"Keep piece of my heart. Make it all your own.
So, when we are apart, you never be alone."▪SHAWN MENDES - NEVER BE ALONE ▪
Masih pukul delapan malam.
Setelah selesai dengan urusan pentingnya, mendadak di tengah dinginnya angin malam dia rindu dengan perempuannya.
Motor yang ditunggangi itu perlahan-lahan turun dari kecepatan yang cukup tinggi tadi, sebab si pengendara berpikir untuk arah yang ingin dituju. Haruskah dia mengunjungi Bunga? Mengajak kekasihnya itu untuk pergi keluar.
Yuan sedang tidak baik. Dia begitu lelah. Bukan masalah penyakitnya, tetapi dia hanya lelah. Saat-saat seperti ini terkadang membuatnya ingin mati saja. Karena bisa dibilang ia tidak memiliki tujuan dan alasan. Namun, memiliki Bunga membuatnya berpikir seribu kali untuk mengakhiri hidup. Kehadiran Bunga yang diyakini akan mengobatinya. Baik tubuhnya karena penyakitnya, atau batinnya yang merasa lelah untuk melanjutkan hidup.
Tampaknya menemui perempuan itu tidaklah masalah. Yuan menepi sesaat, kemudian membuka kaca kecil yang ada di pelindung kepalanya. Tangannya merogoh kantong mencari benda kotak kecil yang mampu membuatnya terhubung ke perempuannya.
"Tut.."
"Halo?"
"Bunga, lagi ngapain?"
Bunga terdiam. Mungkin perempuan itu bingung karena tidak biasanya Yuan bertanya hal itu.
"Aku kangen. Bisa kita keluar malam ini? Berdua aja."
Bunga sedang mengecek lagi layar handphonenya untuk memastikan apakah benar Yuan yang menelepon. Namun rasanya tidak salah, karena suara serak yang khas itu benar-benar milik seorang Yuan. Lalu, kenapa terasa janggal? Setelah apa yang terjadi hari ini.
Beberapa hari belakangan, dia memang merasa Yuan nampak berbeda. Nampak lemah, terlihat seperti sedang menahan sesuatu dan menyimpan sesuatu rapat dengan ketegaran yang membara. Berusaha terlihat baik-baik saja nyatanya ada jeritan-jeritan lirih setiap sorotan mata dan senyum hangatnya.
"Ke mana?"
"Belum kepikirkan. Tapi ke mana pun itu, aku janji akan jaga kamu."
**
Pasar malam.
Entah, apakah ini merupakan tempat yang pas untuk kencan pertama mereka. Yuan seseorang yang kaku. Tidak paham mengenai bagaimana menciptakan suasana romantis, apalagi mencari untuk tempat romantis.
Makan malam di restoran dengan lilin-lilin? Terlalu tua sekaligus rasanya Yuan tidak pantas melakukan itu.
Angin malam terasa cukup kencang, tepat sekali karena bulan dalam fase bentuk yang sempurna. Langit lebih terang daripada saat bulan berbentuk sabit, merupakan waktu yang pas untuk kencan pertama mereka.
Yuan melepas jaket, menggantungnya pada kedua bahu kecil Bunga. Sebenarnya dia pun merasa dingin, dia paling tidak kuat dengan angin malam. Payah memang, namun itu kekurangannya sejak dia kecil. Dia dapat terserang demam hanya karena bermain di luar rumah sepanjang malam tanpa jaket.
Tetapi sekarang dia tengah bersama Bunga, seseorang yang jauh lebih penting daripada dirinya sendiri. Tanpa alasan, sebuah senyum terulas di wajah kuyuhnya. Begitulah, ketika di samping perempuan itu, tidak ada alasan baginya untuk tidak tersenyum.
Suasana yang ramai tidak berhasil mengusik mereka. Berdiri bergandengan tangan di tengah lalu lalang manusia. Seakan mempunyai tubuh yang transparan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUILTINESS ✔
Teen Fiction[END] Memangnya apa salah seorang anak yang lahir dari hubungan di luar pernikahan? jawabannya, tidak ada. Lebih tepatnya, tidak ada yang salah dengan anak itu. Tuhan memberinya nyawa untuk menjadi satu bagian yang berarti di dalam hidup kedua orang...