17. Nasehat

49.5K 1.9K 9
                                    

Maira pun menceritakan semua kejadian yang di alami selama di rumah revan tak heran jika ia sampai meneteskan air mata selama menceritakan sedikit demi sedikit semua yang telah terjadi.
" Emang kamu sering bareng sama gilang?
Maira mengusap wajahnya. " Enggak bang,waktu itu awalnya karna dia kecelakaan bang." Jelas maira
" Maira takut bang,kalo maira jumpa mas revan."  Perasaan maira benar benar kacau.

" Kamu gak boleh takut ra,takut hanya kepada Allah." Andre sedikit menenangkan maira. " Maira gak mau ketemu sama mas revan." Ucap maira

" Kamu tu gak boleh gitu dek,abang tau kalo kamu itu gak pernah di kasarin kan,tapi kamu harus belajar ra,ini lah hidup,kita itu gak selalu bahagia,pasti kita akan mengalami masa masa kritis kaya kamu ini."  Andre menatap maira yang terus menerus menunduk seperti frustasi.
Maira mengangkat kepalanya. "Maira gak mau di sakiti bang."
Andre langsung memegang pundak maira
" Gak boleh gitu dek,dengerin abang ya,hidup itu keras dek,ya kaya gini,kalo kamu jalanin dengan ikhlas itu gak bakalan berasa,tapi kalo kamu jalaninnya berat,pasti rasanya ingin cepat menyudahi semua ini,tapi kembali lagi,kita punya Allah,kita gak boleh gampang putus asa,karna ini semua hanya ujian kehidupan yang di beri oleh Allah untuk menguji kesabaran makhluk-Nya,jadi coba kamu fikir deh ra,dengan cara kamu lari dari kenyataan bisa mengubah segalanya??? Enggak kan dek? Malah memperkeruh suasanakan?Coba deh kamu fikir baik baik lagi,kalo seandainya abi sama umi tau,pasti mereka akan menjauhkan kamu dari revan,dan ujung ujungnya apa??? Pasti perceraian ,dan kamu tau kan bahwa Allah sangat membenci perceraian?." Maira tak bergeming,andre melepas pengangannya dan hening sesaat.

Andre menatap kosong ke arah depan
" Coba deh,kamu maafin dia ra,kamu harus bisa mengubah revan menjadi imam yang baik."
Maira tak percaya dengan apa yang barusan apa yang di katakan oleh andre.

" apa maira gak salah denger bang? Maafkan dia? Abang gak ngerasai apa yang maira rasain bang." Emosi maira mulai tak terkontrol

" Sabar dek,sabar. Siapa bilang abang gak tau apa yang kamu rasakan? Abang tau ra,abang ngerasain,karna kita itu satu darah dan pastinya naluri seorang kakak itu benar,abang tau kok ketika maira sedang merasakan sesuatu hal,entah itu bahagia maupun sedih,abang tau ra,abang merasakan naluri itu,tapi saran abang,sebaiknya kamu memaafkan revan,kamu buka lembaran baru lagi,kamu harus memperkuat kesabaran kamu,karna abang yakin sebuah kesabaran akan menghasilkan buah yang manis.andre menatap yakin ke arah maira " Jadi,gak ada salahnya kan kalo kamu maafin  revan? Karna Allah berfirman dalam surah ali Imran ayat 159 yang artinya
" Maka disebabkan rahmat Allah- lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka,sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,Tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingnya. Karna itu maafkanlah mereka,mohonkanlah ampun bagi mereka,dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu,kemudian apabila kamu telah membulatkan tekat maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang orang yang bertawakal.

Perlahan mata hati maira terbuka, ya Allah maafkan hamba sudah melupakan semuanya. " jadi gimana dek?". Andre melihat maira sudah menemukan titik terang masalahnya. " Baiklah bang,maira akan memaafkan mas revan,dan maira akan mencoba memulai lembaran baru dengan stok sabar yang bertambah." Senyum maira merekah.
Andre begitu bahagia melihat adiknya tersenyum tanpa paksaan "Gitu dong adik abang." Andre pun ikut tersenyum.
" makasih bang atas nasehat yang udah abang kasih buat maira.

" Itu memang sudah kewajiban abang sebagai abang kamu ra."

" Maira seneng deh,punya abang kaya bang andre."  Maira kembali melihatkan senyuman indahnya.
Andre terlupa sesuatu " oh iya dek,kamu jangan cerita sama umi tentang ini,karna mungkin umi bakalan... Ya kamu tau sendiri yang kaya abang bilang tadi."

Maira mengerutkan dahinya " kenapa harus gitu bang??

" Kamu gak peka amat sih ra, kalo umi tau,pasti kamu gak bakalan di kasih kembali ke rumah revan." Jelas andre
Maira menganggukkan kepalanya " oke lah bang,maira setuju,makasih abang kesayangan maira,dan yang selalu ngertiin adiknya." Maira sepontan langsung memeluk abangnya dan beberapa pengunjung yang ada di cafe itu memperhatikan maira dan andre

Toughness Of Humaira | Sudah Terbit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang