46.

43.9K 1.8K 81
                                    

Malam menyapa kedua insan yang sedang makan. Rasanya damai itu memang indah sekali,tentram,aman,sejahtera. Mau di bawa kemana bahtera rumah tangga mereka jika hanya ada pertengkaran?? Damai sesekali kan indah.

" Ra,coba cerita. Sejak kapan kamu bisa masak?

" Emm...maira rasa sejak smp kelas 2 deh mas."

Revan tersenyum,lalu mengelus rambut maira yang tak tertutupi hijab,sesekali tak apa lah tak pakai hijab,dirumah juga gak ada orang. " pinter banget istri mas."

" hehe,biasa aja mas." pipi maira sudah memerah guys.

" Siapa yang suruh kamu belajar masak ra??

" Nggak ada di suruh mas,inisiatif maira sendiri,terus di dukung sama umi,katanya biar nggak kaku kalo udah nikah."

" Pantes,sekarang enak banget kok masakannya." revan tersenyum lebar.

" Yaudah maira beresin dulu ya mas,habis ini shalat Isya." kemudian maira langsung membereskan piring-piring bekas mereka makan,membawanya ke tempat cucian dan menyucinya.

****

Setelah shalat Isya,Maira dan Revan kini duduk di sofa,menonton televisi. Tapi sepertinya televisi yang menonton mereka,wkwkwk. Revan sibuk dengan handphonenya,maira juga sibuk dengan handphonenya. Sebenarnya tak ada tontonan yang menarik sih, jam segini sudah tak ada bola lagi,dan liga gojek 1 sudah habis dengan kemenangan persija,hadehh persibkuu coba di musim depan yak ! Kamu selalu dihati. Eakeak. Etss PSMS juga kok. ( kedip mata sebelah )

" Mas !

"Hem." Revan masih berkutat pada handphonenya.

"Klub kebanggaan mas apa??

" ha? Apa ra?." revan baru tersadar.

" Ishh mas." desis maira. " klub kebanggaan mas,atau klub favorite gitu." sambung maira

" Ooh,klub kebanggaan mas itu persija ra,macan kemayoran."

" Ooh,kalo gitu berarti kita rival dong." maira memanyunkan bibirnya.

" Ooh ya jelas dong !."

" Tapi rivalitas kita cuma 90 menit kan mas,selebihnya kita itu saudara,ya nggak?." maira tersenyum manis.

" Ya iya dong,sepakbola itu pemersatu,bukan untuk mempecah belah,rivalitas hanya 90 menit,sisahnya kita semua saudara."

" Iya betul betul betul." sahut  maira.

" apanya yang betul ???

" yang mas bilang tadi."

" bilang apa??

" issh yang tadi loh mas." desis maira

" hehe iya,jangan ngambekan ya." kekeh revan,sembari menarik maira kedalam pelukannya. " aku ingin seperti ini lebih lama,tak ingin ada perpisahan. Ya Allah jaga lah maira selalu untukku." batin revan.

****

Pagi menyapa,maira kembali pada rutinitasnya seperti biasa,dan juga revan.

" Selamat pagi istriku." sapa revan yang baru datang ke meja makan.

" pagi kembali suamiku." balas maira sembari mengoleskan selai ke roti.

" sepertinya nanti malam mas bakalan lembur deh ra." revan kemudian duduk

" banyak kerjaan ya mas??."

" iya ra,mas harus ke Bandung jam 10,terus nanti malam harus menyiapkan segala berkas berkas untuk meeting besar besok." jelas revan.

Toughness Of Humaira | Sudah Terbit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang