9. Ada apa dengan diriku??

60.9K 2.6K 20
                                    

" ah ini dia,semoga aja nabila gak marah karna maira lupa nelfon dia." ucap maira ketika menemukan handphonnya lalu secepat mungkin ia kembali  ,namun ketika sampai dekat sofa,betapa terkejutnya maira melihat revan tertidur di sana." alhamdulillah mas revan tidur,untung saja ia tidak melihat ku tanpa hijab begini." gumamnya. Kemudian hatinya tergerak ketika melihat revan tidur tanpa selimut dan menggenakan celana ponggol,pasti dingin,lalu maira berinisiatif  mengambil selimut untuk revan,tapi selimut siapa? Mau masuk ke kamar mas revan takut,dan akhirnya maira mengambil selimut di kamarnya kemudian menyelimutkannya ke tubuh revan,serta ia bergumam " semoga saja kamu cepat kembali seperti dulu mas,aku yakin pasti Allah akan membukakan mata hati kamu,dan aku yakin kamu pasti bisa menjadi imam yang baik."  kemudian maira pun kembali ke kamarnya.

Ternyata revan tidak tidur,setelah melihat maira berjalan mendekat dan akan menuju kamarnya,revan yakin pasti maira melihatnya,dengan secepat kilat revan pura pura tidur,ia juga mendengar perkataan maira terhadap dirinya,ia merasa benar benar di perhatikan oleh maira. " kenapa aku baru menyadarinya?? Bodoh,aku memang bodoh." gumam revan frustasi,tapi kemudian " kenapa aku malah berfikir seperti ini? Mungkin ini hanya bagian dari sandiwara dia,sama seperti Nissa dulu,baik di awal,busuk di akhir."  lalu revan bangkit dan langsung pergi munuju kamarnya,tapi anehnya revan membawa selimut maira.

****

Pagi menyapa,hari ini adalah hari senin,dimana revan kembali bekerja seperti biasanya,maira pun mulai si sibukkan tugasnya sebagai istri.

" Mas ini tasnya,hati hati ya."  ucap maira sembari mencium punggung tangan revan yang sudah di ambang pintu

" Iya." ucap revan singkat, langsung menaiki mobilnya dan melesat pergi ke kantor.

Baru saja maira akan masuk kedalam,ia di kejutkan dengan jeritan seseorang.

" Humairaaaaa,tunggu."  jerit nabila

" Astagfirullah,berapa kali sih maira harus bilang,jangan i jerit jerit,karna maira udah denger bil."  celoteh maira

" Maaf ra,bila lupa." ucap nabila merasa bersalah.

" yaudah masuk yuk." ajak maira sembari menggandeng tangan nabila

" Ra,cerita dong tentang suami kamu."  ucap nabila penasaran.

" Is kamu,ada aja deh bil."  ucap maira

" ceritain loh ra,kamu ini aku kan sahabat kamu."  bujuk nabila

" untuk apa sih bil,gak penting juga."

" pliss deh ra,ceritain." paksa nabila

" Ngaak penting juga bil." ucap maira yang ingin menutupi lukanya.

" Kamu anggap aku apa sih ra? Sampai kamu gak mau cerita,kamu kenapa? Belakangan ini,kamu itu beda,makannya aku paksa kamu cerita,kita itu sahabatan bukan satu dua tahun ra,dari SD kita udah sahabatan,kalo kaya gini aku gak ngerasa kalo kamu anggap aku sahabat ra,kecewa aku ra,kecewa,emang salah ya kalo seorang sahabat itu mau tau? Kalo menurut kamu salah,oke,aku cuma mau membebaskan kamu dari rasa sesak itu,bukan cuma kepo,aku tau di saat kamu bener bener sedang menyimpan sesuatu yang pahit,aku tau ra,tapi kenapa kamu kaya gini ra? kenapa? Aku kecewa sama kamu."  ucap nabila yang kesal ,padahal ia hanya ingin tau apa yang terjadi pada sahabatnya itu dan membantunya keluar dari masalah itu.

" Maafin maira bil, nabila itu sahabat terbaik yang maira punya,maaf kalo udah buat nabila kecewa,tapi maira punya alasan kenapa maira menyembunyikan ini semua,oke maira akan jujur  yang sebenarnya,iya kita kan udah sama sama tau kalo suami maira itu adalah orang yang bertemu dengan kita di lift mall dan melakukan hal yang menegangkan,dan pada saat setelah kami menikah,mas revan itu bersikap keras dan acu tak acu,ia malah pergi ke club dan bertemu dengan wanita yang sama saat di lift itu dan sampaisekarang mereka masih menjalin hubungan  ,dan kami pun berpisah kamar,mas revan sampai sekarang sama sekali masih bersikap dingin dan tidak perduli dengan maira bil,sampai sekarang dia entah menganggap maira istrinya atau bukan,tapi satu hal yang maira jaga,maira tetap melayaninya seperti layaknya seorang istri,karna maira yakin seiring dengan berjalannya waktu mas revan akan berubah,mungkin ini adalah ujian dari allah untuk menguji iman maira,dan maira percaya itu." ucap maira jujur dan sejujurnya, dengan begitu hatinya sudah melepas beban berat yang ada,air matanya sudah tidak dapat di bendung lagi.

Toughness Of Humaira | Sudah Terbit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang