maira laper ni belum sarapan." memasang wajah memelas.

"Aduhh sayang maaf mas lupa." mengelus puncak kepala maira.

Maira tersenyum manis. " Suapin yak."

Dengan senang hati revan mengangguk dan mulai menyendokkan bubur tersebut. "aaa,makan yang banyak biar gak sakit." sembari menyuapkan kedalam mulut maira.

" Mas makan juga,sini maira suapin." maira juga menyuapi revan.

Selanjutnya terjadilah suap-suapan di dalam pesawat. Hingga akhirnya mereka selesai sarapan.

"Pengalaman baru mas."

" Hehe iya sarapan di peesawat pertama bareng kamu." merangkul pinggang maira.

" menjadi epilog di akhir cerita honeymoon kita." ucap maira menyandarkan kepalanya di bahu revan.

"Mas bener-bener beruntung mendapatkan wanita sebaik kamu,secantik kamu,mas gak tau lagi bagaimana cara untuk mengungkapkan keberuntungan mas, selain bersyukur kepada Allah. Mas bahagia banget bisa berdampingan dengan kamu,semakin kesini mas makin menyesali perbuatan mas dulu,mas benar-benar menyesal maira,maafin mas sayang." revan mengeratkan rangkulannya.

" Mas,udah berapa kali sih maira bilang,jangan pernah minta maaf lagi,maira udah maafin mas ikhlas lahir batin. Maira juga beruntung bisa berdampingan sama kamu mas,kamu itu bener-bener lelaki penyayang,maira beruntung bisa mendapatkan lelaki seperti mas."

Toughness Of Humaira | Sudah Terbit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang