4. Akad

66.6K 2.9K 34
                                    

Pagi itu rumah maira sudah mulai ramai di datangi oleh para tetangga dan saudara saudara maira,sedangkan maira sedang di rias oleh perias pengantin yang sengaja di bayar oleh uminya,dan tak lupa di sampingnya selalu ada nabila yang selalu setia berada di samping  maira

" Ra." pangggil nabila,dan maira pun menoleh.

"Nanti kalo udah nikah jangan lupain nabila ya,kalo ada apa apa curhat aja sama bila,bila siap kok jadi pendengar dan penasehat yang baik buat maira,bila akan tetap jadi sahabat maira selamanya,jangan pernah tinggalin shalat ya ra,maira harus ingat  keluarga dan sahabat maira ketika bahagia dan sedih,karna kami semua akan selalu ada buat maira,nabila sayang maira." sembari memeluk maira dan tak terasa bulir bulir air matanya telah turun dipipi .

" iya bil,maira akan ingat semua kata kata nabila hari ini,nabila memang sahabat terbaik maira,maira juga sayang sama bila."  membalas pelukan nabila dan juga menangis,karna bagaimanapun mereka akan jarang sekali bertemu seperti dulu karna maira sudah menikah,dan di tengah tengah kesedihan mereka tiba tiba pintu kamar terbuka dan ternyata itu adalah uminya maira.

" Seh ada yang sedih sedihan ni yee." goda umi maira.

" ah umi mengganggu aja". Kata maira sambil melepas pelukannya pada nabila

" haha sini,umi mau biacara."   memanggil maira agar duduk di sebelahnya.  " anak umi udah dewasa sekarang,sebentar lagi udah jadi istri orang,kamu jangan manja manja lagi yah,kamu harus kuat ya nak apa pun masalah yang kamu hadapi,kamu harus sabar dan tabah,karna membina rumah tangga itu gak semudah yang kita bayangkan,tapi kamu harus kuat jalanin itu semua,umi percaya kamu pasti bisa menjadi istri yang baik,dan juga menjadi ibu yang baik,tapi satu pesan umi,jangan pernah menyerah apa pun cobaannya,karna di balik cobaan yang Allah berikan,pasti Allah juga sudah menyiapkan kebahagiaan yang tiada taranya."  nasehat umi agar maira menjadi istri yang baik dan shaleha.

" iya umi,maira akan ingat semua nasehat umi,makasih ya umi udah jadi umi terbaik yang selama ini maira kenal." kata maira sembari memeluk uminya dengan bulir air mata yang jatuh.

" iya sayang,umi juga terima kasih sama kamu,sudah menjadi anak yang penurut,yasudah umi turun dulu ya, revan dan keluarganya sudah datang,nanti ummi jemput kamu turun ya sayang." ucap umi melepas pelukan dan keluar kamar.

"Bismillah saja ra,jangan takut".ucap nabial menggenggam tangan maira yang dingin.

" iya bismillah." kata maira dengan perasaan gak karuan,jantungnya terus berdetak lebih kencang dan akhirnya terdengar suara...

" Saya terima nikah dan kawinnya Humaira Azzahra dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.

"bagaimana para saksi?"

"sah."

Sah !

" Ya Allah ra,kamu sudah menjadi istri orang." kata nabila tersenyum sembari memeluk sahabtnya itu.

" iya bil,semoga kamu cepet nyusul ya."   kata maira membalas pelukan nabila namun tiba tiba umi masuk dan..

" Maira,ayo turun suamimu sudah menunggu di bawah."  intruksi umi

" iya umi,ayo." kata maira melepas pelukannya lalu beranjak bangkit dan turun bersama umi dan nabila dikanan kirinya,kali ini maira benar benar lebih cantik dengan balutan baju pengantinnya dan make up yang  tidak terlalu menor.Tapi ketika di tangga ketiga,maira melihat ada gilang anak baru di SMA nya dulu yang geger banget di bicarakan dan saat dirinya sudah berada di anak tangga terakhir revan menoleh ke arahya...

Deg

Deg

Deg

Kakinya lemas bagai tak ada energi fikirannya melayang ke jadian di mall beberapa minggu lalu saat revan berciuman dengan seorang perempuan di lift ,bagai kekurangan oksigen nafasnya tak karuan,namun semuanya sudah terlanjur,revan sudah menjadi suaminya mau tidak mau maira harus duduk di sebelahnya karna ia tidak mau mengecewakan umi dan abinya akhirnya maira pun duduk di sebelah revan,mencium tangan suaminya tersebut dan menandatanganin surat nikah mereka berdua sampai akhirnya mereka pergi kehotel,tempat dimana resepsi mereka di laksanakan.

" van ini istri kamu? Cantik banget,kenapa sih kamu dulu yang kenal dia,bukannya aku aja biar aku yang nikah sama dia."  kata salah seorang dari beberapa orang teman revan yang sama sekali tidak di kenal oleh maira

" Eh kamu ni apaan sih,mereka udah nikah kali."  tegur temannya yang berkacamata revan hanya tersenyum ,dan aku juga ikut tersenyum

" sudah deh van,ga usah di dengerin ucapan rian,dia mah udah biasa si jones, semoga menjadi keluarga yang SAMAWA ya,"  kata pria berkacamata itu lagi sembari menya lami revan,sedangkan maira hanya menangkupkan tangan di dada.

" Ha,iya bro gapapa." akhirnya revan buka suara.

Saat resepsi sedang berlangsung,disudut ruang resepsi itu ada seorang perempuan yang marah marah gak jelas dan sedang merencanakan sesuatu,entah lah apa yang akan di lakukannya.perempuan tersebut berpakaian minim bagai kurang bahan,rambutnya di biarkan tergerai dengan warna merah marun, sepatunya ber hak 5cm. "Liat aja aku gak bakal biarin ini terjadi,revan gak boleh jatu ke siapa pun kecuali gue" katanya sembari tertawa.

Acara pun selesai maira dan revan pulang ke rumah revan yang sudah di sediakannya,revan memang sudah membeli rumah satu bulan yang lalu di sebuah komplek yang tidak jauh dari kantornya.mereka tidak tinggal berdua,melainkan berempat dengan pembantu rumah tangga dan tukang kebun sekaligus supir di rumahnya.

Revan sudah masuk di kamar utama yang sudah rapih diberesi oleh pembantunya dan diikuti oleh maira yang membawa koper berisi baju bajunya.lalu maira pun meletakkan kopernya di samping lemari.

" Mas maira mau mandi dulu,gimana ini?mas mau keluar dulu atau maira mandi di kamr mandi bawah?".  Tanya maira polos.

" terserah lo."    bagai tersambar petir,maira yang tak pernah mendapatkan perkataan kasar dari keluarganya

" yasudah maira mandi di baw...."  belum sempat maira menyambung ucapannya,pintu kamar di tutup keras oleh revan yang keluar,lalu di kejar maira.

" mas, mas,mau kemana kok pergi,kan baru aja pulang,lagian ini udah malam,mas mau kemana? ".  Cegah maira

" lo gak usah ngatur ngatur gue,suka suka gue dong gue mau kemana."  kata revan berjalan menuju mobil,tak menghiraukan maira...

                           ❤❤❤

Wah wah gimana nih,kok mairanya di tinggal,seharusnya kan ini malam pertama yang indah bukan? Bagi sepasang pengantin baru,tapi mengapa dengan revan,apa yang terjadi,kan kasian mairanya udah gak pernah dapat omongan kasar dari keluargnya.

Oke gimana? Mau lanjut gak????? Kalo mau vote cama commen dulu dehh biar semangat nulisnya. Oke......
Maaf banyak typo




Toughness Of Humaira | Sudah Terbit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang